Minggu, 17 Maret 2019
Jumat, 15 Maret 2019
Maksud-NYA Menyangkal Diri dan Pikul Salib Bukan Menyangkal DIA dan Menangis.
Refleksi terhadap Proses dan Mekanisme Denial-Penyangkalan
Teks : LUKAS 22 :54-62
Dalam Teks Lukas 22:54-62 sebagai Pokok renungan Jemaat di Minggu Sengsara III kita memiliki dua Tema :
1. Minggu Sengsara III atau yang dikenal dengan “MINGGU REMINISCERE” dengan tema Umum : Ingatlah segala rahmat-Mu (Maz.25:6).
2. Tema Rancangan Khotbah :”Penyangkalan Iman dalam pergumulan dan tantangan”.
3. Usul Tema khotbah saya :”IMAN DAN TANTANGAN HIDUP.
Penjelasan : Bagi dua kata dari rumusan tema yang di keluarkan adalah : PENYANGKALAN DAN PERGUMULAN.Karena Iman membuktikan orang Percaya sebagai pengikut Kristus sama seperti Petrus,Penyangkalan itu terjadi karena sebuah pergumulan diri manusia,sama seperti Petrus yang membuat Penyangkalan sebagai suatu bentuk pertahanan pilihannya adalah ;jujur atau berbohong.
Karena itu mari kita mendalami bagian berikut ini dalam terang Firman Tuhan dimana tema ini menghasilkan dua pertanyaan yaitu :
1. Mengapa Petrus Menyangkal Yesus ?
PERTAMA;Mengapa Petrus menyangkal Yesus ?
1. Menyangkal atau Penyangkalan dikenal dengan istilah Psikologis Denial. Denial adalah Proses atau mekanisme dimana seseorang menghindarkan kenyataan yang menimbulkan rasa takut dan rasa cemas, dengan secara tidak sadar untuk menyangkal kenyataan yang sebenarnya.
2. Petrus Menyangkail realitas yang menimbulkan rasa takut dalam pikirannya bahwa ia akan ditangkap dan dihukum. Karena itu walaupun di dalam diri Petrus,ia memiliki prinsip sebagai murid Yesus dan tidak kehilangan status itu,tetapi perasaannya telah membawanya untuk menyangkali kenyataan yang sesunggunya bahwa dia memang salah satu dari murid Yesus.
3. Maka Penyangkalan yang dilakukan oleh Petrus adalah cara melakukan pertahanan diri yang biasa terjadi dan dilakukan oleh sebagian besar individu. Contoh;kalau anak mencuri sesuatu dan dia ditanya dia akan menyangkal dengan berbagai bentuk kalimat sebagai reaksi pertahanan dirinya karena hendak menghidar dari kenyataan dan hukuman.
4. Maka tingkatan penyangkalan atau pertahanan diri yang dilakukan Petrus dari tingkat Person ke tingkat komunitas seperti yang terjadi (dalam dialek papua) :
a) Penyangkalan pertama dalam dialek papua hari2;ayat 56 dan 57. Seorang Perempuan Pelayan di rumah Iman berkata kepadanya : Eh,kam lihat ! de ini juga sama-sama dengan Dia. Jawab Petrus: Ko salah lihat,sa tra kenal Dia mo”. Penyangkalan ini menunjuk pada person-Yesus, karena jati diri Petrus baru dikenali dengan pengamatan pada wajahnya.
b) Penyangkalan kedua ayat 58 : Tidak lama ,seorang yang lain melihatnya dan berkata: Ko juga biasa gabung dengan dorang toh?!" Jawab Petrus :”Bukan,sa tra gabung dengan dong”. Penyangkalan kedua adalah penyangkalan terhadap komunitas para murid. Penyangkalan atas panggilan sebagai anggota-anggota Murid Yesus. Karena itu Petrus katakan:…aku bukan salah satu dari mereka.
c) Penyangkalan ketiga (masih dalam dialek hari2 papua) Ayat 59 dan 60: Kira-kira satu jam kemudian, seorang yang lain lagi berkata dengan yakin: " Ko orang Galilea toh,pasti juga sama-sama deng Dia” Jawab Petrus :Sa tratau yang ko bicara ;sa bukan orang Galilea,ko bicara apa ini”. Inilah penyangkalan terhadap asal-usul/locus,suatu tempat bernama Galilea dimana Petrus Pertama kali di Panggil jadi Penjala Manusia dari Pekerjaan Penjala Ikan.
