Jumat, 29 Maret 2019

Manusia Hidup dalam Anugerah Allah karena Kristus




HASIL PEMBENARAN
ROMA 5 :1-11

Bagi Paulus,Pembenaran dan Penyucian adalah dua hal yang berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Karena yang satu merupakan Pintu yang sempit dan yang satu adalah Jalan panjang menuju Yerusalem Baru/Surga. Maka diatas dasar yang kokoh,Rasul Paulus berbicara bahwa orang  Percaya telah diterima oleh Allah,maka buah-buah pembenaran yang penuh kebahagiaan itu diuraikan dalam ayat 1 – 5. Kemudian dalam gaya syair Paulus mengatakan tentang Jaminan akan kebahagiaan itu pada ayat 6 – 11. Inilah dua pokok yang akan kita renungkan dari ayat 1 – 11.

Bagian Pertama :Ayat 1 -5;Kebaikan-kebaikan dari Pembenaran.
1.   Ayat 1 : “kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus” (ay.1). Jadi orang yang dibenarkan Allah akan hidup dengan Damai dan Sejahtera…> karena itu menjadi sebuah ajakan bahwa “orang sebaiknya hidup atau kita seharusnya hidup sebagai orang-orang yang percaya yang benar-benar menikmati Damai sejahtera Allah.
2.   Ayat 2: ” Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman”… Artinya orang percaya masuk ke dalam Anugerah Allah bukan berdasarnya Jasa/perbuatan manusia. Karen Jalan masuk itu menuju ke sebuah Ruang dimana Raja itu berthakta. Dan orang hanya bisa masuk dan dekat dengan Raja itu hanya melalui orang dekat dalam Jabatannya,dan Yesus lah yang akan membawa kita masuk ke dalam Ruang Raja yang bertahka itu. Disini Paulus memakai kata Kharis yang mengatakan,bahwa Allah berkenan akan orang percaya. Artinya bahwa orang yang telah dibenarkan dimasukan kedalam keadaan “kharis” (diperkenankan) yang  membawa keamanan dan ketenangan.

3.   Ayat 2,3: Ketiga dari Hail yang pernuh berkat itu,adalah dengan kata “Bermegah” adalah Sukacita,bersukaria dalam pengharapan akan menerima Kemuliaan Allah. Jadi Kegembiraan dalam kemuliaan Allah,oleh karena suatu hari merupakan penggenapan dari segala sesuatu bagi oarng yang dibenarkan. Berbangga di dalam Pencobaan,karena kesukaran melahirkan banyak sifat yang baik pada orang percaya. “bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan;ini mata rantai yang tak terputuskan”.  Karena itu orang percaya dipenuhi dengan kasih Allah;yang juga menandakan kehadiran Penghibur. Jadi Roh Kudus ada dalam diri orang percaya karena Pembenaran itu. Ini bukan sebuah khayalan dari pengharapan yang Tinggi,sebab jiwa orang percaya akan dipenuhi dengan Roh Kudus.2 Kor 7:14 “Aku memegahkan kamu kepadanya, dan kamu tidak mengecewakan aku. Kami senantiasa mengatakan apa yang benar kepada kamu, demikian juga kemegahan kami di hadapan Titus sudah ternyata benar.”. Jadi kepenuhan Kasih adalah menandai Kehadiran Roh Kudus dalam Jiwa orang Percaya yang telah (bukan yang belum) DIBENARKAN.

Bagian kedua Ayat 6-11;Kepastian Orang Percaya
Orang percaya yang telah diterima oleh Allah menikmati hubungan mereka yang baru dengan Allah dan berada didalam Anugerah-Nya dengan kepastian yang sempurna. Dan hal ini dijamin di dalam Kematian Kristus dan Kebangkitan-Nya.
Jadi Kematian di kayu salib bagi kita pada waktu kita masih lemah,waktu kita tidak mampu menyelamatkan diri melalui jalan Hukum Taurat. Jadi pada waktu itu kita benar-benar Durhaka,artinya tidak menyembah Allah. Karena itu Kematian Kristus pada waktu tertentu yang ditentukan Allah adalah Kairos;Saat yang tepat. Karena itu Kristus Mati pada kegenapan Zaman bagi orang percaya,walaupun pada manusia sendiri tidak ada sesuatu yang dibanggakan karena Dosa yang mendatangkan kutuk Allah.
Ayat 7 “Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar  —  tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati.” Disini Rasul Paulus membedakan orang benar dan orang baik. Tetapi kasih Allah kepada kita yang dibuktikan dengan kayu Salib,karena manusia tidak dapat dikatakan baik,juga tidak dapat dikatakan benar karena Dosa. Karena itu Kematian Kristus di Kayu Salib telah menempatkan kita dalam hubungan yang benar-benar BARU dengan Allah. Karena itu KASIH Allah mengherankan kita kita Allah mau menerima kita,adalah kejadian terbesar dalam Penyelamatan itu.
Jadi Pekerjaan Allah di Kayu Salib melalui Kristus,menjadikan orang percaya dapat diterima oleh Allah dan tetap dalam keadaan DAPAT diterima karena Yesus Hidup,maka pekerjaan Allah di Kayu Salib adalah sumber kebahagiaan yang besar. Karena itu Pekerjaan Allah di dalam Kristus pada Kayu Salin itulah yang disebut JALAN PENDAMAIAN. Kata Yunani “katallage” adalah perubahan atau pertukaran;artinya ketika manusia menjadi musuh Allah karena Dosa dirubah/ditukar menjadi Persahabatan atau Pendamaian. Dan Perubahan itu bukan dari manusia tetapi dari dan atas kehendak Allah;karena memang Manusia harus di Rubah. Karena itu Kasih Allah Tetap,Allah tidak dapat dirubah kecuali Manusia. Maka di dalam Yesus Kristus Hubungan manusia dengan Allah diubah melalui Jalan Penyaliban-Nya itulah Jalan Pembenaran.

