“BERNYANYI DAN BERSORAK BAGI TUHAN DENGAN SEGENAP HATI"
(Efesus 5:19b)
(sebuah Pesan Moral bagi Masyarakat Kota Jayapura)
Apa pesan Tuhan untuk yang terbaik dalam Lomba ??? Baca sampai akhir refleksi singkat ini”…?? Dea.
“Bernyanyi dan bersorak bagi Tuhan dengan Segenap Hati” telah dipilih menjadi Tema dalam Lomba Paduan Suara Dewasa PKB dan PW dalam Rangka Memeriahkan HUT Kota Jayapura tanggal 7 Maret 2019 dan HUT PI Tanah Tabi tanggal 9 Maret 2019. Karena ini merupakan sebuah Lomba yang di dasarkan pada Efesus 5:9b,maka menjadi penting untuk kita memaknai Tema ini dalam Lomba tersebut.
BERNYANYI DAN BERSORAK
Nyanyian merupakan salah satu unsur yang penting dalam lturgi ibadah baik dalam ibadah minggu maupun ibadah yang lain. Nyanyian merupakan ungkapan syukur seseorang atau orang-orang (kelompok) kepada Allah Sang Pencipta. Melalui nyanyian manusia dapat mengungkapkan,rasa kagum kepada TUHAN, menyatakan Imannya dan juga bersyukur atau menyatakan penyesalam kepada-Nya. Syair dalam nyanyian merupakan bahasa yang dapat menyentuh, menggugah emosi bahkan secara psikologis dapat mengubah cara pandang mausia tentang suatu hal,apakah itu berhubungan dengan manusia,lingkungan hidup,pola hidup dan hubungan social.
Dalam bernyanyi terkadang mengunakan alat-alat musik,tetapi terkadang tanpa alat music,tetapi diikuti dengan gerak tubuh orang yang bernyanyi. Di dalam Alkitab PL tercatat nyanyian Miryam dalam Kitab Keluaran saat Miryam dan Musa memimpin Bangsa Israel bernyanyi dan bermain musik karena Allah telah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Pada waktu itu Musa bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan: “baiklah kau bernyanyi bagi Tuhan sebab Ia tinggi luhur,...(Kel 15:1)”
Dalam Perjanjian Baru, kita mencatat bahwa Yesus dan Para Murid menyanyikan kidung hallel (Mat. 26:30 dan Mrk 14:26). Rasul Paulus menulis dalam Surat Efesus dan Kolose:’’..dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam Mazmur, Kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati” (Ef 5:19; dan Kol 3:16). Rasul Paulus dalam Efesus Pasal 5:19 dan Kolose 3 :16 telah membagi nyanyian menjadi tiga bagian yaitu : “dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam Mazmur, Kidung puji-pujiandan Nyanyian Rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati . Kepada Jemaat Kolose Paulus mengatakan : “hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmurdan puju-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu” (Kol. 3:16).
Jadi Nyanyian bagi Rasul Paulus sebagai tanda ungkapan syukur kepada Tuhan maka nyanyian itu dibagi menjadi 3 yaitu : MAZMUR,KIDUNG PUJIAN dan NYANYIAN ROHANI. Sehingga baik dalam Ef 5:19; dan Kol 3:16 ketiga bentuk Nyanyian ini sama. Hal ini Nampak ketika Rasul Paulus menderita, ia mampu bernyanyi bagi Allah; “tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan nyanyian puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka” (Kis 16:25). Berikut arti tentang Mazmur,Kidung Pujian dan Nyanyian.
MAZMUR,KIDUNG PUJIAN DAN NYANYIAN
1. "Mazmur", Yunani: ψαλμος - psalmos dari kata ψαλλω - psallô (memetik dengan jari), adalah syair yang dinyanyikan, biasanya diiringi dengan musik.
2. "Kidung puji-pujian", Yunani υμνος - humnos dari kata υδεω - hudeô (mengadakan peringatan, perayaan), adalah lagu yang berisi pujian kepada Allah, pahlawan, orang-orang besar. Saat sebelum kematian-Nya, Yesus Kristus pun "menyanyikan kidung puji-pujian" sebelum ke taman Getsemani di bukit Zaitun, Yerusalem.
3. "Nyanyian", Yunani ωδη - ôdê adalah istilah umum untuk "lagu". Untuk membuat kata ini menjadi lebih spesifik biasanya ditambahkan keterangan seperti 'ôdê pneumatikos', "lagu rohani"; 'ôdê kainos', "nyanyian baru" (Wahyu 5:9, 14:3); 'ôdê môseus', "nyanyian Musa" (Wahyu 15:3)
Dengan demikian maka dapat diartikan “ Sebuah syair yang dinyanyikan (dilombakan)dengan menggunakan alat-alat music (tanpa alat music) adalah untuk suatu PERINGATAN atau PERAYAAN,dan oleh seban itu Syair lagu itu adalah 'ôdê pneumatikos' atau Lagu Rohani /Nyanyian Rohani.
Maka BENYANYI DAN BERSORAK ;adalah suatu keadaan dimana seseorang sedang MENYERUKAN DALAM KEADAAN GEMBIRA tentang sesuatu Hal,dan itulah yang dimaksud oleh Rasul Paulus bahwa dengan MAZMUR,KIDUNG PUJIAN dan NYANYIAN ROHANI,sedang dipakai untuk : MENEGUR, MENASEHATI DAN MENGAJAR.
TUJUAN BERSAMA:”TAKUT TUHAN DAN CINTA LINGKUNGAN” Dalam Kemitraan GKI dan Pemerintah Kota Jayapura,maka GKI Pniel melalui Panitia dan Peserta Lomba pada tanggal 1 dan 2 Maret 2019 hendak memaknai Pesan Tema Lomba “BERNYANYI DAN BERSORAK BAGI TUHAN DENGAN SEGENAP HATI”adalah ..untuk Menegur,Menasehati dan Mengajar, ..tentang Takut akan Tuhan agar Manusia dapat Mencintai Lingkungan. Maka Lomba Paduan Suara ini telah menjadi Pesan Moral dan “eco-pastoral” bagi masyarakat Kota Jayapura /Port Numbay,sehingga yang terbaik ;Pesan TUHAN..dialah menjadi Duta Lingkungan Hidup di GKI,bagi MANUSIA,AIR DAN HUTAN di Tanah Papua.
0 comments:
Posting Komentar