Maka Proses Penyangkalan Petrus atau mekanisme Denial ini telah dilakukan dengan : MENYANGKAL SANG PEMIMPIN,MENYANGKAL KELOMPOK PARA MURID DAN MENYANGKAL ASAL-USUL DIAMANA PETRUS PERTAMA KALI DIPANGGIL KEDALAM KELOMPOK PARA MURID.
KEDUA; Jika saja Petrus Tidak menyangkal Yesus? Maka yang jelas bahwa tidak ada ayam berkokok”;Juga dia akan ditangkap dan didudukan bersama Yesus dekat perapian dan di hukum oleh pengawal-pengawal dan menyiksanya, maka Yesus bisa saja bertindak untuk membebaskannya seperti yang sudah dilakukan di Taman Getsemani terhadap telingan imam besar yang diputuskan oleh Petrus. Tetapi karena semua itu tidak terjadi,maka melalui Proses Denial/Penyangkalan itu PETRUS berlari keluar dan Menangis penuh Penyesalan. Dan MENANGIS sebagai Tanda Penyesalan juga bentuk Pertobatan(meukuli dirinya); Dengan Penyangkalan itu Petrus pun menjadi kuat untuk menebus kesalahanya dengan menjadi seorang Rasul dan Martir bagi berkembangan dan Pertumbuhan Jemaat mula-mula;ketika Hari Pentakosta itu,ia berkhotbah dan melakukan mujizat.
Pertanyaan untuk Refleksi diri ?
1. Apakah yang harus dilakukan oleh orang Percaya setelah bertobat karena terpaksa harus menyangkal Iman Percaya dihadapan orang lain untuk mempertahankan dirinya(dalam berbagai situasi kritis sekalipun)?
2. Dalam Menghadapi Pergumulan Hidup,maka tantangan Iman melahirkan pilihan bagi manusia Apakah mau Menyangkal Diri atau Menyangkal Yesus. Apa pilihan terbaik sebagai Pengikut Kristus?
Selamat berefleksi dan Menjadi berkat dan Martir Kristus !!!
LITURGI IBADAH WIJK MINGGU SENGSARA III
LITURGI IBADAH WIJK MINGGU SENGSARA III
GKI PNIEL KOTARAJA
PERSIAPAN
PANGGILAN BERIBADAH: (berdiri)
Liturgos :“Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari”.
Jemaat :”Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu, ya TUHAN, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala”
Liturgos : Kita Menyanyidari : …………………………………????????????
TAHBISAN DAN SALAM :
P : Persekutuan Ibadah WYK……. DI Keluarga:……………………………. ditahbisakan dalam Nama Bapa,Anak dan Roh Kudus. Kasih karunia dan Damai Sejahtera dari Allah menyertai saudara-saudara sekalian.
MENYANYI :…………………………..????????????
KERINDUAN KEPADA ALLAH: (Duduk)
P : Marilah kita membaca dari Mazmur 25:1-4 secara berbalasan.
P: Kepada-Mu, ya TUHAN, kuangkat jiwaku;
J: Allahku, kepada-Mu aku percaya; janganlah kiranya aku mendapat malu; janganlah musuh-musuhku beria-ria atas aku.
P: Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu;
J: yang mendapat malu ialah mereka yang berbuat khianat dengan tidak ada alasannya
P: Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah itu kepadaku
J :Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku,
P :Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.
DOA PENGAKUAN DOSA DAN BERITA ANUGERAH : Kita berdoa….
MENYANYI : …………………………………????????????
DOA DAN PEMB. ALKITAB : LUKAS 22 :54-62
KHOTBAH :
PERSEMBAHAN
P : “Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu” (2 KoR.8:12)
Kita menyanyi dari :…………………………………?????
DOA SYAFAAT:
MENYANYI : …………………………………???????????? (berdiri)
BERKAT : Pulanglah dengan Damai dan sejahtera dan terimalah berkat Tuhan;
P :”Tuhan memberkati engkau dan melindugi engkau,TUHAN menyinari engkau dengan wajahNya dan member engkau kasih karunia;TUHAN menghadapkan wajahNya dan memberi engkau damai Sejahtera.”
J : Amin……….Amin……….Amin…..