Kamis, 28 Maret 2019

Raker I FGM GKI Port Numbay,29 Maret 2019


FORUM GENERASI MUDA GKI PORT NUMBAY
KOTA JAYAPURA
Pembukaan oleh Walikota Jayapura
 
“MENJADI GENERASI MUDA YANG BERINTEGRITAS,
PEDULI SESAMA DAN CINTA LINGKUNGAN”
Bacaan : Roma 12 :1-8

Renungan ini mungkin sedikit Ilmiah karena  pendengarnya adalah FGM,dan diakhir Renungan ini saya tidak memberikan jawaban atau pesan Firman Tuhan,karena Solusi atau jawaban-jawaban Theologis itu akan lahir dari Raker I ini.
Jadi…….Ketika Tuhan Yesus mengutus murid-murid-Nya, Dia mengatakan bahwa mereka diutus seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Ini adalah suatu kalimat yang sangat mengagetkan dan gambaran bagi murid2 Tuhan bahwa pengutusan itu memiliki ancaman. Dan bagi saya ini Pengutusan revolusioner yang membutuhkan strategi untuk mempertahankan diri,sebab Domba tidak usah diutus pun, serigala pasti akan mencarinya karena domba memang makanan serigala.


Sambutan oleh Ketua KNPI
Domba juga adalah salah satu hewan paling lemah, tidak punya kekuatan apalagi untuk melawan serigala. Hampir semua binatang/hewan juga Tumbuhan punya senjata mempertahankan diri, misalnya gurita dengan semburan tinta hitam,atau rotan dengan durinya atau mawar yang berduri. Tapi domba tidak punya senjata apa-apa, dia hanya bisa lari- kalau dikejar, dan jika dikejar serigala, pasti domba mati. Inilah gambaran Tuhan bagi panggilan kita di dalam Lukas 10: 3  “Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala”. Maka tugasnya adalah dapat mengalahkan dan melemahkan serigala dengan strategi yang handal,karena mereka Tuhan pasti akan menolong. Maka untuk mempengaruhi  serigala nasihat untuk menjadi  Pola Hidup kita Seperti Rasul Paulus katakana di dalam Roma 12:2 “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” FGM telah memilih Peduli Sesama dan Cinta Lingkungan sebagai Kehendak Allah.  Amin sdr2 ?
Jadi…dalam Roma 12:2, dijelaskan bahwa meskipun Tuhan mengutus kita ke tengah-tengah dunia ini, tapi kita tidak boleh menjadi serupa dengan dunia. Kita tidak ditarik dari dunia ini untuk hidup bagi diri sendiri. Kita tetap disuruh pergi bersaksi ke tengah dunia tapi jangan sampai menjadi serupa dengan dunia. Ini menjadi penjelasan lanjut dari Roma 12:1, tentang penyerahan diri menjadi korban hidup itu. Jadi mempersembahkan diri sebagai korban hidup memiliki aspek menjaga diri agar tidak menjadi serupa dengan dunia tetapi berubah oleh pembaharuan akal budi kita.  Ada banyak aspek dari pengertian “jangan menjadi serupa dengan dunia ini.” Hal inilah yang juga dapat gumuli bersama-sama dalam Raker I ini.  Jangan menjadi serupa dengan dunia ini” bukan cuma berarti  jangan mabuk, jangan berjudi,Narkoba, jangan merusak lingkungan,dan Hal-hal lain yang termasuk tantangan bagi FGM. Di Bumi ini yang mempunyai dunia hanya 3 kelompok : Dunia Manusia,Dunia Flora dan Dunia Fauna. Dan Manusialah yang diberikan Hak istimerwa dari TUHAN bagi dunianya dengan “Akal Budi” yang mengarahkan manusia pada “Integritas”. Maka yang dimaksud dengan integritas? Secara umum, adalah kualitas kejujuran dan prinsip moral di dalam diri seseorang yang dilakukan secara konsisten dalam kehidupannya secara menyeluruh. Seseorang dianggap berintegritas ketika ia memiliki kepribadian dan karakter ; Jujur ,Dapat dipercaya,Memiliki komitmen,Bertanggung jawab,Setia  dan Memiliki prinsip dan nilai-nilai hidup,dan seterusnya.
Keteguhan sikap dalam mempertahankan IMAN dan Panggilan FGM menjadi landasan hidup yang melekat pada diri tiap-tiap orang sebagai nilai-nilai moral dan Etis-Theologis. Dengan begitu maka kita juga tidak dapat menutup mata dari masalah politik,karena politik itu terbangun di dalam Dunia Manusia,dan bukan pada dunia Flora dan Fauna>karena apa yang terbangun dalam dunia manusia secara kelompok dan pribadi telah menjadi ancama bagi dunia Flora dan fauna itu sendiri. Karena itu Politik juga menjadi senjata dalam dunia manusia untuk merusak dan menghacurkan Dunia Binatang dan Dunia Tumbuh-tumbuhan dan isinya untuk memuaskan hawa nafsunya. Maka untuk “MENJADI GENERASI MUDA YANG BERINTEGRITAS,PEDULI SESAMA DAN CINTA LINGKUNGAN”,tidak menjauhkan FGM dari persoalan politik di Negara ini. Karena jika orang berkata Gereja;(para hamba Tuhan) tidak boleh berpolitik-bagi saya itu relatife>>sebab misalnya dalam menghadapi Pilpres April 2019;seorang Hamba Tuhan tidak bisa menyuruh Tuhan dalam doanya untuk ikut menentukan pemimpin yang berintegritas dengan kata-kata;”Tuhanlah yang menentukan yang terbaik bagi kami”. Padahal Tuhan hanya akan memberkati apa yang telah menusia pilih dan tentukan untuk kebaikan bersama dalam Negara,maka FGM-lah yang akan menjadi Corong Suara Kenabian Gereja itu,dan itu juga bentuk Peran Politik Gereja bagi dunia ini. Maka dalam konteks memahami politik FGM juga dapat merumuskan pikiran-pikiran cemerlang sebagai bentuk Peran Politik Gereja-dan jangan Gereja Diam.,karena apa ?.”KITA;GEREJA;FGM telah diutus sebagai anak domba ke tengah-tengah serigala”,maka dengan pengertian ini membawa kita pada pemahaman dalam Filsafat politik Bapa Gereja Augustinus menyatakan ada dua macam negara yaitu negara Allah dan negara duniawi. Negara yang paling baik dan oleh sebab itu harus diupayakan perwujudannya adalah negara Allah), dan negara duniawi adalah negara yang buruk (buankah GKI Memiliki Visi Teologi Kerajaan Allah?. Kendatipun cara hidup kedua negara itu amat berbeda, bahkan saling bertentangan satu sama lainnya, namun didalam praktek kedua-duanya sangat sulit dipisahkan. Karena Augustinus menyatakan bahwa negara Allah mengembara di dunia ini bercampur dan berbaur dengan negara duniawi dan kedua umat nya sulit dipisahkan”>> inilah gambaran Dunia yang bagi Paulus kita tidak serupa dengan dunia itu>> kedalam realita dunia seperti itulah FGM diutus untuk memaknai maksud didalam Tema Raker supaya Dengan Integritas Kekristenan,kita Peduli Sesama dan mencintai Lingkungan , inilah sebuah tantanga bagi kita semua untuk menggumulinya dalam Raker I ini;merumuskan pikiran2 sebagai regulasi dan menopang Perda kota dan atau rekomendasi2 atas nama Generasi Muda GKI sebagai sikap Peduli terhadap sesama dan lingkungan. Tuhan memberkati saudara-saudara dalam Raker I ini. 

