DOA DALAM PERGUMULAN
LUKAS 22:39-46
Minggu Sengsara - Warna Liturgi Ungu
Minggu,03 Maret 2019-GKI Pniel Kotaraja.
Minggu Sengsara Tuhan Yesus yang pertama dalam Kalender Gerejawi disebut sebagai Mingggu Estomihi. Kata Latin Esto Mihi = “Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan” (Mzm. 31.3b), biasanya memakai tema Yesus dalam kemuliaan di atas gunung (sebagaimana berlaku menurut penanggalan Tahun Liturgi sebelum Konsili Trente pada abad ke-16). Walaupun demikian kita akan melihat ini sesuai dengan Pokok bacaan yang telah diturunkan dari Sinode GKI-TP. Maka kita akan merenungkan minggu Esto Mihi ini dengan Tema :"Doa dalam Pergumulan" dengan Tampilan Yesus di Taman Getsemani.
Nas Khotbah : "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku ; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi. " (ay.42). Dalam Alkitab BIS ayat 42 tertulis : "Bapa," kata-Nya, "kalau boleh,jauhkanlah daripada-Ku penderitaan yang harus Kualami ini. Tetapi jangan menurut kemauan-Ku, melainkan menurut kemauan Bapa saja." Kata jauhkanlah diterjemahkan dari kata ambillah yang dalam kata Yunaninya adalah paraphero / paraferw (baca :( parafero) artinya : membawa pergi, mengambil; menyesatkan; meniupkan.
Untuk memahami dan memaknai LUKAS 22:39-46 maka kita akan menelusurinya dengan membagi 7 ayat ini dalam 4 bagian :
Pertama; ayat 39 “Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia”. Jadi sesudah makan Paskah Yesus keluar ke Taman Getsemani di kaki bukit Zaitun. Tempat ini adalah tempat yang sering Yesus Kunjungi oleh sebab itu tempat ini dipilih oleh Yesus karena sebenarnya Yesus tahu apa yang terjadi pada-Nya pada ayat 47,dimana ada Yudas dan rombongannya. Artinya bahwa Yudas tahu bahwa Yesus akan ke Getsemani.
Kedua; Ayat 40 “Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan." Kata-kata ini diucapkan oleh Yesus kepada Murid-murid-Nya karena Yesus tahu apa yang sudah terjadi dengan Yudas. Kerena Yudas telah berkhianat kepada Guru-Nya dan sahabat-sahabatnya sesabagi murid-murid.
Ketiga; Ayat 41-43; “41 Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya: 42 "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." 43 Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.” Yesus menjaukan diri dari beberapa murid dan mulai berdoa. Yesus dalam doanya mengetahui akan “cawan” yang akan mengancamNya,tetapi tidak berarti bahwa Yesus ingin lepas dari Penderitaan itu,dan itu di tunjukan dengan kata TETAPI, artinya bahwa sebagai Anak Allah itu tetap taat dan menyerahkan diriNya tanpa syarat. Di dalam Filipi 2 :6-7 “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.” Kata Yunani kenow keno;kenosis dikenakan pada kalimat “mengosongkan”.yang artinya ;meniadakan,menyerahkan/meninggalkan hak. Jadi Yesus meniadakan diriNya sebagai yang Mulia,atau meninggalkan hak-Nya sebagai Anak Allah,sehingga Ia tidak menganggap diri-Nya setara/sama dengan Allah. Inilah keadaan Kenosis;yang sangat penting dan luar biasa dari Yesus. Oleh karena Cawan itu menjadi Hak Allah yang ditentutakan oleh Allah untuk dijalani oleh Yesus. Inilah sebuah ketegangan yang dialami oleh Yesus,sampai Lukas menyampaikan bahwa ada seorang malaikat yang hadir untuk memberikan kekuatan kepada-Nya.
Kempat;ayat 44-46 :”44 Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.45 Lalu Ia bangkit dari doa-Nya dan kembali kepada murid-murid-Nya, tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita. 46 Kata-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan." Ketakutan dalam pengertian ayat ini adalah “ketegangan/penderitaan dalam batin-Nya(rohani)”.