MINGGU REMINISCERE
IMAN DAN TANTANGAN HIDUP
Bacaan : LUKAS 22 :54-62
( Penerapannya di tujukan kepada Bakal Jemaat Wijk 13)
Setelah Yesus di Tangkap di Taman Getsemani,Yesus di Giring ke halaman rumah Hanas sebelum dibawa ke Kayafas. Di halaman Rumah Imam Hanas (Yoh 18:13) Yohanes melaporkan bahwa Yesus sempat di Tampar salah seorang Pengawal. Kemudian Yesus dibawa dan ditempatkan dihalam rumah Kayafas dan IA duduk dekat perapian untuk berdiang diri (Yoh.18:18) termauk para pengawal dan orang2 yang ada di situ termasuk Petrus yang secara diam-diam telah masuk dan ada ditengah-tengah mereka.
Dalam Teks Lukas 22:54-62 melaporkan tentang Petrus yang menyangkal Yesus ketika ia ditanya sampai 3 kali oleh mereka yang ada disitu karena mengenal dia sebagai salah satu murid-Nya. Maka dari peristiwa Penyangkalan itu maka ada dua pertanyaan yang sekiranya dapat membawa kita ke dalam Perenungan di Minggu Sengsara III (17 maret 2019) atau yang dikenal dengan “MINGGU REMINISCERE” dengan tema Umum : Ingatlah segala rahmat-Mu (Maz.25:6).Yang melalui Perikop bacaan ini diberikan tema:”Penyangkalan Iman dalam pergumulan dan tantangan” atau disederhanakan menjadi IMAN DAN TANTANGAN HIDUP. Maka dari tema-tema di minggu ini pertanyaan kita ada dua yaitu :
1. Mengapa Petrus Menyangkal Yesus ?
2. Jika saja Petrus Tidak menyangkal Yesus?
Bagi saya pertanyaan ini sangat penting karena kita telah keluarkan dua kata dari rumusan tema Perikop ini adalah : PENYANGKALAN DAN PERGUMULAN. Karena Iman membuktikan orang Percaya sebagai pengikut Kristus sama seperti Petrus,Penyangkalan itu terjadi karena sebuah pergumulan diri manusia,sama seperti Petrus (situasional) yang menghasilkan suatu bentuk pertahanan diri dengan Penyangkalan. Karena itu mari kita mendalami bagian berikut ini dalam terang Firman Tuhan dengan Penekanan pada Menyangkal atau Penyankalan.
PERTAMA;Mengapa Petrus menyangkal Yesus ? Petrus secara menusia memiliki alasannya sendiri,karena ketika di Taman Getsemani,ia telah memotong telingan salah satu Imam. Maka dengan kejadian itu,Petrus masuk di dalam halaman Imam besar untuk mendapingi Yesus dengan Perasaan takut dan waspada dan berusaha agar mereka tidak mengenal dia-ternyata ada yang mengenalnya. Karena itu Petrus harus menyangkal Yesus. Jadi Penyangkalan atau yang dikenal dengan istilah Psikologis DENIAL…adalah suatu Proses dimana seseorang menghindarkan kenyataan yang menimbulkan rasa takut, dengan secara tidak sadar menyangkal kenyataan, dan yang disangkal itu adalah suatu keadaan.
Jadi Petrus Menyangkal realitas yang menimbulkan rasa takut dalam pikirannya bahwa ia akan ditangkap dan dihukum juga. Karena itu di dalam diri Petrus,dengan tidak kehilangan status sebagai murid Yesus perasaannya telah membawanya untuk menyangkali kenyataan yang sesunggunya bahwa dia adalah salah satu dari murid Yesus. Maka Penyangkalan yang dilakukan oleh Petrus adalah cara melakukan pertahanan diri yang biasa terjadi dan dilakukan oleh sebagian besar individu. Contoh;kalau anak mencuri sesuatu dan dia ditanya dia akan menyangkal dengan berbagai bentuk kalimat sebagai reaksi pertahanan dirinya karena hendak menghidar dari kenyataan dan hukuman. Hal ini sama dengan Petrus,Jadi walaupun Petrus tidak bisa menipu dirinya,tetapi ia telah melakukan sebuah “pertahanan” diri sebagai proses Denial atau Penyangkalan,yang dalam Pandangan IMAN itulah sebuah Kesalahan yang ia telah lakukan.