Jumat, 22 Maret 2019

Aku mampu bertahan menghadapi segala Bencana, kecuali satu; Kehilangan Cinta


MINGGU OCULI
Sebuah Refleksi Terhadap Bencana Banjir Bandang
Sentani,16 Maret 2019 yang Kelam.

Ketika malam 16 Maret 2019, tidak semua tahu kalau akan terjadi Banjir Bandang di Doyo dan Sentani dan Longsor di Polimak. Memasuki hari keempat (20/3/2019) pasca bencana, tim gabungan TNI / Polri, Basarnas dan Tim Sosial telah menemukan 100 jenazah. Total korban yang terdampak bencana banjir bandang pada Sabtu malam (16/3/2019) mencapai 11.725 KK. Kerugian material yang bisa didata adalah 211 rumah terendam, 351 rumah rusak berat, 4 jembatan rusak berat, 8 drainase rusak berat, 4 jalan rusak berat, 2 gereja rusak berat, 1 masjid rusak berat, 8 sekolah rusak berat, dan 104 ruko rusak berat. 




Ketika kita hendak membaca data yang ada diatas dan membayangkan keadaan sesungguhnya yang menimpa 11.725 KK,tentu kita akan kekuarangan kata dan bahasa untuk melukiskan pergumulan “malam” melawan badai. Ketika Harta dan nyawa  hilang,dari 11.725 kk ada yang kehilangan anggota keluarga;anak-anak menjadi yatim-piatu karena kehilangan ayah dan ibunya,kehilangan saudara,bahkan masih ada korban yang belum ditemukan. Mereka kehilangan hari-hari bahagia mereka seketika itu. Semua harapan dan cita-cita tinggal kenangan,derai air mata meratapi keadaan itu. Semua orang merasa iba,prihatin dan cinta kasih mengalir terus kepada para korban. Tetapi sesungguhnya luka itu tidak akan sembuh. Semua kenangan pahit telah mematahkan semangat dalam renungan yang kelam. Oscar Wilde, Penulis dari Irlandia yang hidup ditahun 1854-1900 mengatakan :“Aku mampu bertahan menghadapi segala bencana, kecuali satu; kehilangan cinta. Cinta itu hilang,tetapi kita tidak kehilangan Pengharapan. Pengharapan itulah yang membawa kita kepada Oculi Sunday,yang membutuhkan Iman untuk memasukannya dalam hati dan jiwa.

        Apa artinya Oculi ? Oculi artinya “mataku tetap terarah kepada Tuhan” yang dikutip dari Kitab Mazmur 25:15 yang dalam Alkitab BIS(Bahasa Indonesia Sehari-hari) adalah "Mataku tetap terarah kepada TUHAN, sebab Ia menyelamatkan aku dari bahaya" . Siapakah yang dimaksud dengan kata “Mataku” yang dalam Ibrani diguakan kata `ayin. Tentu yang dimaksud adalah Daud (Mzm 25.1 ; Dari Daud. KepadaMU ya TUHAN,kuangkat jiwaku;). Jadi Mazmur 25 adalah Mazmur tentang DOA Pribadi,yang diungkapkan karena suatu perenungan pribadi yang sangat erat dalam doanya. Bagi Daud keakraban Tuhan dengan orang berdosa (dirinya) disampaikan dalam doa dan secara berturut-turut disampaikan tentang janji-janji Pengampunan, bimbingan, keamanan, persahabatn dan penebusan,yang lahir dari sikap Pengakuan,rasa hormat dan rasa percaya Daud kepada Tuhan. Oleh sebab itu Daud mengatakan “Mataku tetap terarah kepada TUHAN (Yahwe).          Maka dalam keadaan seperti inilah sebagai orang Percaya kita akan mengatakan :“Mataku tetap terarah kepada TUHAN”. Maka Banjir Bandang tidak akan pernah menyurutkan IMAN Percaya kita,baik kita yang menolong maupun mereka yang selamat dalam bencana itu dan harus di tolong. Sebab  ketika manusia memikirkan Kesejahteraan dan mengejar “dunia”, maka Bencana Menjadi Nasihat bagi kita semua. Begitulah kata Socrates Filsuf Yunani mengatakan :Kesejahteraaan memberikan peringatan, sedangkan bencana memberi nasihat. TUHAN sayang kita semua. Selamat memasuki Minggu Sengsara Yesus IV. Dengan tetap Menatap kepada Tuhan yang telah menolong dan menyelamatkan kita semua. >>Shalom !?Dea



Kamis, 21 Maret 2019

MANUSIA DIBENARKAN KARENA IMAN


MINGGU OCULI : “Mataku tetap terarah kepada Tuhan” (Mzm.25:15)
Minggu,24 Maret 2019
“MANUSIA DIBENARKAN KARENA IMAN”
ROMA 3:21-31

Jemaat Tuhan….
Walaupun bukan Rasul Paulus yang mendirikan Jemat di Roma,tetapi ia merasa berkemptingan untuk menjelaskan ajarannya,karena ia selalu mendapat serangan dari orang-orang Yahudi. Dan ia selalu menjelaskan bahwa ia membangun(ajarannya)diatas dasar yang telah diletakan oleh Kristus dan bukan dasar yang lain. Karena itu Tema umum dalam Surat Roma ini adalah tentang Pembenaran Allah. Intinya dalam hal Pembenaran adalah :
1.      Orang Yahudi dan Non-Yahudi sama-sama”tidak benar dihadapan Allah”.
2.      Karena itu Allah berinisiatif untuk memperbaiki keadaan itu dengan Jalan Pendamain melalui Kristus (Roma 3:21-36)
3.      Maka Kebenaran harus diterapkan dalam Kehidupan melalui persekutuan dengan Kristus,sebab Taurat tidak menolong proses Pengudusan-karena hanya menimbulkan pertentangan dalam batin (Rm 7:7-25).


