Jumat, 22 Februari 2019

YESUS adalah HARAPAN



“SIAPAKAH SEORANG LUMPUH”
(YESUS adalah HARAPAN;dalam Lukas 5 :17-26)

Albert Einstein Lahir: 1879-1955 mengatakan :”Hidup yang berharga adalah hidup yang dapat memberikan kehidupannya kepada orang lain”

Naskah Telaah : Lukas 5 : 18

1.   Menurut Lukas bahwa ketika Yesus mengajar,maka orang Farisi dan Ahli Taurat datang dari semua desa di Galilea,Yudea dan Yerusalem. Berapa banyak desa dari tiga kota ini tidak disebutkan,tetapi dengan Imajinasi kita mampu mendapatkan jumlah itu dengan memperhatikan ayat 19 dengan kalimat…” berhubung dengan banyaknya orang di situ”….jadi bisa ratusan atau ribun orang.
2.   Oleh karena Yesus sedang Mengajar maka ada beberapa orang sedang mengusung seorang lumpuh,tetapi usaha mereka gagal (ay,18),dengan kata lain mereka tidak leluasa mengusung si lumpuh itu ke dahapan Yesus,sementara orang banyak itu tidak memberikan jalan. Keadaan inilah yang tidak terjadi. Mengapa orang Farisi dan Ahli Taurat tidak memberikan jalan ? ITULAH PERSOALAN DALAM LAPORAN LUKAS yang akan dijawab…>>> ikuti telaahnya.
3.   Menurut Lukas karena banyak sekali orang telah “menjadi penghalang” tetapi mereka (pengususng) tidak kehilangan akal dan dengan mencari jalan/cara lain yaitu membongkar atap untuk menurunkan “orang lumpuh itu”(ay.19)..>>Dan tindakan “membongkar atap” sebagai cara terakhir karena mereka berharap dan yakin bahwa Yesus mampu menyembuhkan orang lumpuh itu.

Kembali kepada Pertanyaan dalam topic bahasan ini yaitu: SIAPAKAH SEORANG LUMPUH ITU? Untuk mendapatkan jawaban tersebut maka kita harus memunculkan suatu pertanyaan lain. Pertanyaannya adalah “Mengapa orang Farisi dan Ahli Taurat” tidak memberikan ruang atau memberikan jalan bagi para Pengusung untuk membawa “orang lumpuh” itu kedahapan Yesus?

Dalam Naskah Lukas 5:18 "Orang lumpuh" dipakai kata   paraluw = paraluo (ou = maskulin) orang lumpuh/pincang. Menurut Wolfgang Stegemann, dalam bukunya “Injil dan Orang-orang Miskin” mengatakan bahwa dalam Perjanjian baru istilah Yunani yang paling sering digunakan untuk menggambarkan kemiskinan adalah istilah ptochos. Baginya,seorang ptocos tidak memiliki sesuatu apapun. Jadi Orang Miskin selalu disebutkan dalam suatu rentetan dengan orang sakit;orang cacat,orang buta,orang lumpuh,dll. Seperti di dalam Lukas 14:13 “Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta”.

“Orang-orang Miskin” dalam Lukas 14:13 digunakan kata  ptochos = yang atinya miskin, melarat atau tergantung bantuan orang lain. Dan Yesus adalah Sahabat Bagi Orang Miskin. Dengan demikian, menjadi jelas bahwa orang-orang miskin dalam Lukas adalah orang-orang yang miskin materi sehingga dijauhi dan dipinggirkan oleh masyarakat. Mereka adalah rakyat jelata,yang tidak punya apa pada diri mereka. Dengan demikian maka apa kesimpulan kita tentang telaah ini. Berikut kesimpulannya…..

1.   Bahwa Orang Lumpu adalah seorang ptokhos; begitu juga dengan sahabat-sahabatnya adalah kelompok ptokhos (miskin). Sebagai orang-orang ptokhos;maka mereka tidak diterima dalam masyarakat Yahudi yang “kaya” termasuk orang Farisi dan Ahli Taurat. Oleh karena “Status social” seorang ptokhos maka mereka tidak diberikan “jalan” oleh orang Farisi dan Ahli Taurat dan atau membantu mengusung “seorang lumpuh itu” kehadapan Yesus.

2.   Dalam Lukas 1:52 “Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah”. Dengan demikian maka bagi seorang ptokhos (lumpuh,buta,bisu,tidak punya makanan,dll) mendapat jaminan dan kepastian kesembuhan/pemulihan dari Yesus. Maka makna YESUS bagi seorang Ptokhos adalah PENGHARAPAN. Hanya Yesus saja yang dapat memberikan HARAPAN bagi orang Lumpuh itu.

3.   Yang Pasti,Yesus dapat melakukan Mujizat,karena Dia adalah Inkarnasi dari Allah;segala Kuasa ada pada-Nya. Karena itu istilah ptokhos atau “kemiskinan” merupakan Kiasan dari kehidupan manusia di Zaman ini,maka “kemiskinan abad ini” adalah kemiskinan atau Krisis “IMAN DAN PENGHARAPAN”. Maka tugas kita adalah “SETIA DALAM KEBERSAMAAN-UNTUK MEMULIHKAN ORANG LAIN”.

Demikian kata AUGUSTINUS;Filosof, teolog dan Bapa Gereja dari Romawi Kuno tahun 354-430,mengatakan :”Seperti apakah cinta? Cinta mempunyai tangan untuk menolong orang lain. Cinta mempunyai kaki untuk menolong yang miskin dan membutuhkan. Cinta mempunyai mata untuk melihat penderitaan dan keinginan. Cinta mempunyai telinga untuk mendengar rintihan dan kesengsaraan. Seperti itulah cinta.” Dea.



0 comments:

Posting Komentar