Maka tingkatan penyangkalan sebagai bentuk Pertahanan diri yang dilakukan Petrus meliputi 3 hal yaitu : (dalam dialek papua hari2);
1 Penyangkalan pertama ayat 56 dan 57. Seorang Perempuan Pelayan di rumah Imam,katanya : Eh,kam lihat ! de ini juga sama-sama dengan Dia. Jawab Petrus: Ko salah lihat,sa tra kenal Dia mo”. Penyangkalan ini baru dikenal dengan mengamati wajahnya.Tetapi Penyankalan pertama ini adalah penyangkalan terhadap Yesus.(Person)
2 Penyangkalan kedua ayat 58 : Tidak lama ,seorang yang lain melihatnya dan berkata: Ko juga biasa gabung dengan dorang toh?!" Jawab Petrus :”Bukan,sa tra gabung dengan dong”. Penyangkalan kedua adalah penyangkalan terhadapa komunitas para murid. Penyangkalan atas panggilan sebagai anggota-anggota Murid Yesus. Karena itu Petrus katakan:… bukan aku tidak...
3 Penyangkalan ketiga Ayat 59 dan 60: Kira-kira satu jam kemudian, seorang yang lain lagi berkata dengan yakin: " Ko orang Galilea toh,pasti ko juga sama-sama deng Dia” Jawab Petrus :Sa tratau yang ko bicara ,sa bukan orang Galilea,ko bicara apa ini”. Inilah penyangkalan terhadap asal-usul, tempat bernama Galilea dimana Petrus Pertama kali di Panggil untuk jadi Penjala Manusia dari Pekerjaan Penjala Ikan di Galilea.
Maka Proses Penyangkalan Petrus atau mekanisme Denial ini telah dilakukan dengan : MENYANGKAL SANG PEMIMPIN-YESUS,MENYANGKAL KELOMPOK PARA MURID DAN MENYANGKAL ASAL-USUL DIAMANA PETRUS PERTAMA KALI DIPANGGIL KEDALAM KELOMPOK PARA MURID.
KEDUA; Jika saja Petrus Tidak menyangkal Yesus? Maka yang jelas tidak ada ayam yang berkokok”;Juga dia akan ditangkap dan didudukan bersama Yesus dekat perapian dan di hukum oleh pengawal-pengawal dan menyiksanya, maka Yesus bisa saja bertindak untuk membebaskannya seperti yang sudah dilakukan di Taman Getsemani terhadap telingan imam besar yang diputuskan oleh Petrus. Tetapi karena semua itu tidak terjadi,maka melalui Proses Denial/Penyangkalan itu PETRUS berlari keluar Menangis penuh Penyesalan. Dan dengan Penyangkalan itu telah membuat Petrus menjadi kuat untuk menebus kesalahanya dengan menjadi seorang Rasul dan Martir bagi Perkembangan dan Pertumbuhan Jemaat mula-mula sebab ketika Hari Pentakosta itu,Petrus di penuhi Roh Kudus,ia berkhotbah dan melakukan mujizat.
Apa makna Firman Tuhan ini bagi kita dalam memasuki Minggu Sengsara III ?
(Penerapan khusus buat Wijk XIII- Bakal Jemaat)
Memang Dalam hal penyangkalan setiap orang dapat melakukan itu dengan tujuannya masing-masing. Hal itu bisa dilakukan untuk menutupi kekurangannya,dan juga dilakukan karena hendak melindungi dirinya dan orang lain yang dikasihinya. Tetapi peristiwa yang dihadapi oleh Petrus,itu berkaitan erat dengan Pemanggilannya sebagai Murid Yesus dan kerena itu berhubungan erat dengan IMAN.
1. Sebelumnya Yesus telah menasehati mereka tentang Penyangkalan ini juga sdh dikatakan-Nya pada pasal sebelumnya bahkan pada ketiga Injil Sinoptic itu. Tetapi akhirnya Petrus juga menyangkal-Nya. Kita llihat didalam :
a. Lukas 9:23 :”Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Bandingkan Matius 16:24.
b. Markus 14:31 “Tetapi dengan lebih bersungguh-sungguh Petrus berkata: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua yang lainpun berkata demikian juga”.
c. Markus 14:30:” Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada hari ini, malam ini juga, sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.