Sekarang kita lihat Perikop bacaan kita saat ini :
Kalau kita perhatikan yang dikatakan Rasul Paulus dalam Roma 1 :16-17 “Injil itu Kekuatan Allah”,maka sebenarnya Pasal 3:21-31 ini Rasul Paulus hendak menjelaskan kembali secara tegas apa yang di maksudkan pada ayat 17 : “Sebab di dalamnya(Injil) nyata kebenaran Allah,yang bertolak dari Iman dan memimpin kepada iman,seperti ada tertulis”Orang benar akan hidup oleh iman”. Karena itu rasul Paulus hendak menjelaskan maksudnya itu dengan beberapa ciri khas yang tentang “Kebenaran Allah”.

Pertama; pada Ay.21:”Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi.” Bagi orang-orang Yahudi,Taurat ibarat sebuah Jalan menuju Kebenaran Allah dengan melakukan semua isi Hukum Taurat dengan perbuatan-perbuatan dan usaha-usaha yang baik. Tetapi bagi Rasul Paulus,jika demikian maka bagaimana dengan orang non-Yahudi,karena itu harus ada sebuah Jalan lain yang tidak ada di dalam Taurat,seperti yang sudah disaksikan oleh Kitab Taurat dan Kitab Para Nabi. Maka bagi Paulus hanya dengan Dasar Iman sajalah maka maksud yang benar dari Hukum Taurat dapat terlaksanan. Itulah sebabnya pada ayat 31 Rasul Paulus memberi kesimpulan dari maksudnya. Karena itu didalam Ayat 21 diawali dengan kalimat :”Tetapi sekarang”,Kata ini menunjukan waktu atau zaman; jadi tentang jalan kebenaran yang didalam pemikiran para nabi dibagi menjadi;Zaman sebelum hukum Musa diberikan;Zaman hukum Taurat dan Zaman Mesias. Maka bagi Paulus Zaman ini – Tetapi sekarang; Taurat sebagai jalan untuk Anugerah tidak berlaku lagi. Inilah keyakinan Paulus yang membuat orang Yahudi dan saudara-saudaranya menentang dia.

Kedua; Ayat 22-25 :” 22 yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. 23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, 24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. 25  Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
Paulus menegaskan bahwa Kebenaran dari Allah diberikan dalam Kristus karena Iman bagi semua orang yang percaya kepada Kristus. Karena itu IMAN adalah unsur penting dalam Pengorbanan. Perhatikan kalimat “iman dalam Yesus Kristus”(ay.22). Artinya bukan iman pada mansuai tetapi Iman Yesus Kristus. Jadi Kebenaran itu dapat tercapai karena Iman Juruselamat yang taat sampai mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Jadi Iman Yesus Kristus adalah Ketaatan-Nya kepada Allah Bapa-untuk dijalani sebagai Pendamaian karena semua manusia telah berbuat dosa (ay.23 “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah). Kata Yunani “doxa” digunakan untuk kemuliaan,yang berarti “Kecemerlangan” dan keindahan dan yang keluar dari sifat Kesempurnaan Allah.(dalam PL di sebut She-kinah). Jadi kemuliaan seperti ini yang “kehilangan”/hilang dari manusia”. Hilang atau Hysterein;artinya jatuh dibelakang,kurang berharga; dan itu terjadi karena satu hal yaitu Dosa. Makah hal itu membawa kita kepada Kisah Taman Eden,dimana Adam telah kehilangan kehormatannya sebagai citra Allah,karena itu semua keturunan Adam telah kehilangan Kemuliaan Allah,dan gagal mencapai Tujuan Allah sejak awalnya. Tetapi sekalipun semua manusia telah berdosa,ada dalam keadaan dosa,tetapi Pembernaran adalah Anugerah,pemberian Cuma-Cuma oleh Kasih karunia (ay.24). Maka Kristus adalah Pendamaian yang TUHAN berikan kepada manusia dan harus diterima dalam kemurahan hati Allah karena darah Kristus. Itulah sebabnya Rasul paulus mengatakan dengan dua kalimat yang sangat kuat artinya tentang Pembenaran adalah : ay.24: “karena penebusan dalam Kristus Yesus”.dan ay.25 “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman”.

Ketiga; Ayat 26-31; “26  Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus. 27 Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! 28  Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.29  Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain! 30 Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman. 31 Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya.
Bagi Rasul Paulus;bahwa Kebenaran ini adalah Adil atau untuk menunjukkan Keadilan Allah. Mengapa ? Karena orang Yahudi dan Non-Yahudi dan semua orang telah berdosa,maka Kristus menjadi Pemdamaian Allah supaya semua orang percaya kepada-Nya akan dibenarkan oleh Allah. Sebab jika hanya Hukum Taurat sebagai jalan Pembenaran satu-satunya ,maka orang-orang Farisi akan menyombongkan diri,atau ahli2 Taurat. Tetapi jika atas dasar IMAN maka baik yahudia dan non-yahudi adalah sama-Siapa yang percaya kepada Kristus ia Dibenarkan karena Iman.   Di luar Kristus orang tidak akan menerima pembenaran itu . Maka IMAN  menunjukan keadilan Allah bagi semua orang yang percaya kepada Kristus dan taat pada Firman-Nya. Karena itu bagi Paulus,semua orang ditempatkan dalam hubungan yang baik dengan Allah hanyalah karena Iman. Jadi Pembenaran itu diterima dan Allah tidak melihat “sunat” pada orang Yahudi,tetapi IMAN pada semua orang Percaya.