Maka gambaran singkat dari Laporan Lukas ini adalah : “Yesus tahu bahwa Yudas akan menghianati-Nya. Karena itu Yesus memilih Taman Getsemani,di kaki bukit Zaitun,karena tempat itu Yudas tahu karena Yesus sering ada di sana,sehingga dengan mudah Yudas dan rombongan bisa menyumpai-Nya. Karena Yudas sedang melakukan penghianatan,maka Yesus berpesan kepada murid-murid yang lain untuk “BERDOA-agar tidak jatuh ke dalam pencobaan seperti Yudas. Maka Yesus menjauh dari murid-murid dan Ia berdoa. Ketika itulah Yesus mengalami keadaan “kenosis” yaitu pengosongan diri sebagai Anak Allah,agar dapat merasakan penderitaan yang membawaNya pada ketakutan dalam bathin-Nya. Maka dalam Ketaatan-Nya, Yesus memohon sekiranya Cawan/Penderitaan itu berlalu,tetapi itu bukan kehendakNya,tetapi kehendak Allah yang jadi”. Maka kehendak Allah yang berlaku;bahwa Yesus harus menghadapi Penderitaan dan Kesengsaraan-Nya.
Apa Pesan Firman Tuhan ini bagi Kita,dalam memasuki Minggu Sengsara,dengan teman Khotbah Doa dalam Pergumulan dan Tema Esto Mihi “Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan”?
Jika kita pernah mendengar orang berkata "jangan pernah menganggap diri hebat atau bikin diri macam hebat !!!" Maka perenungan kita atas Minggu Estomihi (Minggu Sengsara I) dalam doa ;"Ya Bapa-Ku,jikalau Engkau mau ambillah cawan ini dari pada-Ku;tetapi bukanlah kehendak-KU,melainkan kehendak-Mu-lah yang terjadi" (ay.42).
1. Jadi Kalimat " ambillah cawan ini"...di dalam Injil Matius 26:39 tertulis ... "biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku,". Dua kalimat "Ambillah Cawan ini" dan "Biarlah Cawan ini lalu" hendak menggambarkan pergumulan Yesus yang luar biasa. Inilah kekuatan :kenosis",yaitu kekuatan mengosongkan diri sebagai Anak Allah untuk menunjukan kemanusiaan Yesus. Begitu juga dengan kita manusia. Dalam status keberdosaan kita,maka apa yang melekat pada kita,kuasa,jabatan,dan materi tidak dapat menjadi pertimbangan dalam diri kita saat menghadap Tuhan dalam Doa,ketika kita memohon berkat-Nya atau bergumul dengan penderitaan,sakit-penyakit,dll. Karena semua yang melekap pada diri kita tidak menjadi ukuran untuk mengendalikan Tuhan,tetapi Tuhan-lah yang beraulat atas kehendak-Nya pada kita masing-masing.
2.Kata KENOSIS dalam Filipi 2:7 "melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, (krnosis = mengosongkan diri, menidiakan diri, menganggap diri tidak berguna, menjadi tidak ada isi, menjadikan sia-sia, menjadi tiada.). Sebagai tindakan dimana Yesus sedang bergumul atas "cawan" adalah dengan CARA :
Pertama : “tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertanhankan”. Bersedia menanggalkan status terhormat dan mulia.
Kedua : “mengosongkan diri” sebagai cara Kristus “mengambil rupa seorang hamba”. Dan memohon kepada Allah dengan kata "ambillah" dan "biarlah" CAWAN ini (penderitaan) ini berlalu/ditiadakan,
Ketiga : “mengsongkan diri” sebagai cara Kristus menjadi sama dengan manusia. Dalam wujud inilah IA sedang bergumul dalam Doa-Nya di Taman Getsemani. Bersedia untuk menanggun Penderitaan. Maka ;…Belajar dari cara Yesus bergumul dalam Doa-Nya,maka tindakan "Pengosongan diri-Nya" adalah hal terpenting yang dapat kita teladani yaitu :
1. Karena Doa sebagai bentuk komunikasi manusia dengan Allah,maka manusia harus berada dalam status sebagai "orang berdosa".
2. Sebagai Orang berdosa maka manusia tidak memiliki kemampuan yang di sadarinya,bahwa manusia sebenarnya tidak layak ada dihadapan ALLAH.
3. Dalam "keadaan" inilah maka manusia berdoa kepada TUHAN Allah untuk meminta Kehendak Tuhan atas diri kita,atas pergumulan kita dan bukan atas keinginan kita. Yesus juga demikian sehingga kata "TETAPI" hendak menegaskan kesediaan-Nya atas apa yang akan ditanggungkan atas-Nya oleh ALLAH yaitu CAWAN.
Maka marilah dengan cara ini kita hendak merenungkan Minggu Estomihi ini,bahwa di dalam pergumulan kita, Tuhan adalah Gunung Batu dan Tempat Perlindungan yang kekal.
Amin.
😇😇😇😇
BalasHapus