Karena itu Menyangkali Iman bagi orang Percaya adalah suatu bentuk tindakan yang bertentangan dengan panggilan akan Keselamatan yang sudah diterima melalui penderitaan dan Kesengsaraan Kristus. Penyangkalan yang sederhana adalah,ketika ditanya tidak Ibadah kah? Kita akan menjawab apa? Nanti ikut ibadah malam saja,karena ada undangan jam 9-tapi malam akhirnya lupa juga,padahal tidak ada acara jam 9. Itu bentuk pertahanan diri dari sebuah Penyangkalan untuk menghidar dari kenyataan yang sebenarnya.(Malas).
2. Yesus meminta murid-murid untuk Menyangkal diri bukan menyangkal Diri-Nya. Menyangkal diri dalam peristiwa ini,adalah mempertahankan Iman dan Salib;sebagai lambang Penderitaan. Menyangkal diri dapat berarti Rela berkorban tanpa mengorbankan orang lain. Tetapi ternyata Petrus takut terhadap “salib”/siksaan dan menyangkal Yesus yang telah menerima “Cawan” di dalam kehendak Allah.(Doa-Nya di Taman Getsemani).
3. Sebagai benih Injil yang sudah tumbuh menjadi sebuah Persekutuan Jemaat yang Kuat dan mandiri; Wijk 13 yang dengan Iman sebesar biji sesawi hendak membangun Persekutuan Jemaat yang kuat;semua waktu,tenaga,uang,pikiran,perasaan,jiwa yang akan dikerahkan untuk Pembangunan Jemaat secara Fisik dan Rohani. Maka sdr-sdr semua dituntut untuk Menyangkali diri dan pikul salib masing-masing dan Bukan Menyangkal Yesus dan Menangis seperti Petrus-terutama Majelis Jemaat di Bakal Jemaat Wijk 13 ini. Dan walupun suatu saat kita akan seperti Petrus- Maka tindakan kita adalah PERTOBATAN dan siap menjadi Martir(pengorbanan diri);bagi Kehidupan Persekutuan,Kesaksian dan Pelayanan di Wijk 13. Maka kita dapat berdoa dan Memohon kepada Tuhan : “Ingatlah segala rahmat-Mu (Maz.25:6)”. Selamat menjalani Minggu Reminiscere.
Amin.
Selasa, 12 Maret 2019
'SUARA ITU KINI TAK TERDENGAR LAGI"
Hari itu Minggu,17 Februari 2019. Dalam Ibadah Pagi Jam 06.00 . Alm.Mengisi Pujian/Solo. Ketika saya sudah ada di Mimbar,hening menanti bunyi lonceng ke-3,maka yang terlintas dalam pikiran saya adalah :"Saya berikan Pa Herman Menyanyi sesudah Tahbisan dan Salam supaya jika nyanyiannya panjang (bhs.Indonesia dan Waropen),dan jika ada anggota Jemaat yang tidak suka pada banyaknya bait lagu,dan kalau itu membuahkan dosa,maka diakhir nyanyiannya(alm) Jemaat langsung merendahkan diri Mengaku Dosa dan mendapatkan Pengampunan dan Anugerah TUHAN. Seingat saya...."diujung waktunya" dua kali saya persilahkan Alm.Pa Hendrik menyanyi sesudah Votum dan Salam. TUHAN ITU BAIK.
Bapak Herman Ruatakurey adalah sosok yang di kenal baik dalam Lingkungan Jemaat GKI Pniel dengan sapaan akrab"Pa Herman" . Beliau adalah sosok yang bagi saya dalam menyanyi dengan memengang "lipatan kertas lagu" ia tidak percaya pada bantuan alat musik pengiring. Karena memang setiap menyanyi Memuji Tuhan dalam Ibadah Minggu selalu menyanyi solo tanpa bantuan alat musik pengiring. Itulah kepercayaan diri yang kuat dalam menyanyikan sebuah lagu tentu seperti kata-kata Pemazmur :"Kakiku berdiri di tanah yang rata;aku mau memuji TUHAN dalam Jemaah" (Mazmur 26:12). Yah!! ini luar biasa.