IMAN adalah Ketaatan Kepada Allah,dan karena Keadilan Allah-Allah Adil bagi orang Yahudi dan Noo-Yahudi,teramsuk kita,karena itu Keadilan sebagai jalan Pembenaran. Sama seperti Kristus taat kepada ALLAH untuk menjalani Penderitaan menuju bukit Golgota,karena “cawan penderitaan” diterima dalam kehendak Allah untuk dijalani-Nya ;Maka Iman/Ketaatan Kristus itulah yang harus menjadi bagian Iman/ketaatan kita. Karena tidak semua orang yang ber-Iman adalah Taat. Maka kewajiban semua orang Kristen adalah Percaya kepada-Nya dan Taat pada Firman-Nya. Dan Firman-Nya yang terbesar adalah “KASIH/MENGASIHI KEPADA ALLAH dan SESAMA-MU 

Selasa, 19 Maret 2019

Cycloop Menangis setelah Wondiboi Meratap

PENYEBAB BANJIR BANDANG SENTANI,16 MARET 2019
PAPUA BERDUKA



Senin, 18 Maret 2019

IBADAH PELEPASAN DI RUMAH DUKA WIJK 11 GKI PNIEL


Minggu, 17 Maret 2019

PRAY FOR SENTANI-JAYAPURA..!!!

Jumat, 15 Maret 2019

Maksud-NYA Menyangkal Diri dan Pikul Salib Bukan Menyangkal DIA dan Menangis.


 Refleksi terhadap Proses dan Mekanisme Denial-Penyangkalan
Teks : LUKAS 22 :54-62

Dalam Teks Lukas 22:54-62 sebagai Pokok renungan Jemaat di Minggu Sengsara III kita memiliki dua Tema :
1.   Minggu Sengsara III  atau yang dikenal dengan “MINGGU REMINISCERE” dengan tema Umum : Ingatlah segala rahmat-Mu (Maz.25:6).
2.   Tema Rancangan Khotbah :”Penyangkalan Iman dalam pergumulan dan tantangan”.
3.   Usul Tema khotbah saya :”IMAN DAN TANTANGAN HIDUP.
Penjelasan : Bagi dua kata dari rumusan tema yang di keluarkan adalah : PENYANGKALAN DAN PERGUMULAN.Karena Iman membuktikan orang Percaya sebagai pengikut Kristus  sama seperti Petrus,Penyangkalan itu terjadi karena sebuah pergumulan diri manusia,sama seperti Petrus yang membuat Penyangkalan sebagai suatu bentuk pertahanan pilihannya adalah ;jujur atau berbohong.
Karena itu mari kita mendalami bagian berikut ini dalam terang Firman Tuhan dimana tema ini menghasilkan dua pertanyaan yaitu :
1.   Mengapa Petrus Menyangkal Yesus ?
2.   Jika saja Petrus Tidak menyangkal Yesus?

PERTAMA;Mengapa Petrus menyangkal Yesus ?
1.  Menyangkal atau Penyangkalan dikenal dengan istilah Psikologis Denial. Denial adalah Proses atau mekanisme dimana seseorang menghindarkan kenyataan yang menimbulkan rasa takut dan rasa cemas, dengan secara tidak sadar untuk menyangkal kenyataan yang sebenarnya.
2.  Petrus Menyangkail realitas yang menimbulkan rasa takut dalam pikirannya bahwa ia akan ditangkap dan dihukum. Karena itu walaupun di dalam diri Petrus,ia memiliki prinsip sebagai murid Yesus dan tidak kehilangan status itu,tetapi perasaannya telah membawanya untuk menyangkali kenyataan yang sesunggunya bahwa dia memang salah satu dari murid Yesus.
3.  Maka Penyangkalan yang dilakukan oleh Petrus adalah cara melakukan pertahanan diri yang biasa terjadi dan dilakukan oleh sebagian besar individu. Contoh;kalau anak mencuri sesuatu dan dia ditanya dia akan menyangkal dengan berbagai bentuk kalimat sebagai reaksi pertahanan dirinya karena hendak menghidar dari kenyataan dan hukuman.
4.  Maka tingkatan penyangkalan atau pertahanan diri yang dilakukan Petrus dari tingkat Person ke tingkat komunitas  seperti yang terjadi (dalam dialek papua)  :
a)   Penyangkalan pertama dalam dialek papua hari2;ayat 56 dan 57.  Seorang Perempuan Pelayan di rumah Iman berkata kepadanya : Eh,kam lihat ! de ini juga sama-sama dengan Dia. Jawab Petrus: Ko salah lihat,sa tra kenal Dia mo”. Penyangkalan ini menunjuk pada person-Yesus, karena jati diri Petrus baru dikenali dengan pengamatan pada wajahnya.
b)   Penyangkalan kedua ayat 58 :  Tidak lama ,seorang yang lain melihatnya dan berkata: Ko juga biasa gabung dengan dorang toh?!" Jawab Petrus :”Bukan,sa tra gabung dengan dong”. Penyangkalan kedua adalah penyangkalan terhadap komunitas para murid. Penyangkalan atas panggilan sebagai anggota-anggota Murid Yesus. Karena itu Petrus katakan:…aku bukan salah satu dari mereka.
c)   Penyangkalan ketiga (masih dalam dialek hari2 papua) Ayat 59 dan 60: Kira-kira satu jam kemudian, seorang yang lain lagi berkata dengan yakin: " Ko orang Galilea toh,pasti juga sama-sama deng Dia” Jawab Petrus :Sa tratau yang ko bicara ;sa bukan orang Galilea,ko bicara apa ini”. Inilah penyangkalan terhadap asal-usul/locus,suatu tempat bernama Galilea dimana Petrus Pertama kali di Panggil jadi Penjala Manusia dari Pekerjaan Penjala Ikan.
Maka Proses Penyangkalan Petrus atau mekanisme Denial ini telah dilakukan dengan : MENYANGKAL SANG PEMIMPIN,MENYANGKAL KELOMPOK PARA MURID DAN MENYANGKAL ASAL-USUL DIAMANA PETRUS PERTAMA KALI DIPANGGIL KEDALAM KELOMPOK PARA MURID.
KEDUA; Jika saja Petrus Tidak menyangkal Yesus? Maka yang jelas bahwa tidak ada ayam berkokok”;Juga dia akan ditangkap dan didudukan bersama Yesus dekat perapian dan di hukum oleh pengawal-pengawal dan menyiksanya, maka Yesus bisa saja bertindak untuk membebaskannya seperti yang sudah dilakukan di Taman Getsemani terhadap telingan imam besar yang diputuskan oleh Petrus. Tetapi karena semua itu tidak terjadi,maka melalui Proses Denial/Penyangkalan itu PETRUS berlari keluar dan Menangis penuh Penyesalan. Dan MENANGIS sebagai Tanda Penyesalan juga bentuk Pertobatan(meukuli dirinya); Dengan Penyangkalan itu Petrus pun menjadi kuat untuk menebus kesalahanya dengan menjadi seorang Rasul dan Martir bagi berkembangan dan Pertumbuhan Jemaat mula-mula;ketika Hari Pentakosta itu,ia berkhotbah dan melakukan mujizat.
Pertanyaan untuk Refleksi diri ?
1.   Apakah yang harus dilakukan oleh orang Percaya setelah bertobat karena terpaksa harus menyangkal Iman Percaya dihadapan orang lain untuk mempertahankan dirinya(dalam berbagai situasi kritis sekalipun)?
2.   Dalam Menghadapi Pergumulan  Hidup,maka tantangan Iman melahirkan pilihan bagi manusia Apakah mau Menyangkal Diri atau Menyangkal Yesus. Apa pilihan terbaik sebagai Pengikut Kristus?
Selamat berefleksi dan Menjadi berkat dan Martir Kristus !!!