Akhirnya juga duka dan air mata Jemaat Pniel atas kematian Bapak Herman ;adalah merasa kehilangan sosok yang memiliki kepercayaan diri yang kuat dalam menyanyi solo. Mungkin TUHAN tidak berikan sesuatu yang yang cukup secara Materi bagi Bapak Herman,tetapi Tuhan telah mengaruniakan kepadanya "KEKUATAN JIWA" dan bahwa MENYANYI telah menjadi TALENTA dalam Persekutuan,Kesaksian dan Pelayanan. Maka apa yang dikatakan dalam Mazmur 115:17-18 : "Bukan orang-orang mati akan memuji-muji TUHAN,dan bukan semua orang yang turun ke tempat sunyi , tetapi kita,kita akan memuji TUHAN, sekarang ini dan sampai selama-lamanya. Haleluyah !!" Dan itu telah dibuktikannya semasa Hidup di tengah-tengah persekutuan Jemaat ketika Ibadah Minggu I,Minggu II dan Malam
Sejak malam tanggal 12 Maret 2019,semua kenangan,syukur,penyesalan, doa-doa,hikmat,dan ungkapan penguatan dan penghibur..."seperti sungai" yang terus mengalir mewarnai "Grup Wa MJ Pniel". Dan inilah bukti dari orang yang mendapatkan Kasih dari "semua Hamba Tuhan (pnt/syms). Walaupun hanya sebagai Anggota Jemaat Biasa,Anggota PKB,ungkapan Doa dan Syukur dari Para Majelis Jemaat yang terus mengalir,adalah bukti bahwa TUHAN AKAN MEMULIAKAN Bapak Herman Ruatakurey. Selamat Jalan. Sampai Jumpa di Rumah BAPA di Sorga.
Bapak Herman Ruatakurey adalah sosok yang di kenal baik dalam Lingkungan Jemaat GKI Pniel dengan sapaan akrab"Pa Herman" . Beliau adalah sosok yang bagi saya dalam menyanyi dengan memengang "lipatan kertas lagu" ia tidak percaya pada bantuan alat musik pengiring. Karena memang setiap menyanyi Memuji Tuhan dalam Ibadah Minggu selalu menyanyi solo tanpa bantuan alat musik pengiring. Itulah kepercayaan diri yang kuat dalam menyanyikan sebuah lagu tentu seperti kata-kata Pemazmur :"Kakiku berdiri di tanah yang rata;aku mau memuji TUHAN dalam Jemaah" (Mazmur 26:12). Yah!! ini luar biasa.
Akhirnya juga duka dan air mata Jemaat Pniel atas kematian Bapak Herman ;adalah merasa kehilangan sosok yang memiliki kepercayaan diri yang kuat dalam menyanyi solo. Mungkin TUHAN tidak berikan sesuatu yang yang cukup secara Materi bagi Bapak Herman,tetapi Tuhan telah mengaruniakan kepadanya "KEKUATAN JIWA" dan bahwa MENYANYI telah menjadi TALENTA dalam Persekutuan,Kesaksian dan Pelayanan. Maka apa yang dikatakan dalam Mazmur 115:17-18 : "Bukan orang-orang mati akan memuji-muji TUHAN,dan bukan semua orang yang turun ke tempat sunyi , tetapi kita,kita akan memuji TUHAN, sekarang ini dan sampai selama-lamanya. Haleluyah !!" Dan itu telah dibuktikannya semasa Hidup di tengah-tengah persekutuan Jemaat ketika Ibadah Minggu I,Minggu II dan Malam
Sejak malam tanggal 12 Maret 2019,semua kenangan,syukur,penyesalan, doa-doa,hikmat,dan ungkapan penguatan dan penghibur..."seperti sungai" yang terus mengalir mewarnai "Grup Wa MJ Pniel". Dan inilah bukti dari orang yang mendapatkan Kasih dari "semua Hamba Tuhan (pnt/syms). Walaupun hanya sebagai Anggota Jemaat Biasa,Anggota PKB,ungkapan Doa dan Syukur dari Para Majelis Jemaat yang terus mengalir,adalah bukti bahwa TUHAN AKAN MEMULIAKAN Bapak Herman Ruatakurey. Selamat Jalan. Sampai Jumpa di Rumah BAPA di Sorga.
Sabtu, 09 Maret 2019
KASIH MENGALAHKAN KEJAHATAN;Melawan Radikalisme
“Tetapi inilah saat kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu."
LUKAS 22 :52-53
"Inilah Saat Kamu" ;Kata Yunani "humon" (baca: hoo-mone') digunkan untuk kata “kamu” yang dapat berarti adalah :hatimu ,imanmu,jiwamu. Artinya bahwa dengan kata “humon” ditujukan kepada “imam-imam kepala dan tua-tua”. Mereka ini mewakili "Penguasa bait Allah". Maka kata "inilah saat kamu";membuktikan bagaimana Hati mereka,jiwa mereka dan iman mereka,yang mengandung kejahatan di telanjangi oleh Yesus.
"Inilah kuasa " :Kata Yunani “exosia” (baca:ex-oo-see'-ah)Digunakan untuk Kata Kuasa; yang dapat berarti adalah hak; kuasa; pemerintah; wilayah yang diperintah orang (Lukas 23:7 wilayahnya Herodes). Maka dengan demikian Yesus membuktikan bahwa mereka bukan saja mewakili kalangan “orang-orang dan penguasa bait Allah”,tetapi mereka juga datang mewakili Pemerintahan yang berkuasa pada saat itu adalah Herodes untuk menangkap-Nya dan terbukti dengan kehadiran Pengawal-Pengawal bait Allah.
"Kegelapan" digunakan kata Yunani skotos yang berati Dosa atau Kejahatan. Jadi Yudas telah terlibat dalam rancangan kejahatan dan Dosa yang di rencanakan oleh "Penguasa-Penguasa bait Allah" dengan Kuasa (exsorsia) Pemerintahan Herodes.
Maka kita berkesimpulan bahwa : Rencana penangkapan Yesus ini direncanakan oleh Imam-Imam,Ahli taurat dan tua-tua,dengan sepengetahuan Herodes untuk menangkap Yesus. Tetapi Karena Yesus memiliki Pengikut yang banyak,maka mereka harus mencari seorang Penghianat,bersembunyi di balikperan Yudas yang memiliki keberanian untuk menyerahkan Yesus. Karena itu Yudas dipilih;pilihan pada seorang murid adalah karena Penggilan Yesus dan bukan Yudas membawa diri masuk kelompok para murid. Maka ia memiliki keberanian untuk menyerahkan Yesus-Gurunya sendiri.
Melawan Radikalisme !!!
Bahwa “Kuasa Kegelapan” akan merasuki seseorang adalah ketika ia membawa diri ke dalam satu kelompok "ekstrim" atau bersama-sama dengan orang lain ikut merencanakan suatu tindakan untuk mencelakai orang lain yang adalah semama manusia ,entah kita yang sebagai peranang atau atas nama orang lain dan kelompok "radikal"; adalah Kejahatan dan Dosa. Dan inilah yang sering terjadi dalam kelompok-kelompok radikalisme,seperti yang baru saja terjadi di Koya oleh kelompok JUT sehingga melahirkan “demo damai” dari Kalangan Umat beragama di Kota Jayapura untuk mengusir dan menentang Kejahatan atau Skotos itu. Maka “demo damai” adalah juga wujud dari Tindakan Kasih Allah dari Umat-Nya yang menghendaki “Kedamaian” dan hidup Rukun. Maka Paham Radikalisme,yang merancang "skotos" bagi sesamanya harus ditiadakan dari Tanah Papua. Maka orang-orang yang Merancang Skotos;(Kejahatan dan Dosa) tidak boleh ada Persekokonkolan; kesepakatan-kesepakatan rahasia untuk berbuat kejahatan dengan siapa pun.
Dengan begitu kita dinasehati oleh Firman ini untuk menghindari dan tidak terlibat dalam rancangan2 kejahatan,sebaliknya kita diwajibkan untuk menasehati dan bertindakan dengan Kasih bagi mereka yang hendak melakukan kejahatan dan dosa.
Apa yang dilakukan oleh Yesus dengan “menempelkan” kembali telinga Iman Besar,adalah wujud dan bukti dari Kasih Allah dalam Diri Yesus. Dengan demikian kita belajar bahwa Kejahatan hanya bisa dikalahkan dengan Tindakan Kasih. Karena Kejahatan akan Lenyap tetapi Kasih akan ada untuk selama-lamanya. Maka tugas kita sebagai orang Percaya dalam menjalani Minggu Sengsara Yesus yang ke-2 dan semua orang mencitai KEDAMAIAN ;adalah selalu berpikir dan bertindak dengan mengedepankan Kasih Allah dalam hidup. /dea
BUKAN DI BAIT ALLAH TETAPI DI GETSEMANI (INVOCAVIT)
MENGAPA YESUS TIDAK DI TANGKAP DI BAIT ALLAH
TETAPI DI TAMAN GETSEMANI ?