LITURGI IBADAH WIJK MINGGU SENGSARA III


LITURGI IBADAH WIJK MINGGU SENGSARA III
GKI PNIEL KOTARAJA
PERSIAPAN
PANGGILAN BERIBADAH: (berdiri)
Liturgos :“Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari”.
Jemaat  :”Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu, ya TUHAN, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala”
Liturgos : Kita Menyanyidari : …………………………………????????????
TAHBISAN DAN SALAM :
P        : Persekutuan Ibadah WYK……. DI Keluarga:……………………………. ditahbisakan dalam Nama Bapa,Anak dan Roh Kudus. Kasih karunia dan Damai Sejahtera dari Allah menyertai saudara-saudara sekalian.
         MENYANYI :…………………………..????????????
KERINDUAN KEPADA ALLAH: (Duduk)
P  : Marilah kita  membaca dari Mazmur 25:1-4 secara berbalasan.
P: Kepada-Mu, ya TUHAN, kuangkat jiwaku;
J: Allahku, kepada-Mu aku percaya; janganlah kiranya aku mendapat malu; janganlah musuh-musuhku beria-ria atas aku.
P: Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu;
J: yang mendapat malu ialah mereka yang berbuat khianat dengan tidak ada alasannya
P: Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah        itu kepadaku
J :Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku,
P :Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.
DOA PENGAKUAN DOSA DAN BERITA ANUGERAH : Kita berdoa….
MENYANYI : …………………………………????????????
DOA DAN PEMB. ALKITAB : LUKAS 22 :54-62
KHOTBAH :

PERSEMBAHAN
P : “Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu” (2 KoR.8:12)
      Kita menyanyi dari :…………………………………?????
DOA SYAFAAT:
MENYANYI : …………………………………???????????? (berdiri)
BERKAT  : Pulanglah dengan Damai dan sejahtera dan terimalah berkat Tuhan;
P :”Tuhan memberkati engkau dan melindugi engkau,TUHAN menyinari engkau dengan wajahNya dan member engkau kasih karunia;TUHAN menghadapkan wajahNya dan memberi engkau damai Sejahtera.”
 J : Amin……….Amin……….Amin…..

Catatan : Nyanyian dalam Liturgi ini disesuaikan dengan Liturgi Minggu Sengsara III)

MINGGU REMINISCERE


IMAN DAN TANTANGAN HIDUP
Bacaan : LUKAS 22 :54-62
( Penerapannya di tujukan kepada Bakal Jemaat Wijk 13)

Setelah Yesus di Tangkap di Taman Getsemani,Yesus di Giring ke halaman rumah Hanas sebelum dibawa ke Kayafas. Di halaman Rumah Imam Hanas (Yoh 18:13) Yohanes melaporkan bahwa Yesus sempat di Tampar salah seorang Pengawal. Kemudian Yesus dibawa dan ditempatkan dihalam rumah Kayafas dan IA duduk dekat perapian untuk berdiang diri (Yoh.18:18) termauk para pengawal dan orang2 yang ada di situ termasuk Petrus yang secara diam-diam telah masuk dan ada ditengah-tengah mereka.
Dalam Teks Lukas 22:54-62 melaporkan tentang Petrus yang menyangkal Yesus ketika ia ditanya sampai 3 kali oleh mereka yang ada disitu karena mengenal dia sebagai salah satu murid-Nya. Maka dari peristiwa Penyangkalan itu maka ada dua pertanyaan yang sekiranya dapat membawa kita ke dalam Perenungan di Minggu Sengsara III (17 maret 2019) atau yang dikenal dengan “MINGGU REMINISCERE” dengan tema Umum : Ingatlah segala rahmat-Mu (Maz.25:6).Yang melalui Perikop bacaan  ini diberikan tema:”Penyangkalan Iman dalam pergumulan dan tantangan” atau disederhanakan menjadi IMAN DAN TANTANGAN HIDUP. Maka dari tema-tema di minggu ini pertanyaan kita ada dua yaitu :
1.   Mengapa Petrus Menyangkal Yesus ?
2.   Jika saja Petrus Tidak menyangkal Yesus?
Bagi saya pertanyaan ini sangat penting karena kita telah keluarkan dua kata dari rumusan tema Perikop ini adalah : PENYANGKALAN DAN PERGUMULAN. Karena Iman membuktikan orang Percaya sebagai pengikut Kristus  sama seperti Petrus,Penyangkalan itu terjadi karena sebuah pergumulan diri manusia,sama seperti Petrus (situasional) yang menghasilkan suatu bentuk pertahanan diri dengan Penyangkalan. Karena itu mari kita mendalami bagian berikut ini dalam terang Firman Tuhan dengan Penekanan pada Menyangkal atau Penyankalan.
PERTAMA;Mengapa Petrus menyangkal Yesus ? Petrus secara menusia memiliki alasannya sendiri,karena ketika di Taman Getsemani,ia telah memotong telingan salah satu Imam. Maka dengan kejadian itu,Petrus  masuk di dalam halaman Imam besar untuk mendapingi Yesus dengan Perasaan takut dan waspada dan berusaha agar mereka tidak mengenal dia-ternyata ada yang mengenalnya. Karena itu  Petrus harus menyangkal Yesus. Jadi Penyangkalan atau yang dikenal dengan istilah Psikologis DENIAL…adalah suatu Proses dimana seseorang menghindarkan kenyataan yang menimbulkan rasa takut, dengan secara tidak sadar menyangkal kenyataan, dan yang disangkal itu adalah suatu keadaan.
Jadi Petrus Menyangkal realitas yang menimbulkan rasa takut dalam pikirannya bahwa ia akan ditangkap dan dihukum juga. Karena itu di dalam diri Petrus,dengan tidak kehilangan status sebagai murid Yesus perasaannya telah membawanya untuk menyangkali kenyataan yang sesunggunya bahwa dia adalah salah satu dari murid Yesus. Maka Penyangkalan yang dilakukan oleh Petrus adalah cara melakukan pertahanan diri yang biasa terjadi dan dilakukan oleh sebagian besar individu. Contoh;kalau anak mencuri sesuatu dan dia ditanya dia akan menyangkal dengan berbagai bentuk kalimat sebagai reaksi pertahanan dirinya karena hendak menghidar dari kenyataan dan hukuman. Hal ini sama dengan Petrus,Jadi walaupun Petrus tidak bisa menipu dirinya,tetapi ia telah melakukan sebuah “pertahanan” diri sebagai proses Denial atau Penyangkalan,yang dalam Pandangan IMAN itulah sebuah Kesalahan yang ia telah lakukan.
Maka tingkatan penyangkalan sebagai bentuk Pertahanan diri yang dilakukan Petrus meliputi 3 hal yaitu : (dalam dialek papua hari2);
1     Penyangkalan pertama ayat 56 dan 57.  Seorang Perempuan Pelayan di rumah Imam,katanya : Eh,kam lihat ! de ini juga sama-sama dengan Dia. Jawab Petrus: Ko salah lihat,sa tra kenal Dia mo”. Penyangkalan ini baru dikenal dengan mengamati  wajahnya.Tetapi Penyankalan pertama ini adalah penyangkalan terhadap Yesus.(Person)
2     Penyangkalan kedua ayat 58 :  Tidak lama ,seorang yang lain melihatnya dan berkata: Ko juga biasa gabung dengan dorang toh?!" Jawab Petrus :”Bukan,sa tra gabung dengan dong”. Penyangkalan kedua adalah penyangkalan terhadapa komunitas para murid. Penyangkalan atas panggilan sebagai anggota-anggota Murid Yesus. Karena itu Petrus katakan:… bukan aku tidak...
3     Penyangkalan ketiga Ayat 59 dan 60: Kira-kira satu jam kemudian, seorang yang lain lagi berkata dengan yakin: " Ko orang Galilea toh,pasti ko juga sama-sama deng Dia” Jawab Petrus :Sa tratau yang ko bicara ,sa bukan orang Galilea,ko bicara apa ini”. Inilah penyangkalan terhadap asal-usul, tempat bernama Galilea dimana Petrus Pertama kali di Panggil untuk jadi Penjala Manusia dari Pekerjaan Penjala Ikan di Galilea.
Maka Proses Penyangkalan Petrus atau mekanisme Denial ini telah dilakukan dengan : MENYANGKAL SANG PEMIMPIN-YESUS,MENYANGKAL KELOMPOK PARA MURID DAN MENYANGKAL ASAL-USUL DIAMANA PETRUS PERTAMA KALI DIPANGGIL KEDALAM KELOMPOK PARA MURID.
KEDUA; Jika saja Petrus Tidak menyangkal Yesus? Maka yang jelas tidak ada ayam yang berkokok”;Juga dia akan ditangkap dan didudukan bersama Yesus dekat perapian dan di hukum oleh pengawal-pengawal dan menyiksanya, maka Yesus bisa saja bertindak untuk membebaskannya seperti yang sudah dilakukan di Taman Getsemani terhadap telingan imam besar yang diputuskan oleh Petrus. Tetapi karena semua itu tidak terjadi,maka melalui Proses Denial/Penyangkalan itu PETRUS berlari keluar  Menangis penuh Penyesalan. Dan dengan Penyangkalan itu telah membuat Petrus menjadi kuat untuk menebus kesalahanya dengan menjadi seorang Rasul dan Martir bagi Perkembangan dan Pertumbuhan Jemaat mula-mula sebab ketika Hari Pentakosta itu,Petrus di penuhi Roh Kudus,ia berkhotbah dan melakukan mujizat.
Apa makna Firman Tuhan ini bagi kita dalam memasuki Minggu Sengsara III ?
(Penerapan khusus buat Wijk XIII- Bakal Jemaat)

Memang Dalam hal penyangkalan setiap orang dapat melakukan itu dengan tujuannya masing-masing. Hal itu bisa dilakukan untuk menutupi kekurangannya,dan juga dilakukan karena hendak melindungi dirinya dan orang lain yang dikasihinya. Tetapi peristiwa yang dihadapi oleh Petrus,itu berkaitan erat dengan Pemanggilannya sebagai Murid Yesus dan kerena itu berhubungan erat dengan IMAN.
1.   Sebelumnya Yesus telah menasehati mereka tentang Penyangkalan ini juga sdh dikatakan-Nya pada pasal sebelumnya bahkan pada ketiga Injil Sinoptic itu. Tetapi akhirnya Petrus juga menyangkal-Nya. Kita llihat didalam :
a.   Lukas 9:23 :”Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Bandingkan Matius 16:24.
b.   Markus 14:31 “Tetapi dengan lebih bersungguh-sungguh Petrus berkata: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau,   aku takkan menyangkal Engkau." Semua yang lainpun berkata demikian juga”.
c.   Markus 14:30:” Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada hari ini, malam ini juga, sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.
Karena itu Menyangkali Iman bagi orang Percaya adalah suatu bentuk tindakan yang bertentangan dengan panggilan akan Keselamatan yang sudah diterima melalui penderitaan dan Kesengsaraan Kristus. Penyangkalan yang sederhana adalah,ketika ditanya tidak Ibadah kah? Kita akan menjawab apa? Nanti ikut ibadah malam saja,karena ada undangan jam 9-tapi malam akhirnya lupa juga,padahal tidak ada acara jam 9. Itu bentuk pertahanan diri dari sebuah Penyangkalan untuk menghidar dari kenyataan yang sebenarnya.(Malas).
2.   Yesus meminta murid-murid untuk Menyangkal diri bukan menyangkal Diri-Nya. Menyangkal diri dalam peristiwa ini,adalah mempertahankan Iman dan Salib;sebagai lambang Penderitaan. Menyangkal diri dapat berarti Rela berkorban tanpa mengorbankan orang lain. Tetapi ternyata Petrus takut terhadap “salib”/siksaan dan menyangkal Yesus yang telah menerima “Cawan” di dalam kehendak Allah.(Doa-Nya di Taman Getsemani).
3.   Sebagai benih Injil yang sudah tumbuh menjadi sebuah Persekutuan Jemaat yang Kuat dan mandiri; Wijk 13 yang dengan Iman sebesar biji sesawi hendak membangun Persekutuan Jemaat yang kuat;semua waktu,tenaga,uang,pikiran,perasaan,jiwa yang akan dikerahkan untuk Pembangunan Jemaat secara Fisik dan Rohani. Maka  sdr-sdr semua dituntut untuk Menyangkali diri dan pikul salib masing-masing dan Bukan Menyangkal Yesus dan Menangis seperti Petrus-terutama Majelis Jemaat di Bakal Jemaat Wijk 13 ini. Dan walupun suatu saat kita akan seperti Petrus- Maka tindakan kita adalah PERTOBATAN dan siap menjadi Martir(pengorbanan diri);bagi Kehidupan Persekutuan,Kesaksian dan Pelayanan di Wijk 13. Maka kita dapat berdoa dan Memohon kepada Tuhan : “Ingatlah segala rahmat-Mu (Maz.25:6)”. Selamat menjalani Minggu Reminiscere. 
      Amin.

Selasa, 12 Maret 2019

'SUARA ITU KINI TAK TERDENGAR LAGI"

Hari itu Minggu,17 Februari 2019. Dalam Ibadah Pagi Jam 06.00 . Alm.Mengisi Pujian/Solo. Ketika saya sudah ada di Mimbar,hening menanti bunyi lonceng ke-3,maka yang terlintas dalam pikiran saya adalah :"Saya berikan Pa Herman Menyanyi sesudah Tahbisan dan Salam supaya jika nyanyiannya panjang (bhs.Indonesia dan Waropen),dan jika ada anggota Jemaat yang tidak suka pada banyaknya bait lagu,dan kalau itu membuahkan dosa,maka diakhir nyanyiannya(alm) Jemaat langsung merendahkan diri Mengaku Dosa dan mendapatkan Pengampunan dan Anugerah TUHAN. Seingat saya...."diujung waktunya" dua kali saya persilahkan Alm.Pa Hendrik menyanyi sesudah Votum dan Salam. TUHAN ITU BAIK.

Bapak Herman Ruatakurey adalah sosok yang di kenal baik dalam Lingkungan Jemaat GKI Pniel dengan sapaan akrab"Pa Herman" . Beliau adalah sosok yang bagi saya dalam menyanyi dengan memengang "lipatan kertas lagu" ia tidak percaya pada bantuan alat musik pengiring. Karena memang setiap menyanyi Memuji Tuhan dalam Ibadah Minggu selalu menyanyi solo tanpa bantuan alat musik pengiring. Itulah kepercayaan diri yang kuat dalam menyanyikan sebuah lagu tentu seperti kata-kata Pemazmur :"Kakiku berdiri di tanah yang rata;aku mau memuji TUHAN dalam Jemaah" (Mazmur 26:12).   Yah!! ini luar biasa.

Akhirnya juga duka dan air mata Jemaat Pniel atas kematian Bapak Herman ;adalah merasa kehilangan sosok yang memiliki kepercayaan diri yang kuat dalam menyanyi solo. Mungkin TUHAN tidak berikan sesuatu yang yang cukup secara Materi bagi Bapak Herman,tetapi Tuhan telah mengaruniakan kepadanya "KEKUATAN JIWA" dan bahwa MENYANYI telah menjadi TALENTA dalam Persekutuan,Kesaksian dan Pelayanan. Maka apa yang dikatakan dalam Mazmur 115:17-18 : "Bukan orang-orang mati akan memuji-muji TUHAN,dan bukan semua orang yang turun ke tempat sunyi , tetapi kita,kita akan memuji TUHAN, sekarang ini dan sampai selama-lamanya. Haleluyah !!" Dan itu telah dibuktikannya semasa Hidup di tengah-tengah persekutuan Jemaat ketika Ibadah Minggu I,Minggu II dan Malam

Sejak malam tanggal 12 Maret 2019,semua kenangan,syukur,penyesalan, doa-doa,hikmat,dan ungkapan penguatan dan penghibur..."seperti sungai" yang terus mengalir mewarnai "Grup Wa MJ Pniel". Dan inilah bukti dari orang yang mendapatkan Kasih dari "semua Hamba Tuhan (pnt/syms). Walaupun hanya sebagai Anggota Jemaat Biasa,Anggota PKB,ungkapan Doa dan Syukur dari Para Majelis Jemaat yang terus mengalir,adalah bukti bahwa TUHAN AKAN MEMULIAKAN Bapak Herman Ruatakurey. Selamat Jalan. Sampai Jumpa di Rumah BAPA di Sorga.