LUKAS 22 :47-53
Kalau kita meneliti secara saksama,berita atau kisah Penangkapan Yesus ini,sebenarnya ada hal yang Menarik dan tidak Biasa. Yang saya maksudkan tidak biasa itu akan kita lihat pada Ayat 47-51 dan kedua Ayat 52-53. Maka untuk mendalami hal yang “tidak biasa tadi” maka kita akan menggunakan pertanyaan agar kita menemukan jawabannya.
PERTANYAAN PERTAMA :”Mengapa Petrus dan murid yang lain tidak menyerang Yudas,tetapi “orang-orang/rombongan yang menyertai Yudas? Hal ini patut kita pertanyakan karena Ketika Yesus berkata : "Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?" Ketika itu Yudaslah yang seharusnya diserang oleh Petrus,karena mereka tahu bahwa Yudas lah yang telah berkhianat terhadap Sang Guru;Yesus. Hal ini terasa aneh,sebab jika kita bayangkan keadaan terjadi pada sekelompok anak-anak muda saat ini,dimana pemimpin kelompok mereka dikhianati oleh seorang sahabat,tentu sahabat-penghianat itu akan dipukuli,bahkan bisa mendapat ancaman. Tetapi dalam Teks ini Yudas tak disentuh bahkan mendapat kata-kata ancaman dari Petrus dan murid lainnya,justru salah satu Imam Besar dari rombongan itu. Inilah hal yang menarik dimana kita akan menemukan jawabnya pada ayat 53.
PERTANYAAN KEDUA :” Dari jawaban Yesus ayat 52-53 kita memperoleh pertanyaan? Mengapa Mereka tidak menangkap Yesus di Bait Allah padahal IA selalu ada bersama-sama mereka di Bait Allah tiap2 hari? “Mereka” yang disebutkan dalam ayat 52 dalam rombongan itu memang tidak berani menangkap Yesus di Bait Allah karena hal ini :
1. Jika mereka menangkap Yesus di bait Allah;mereka akan disalahkan dan tidak dipercaya oleh orang banyak,karena mereka tidak menemukan dan memiliki dasar dan alasan kuat bahwa Yesus telah melakukan kesalahan dan harus ditangkap.
2. Bahwa Yesus bersama murid-muridNya,memiliki pengikut yang banyak dan mereka terus mengikuti DIA kemana saja Dia pergi dan melakukan Mujizat-Mujizat diantara orang-orang Miskin dari Masyarakat Yahudi dan mereka yang terpinggirkan.
3. Untuk bisa menangkap Yesus,maka mereka membutuhkan ”Penghianat”;dan Penghianat itu adalah Yudas. Yudas adalah seorang “yang dipanggil oleh Yesus menjadi Murid-Nya” dan bukan seorang yang membawa diri masuk kedalam kelompok para murid”. Dengan Pilihan dan Panggilan sejak Awal-maka Yudas memiliki semacan “keberanian dalam dirinya” untuk menyerahkan Gurunya. Tetapi rupaya Strategi dan apa yang dipikirkan oleh Imam -imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah serta tua-tua (ayat 52),mendapatkan sebuah Jawaban dan Pernyataan Yesus,yang tidak ditujukan kepada Yudas melainkan kepada mereka dengan mengatakan :” Tetapi inilah saat kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu."
Oleh sebab itu menjadi bagian perenungan kita saat ini adalah memahami kata-kata Yesus : “Tetapi inilah saat kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu."(ay.53b) Dua hal terpenting dalam kata-kata Yesus ini adalah: INILAH SAAT KAMU DAN INILAH KUASA KEGELAPAN.
Pertama; INILAH SAAT KAMU; Kata Yunani humon (baca:hoo-mone') digunkan untuk kata “kamu” yang dapat berarti (ay.53b) adalah :hatimu ,imanmu,jiwamu. Artinya bahwa dengan kata “humon” yang ditujukan kepada “imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah serta tua-tua” . Yesus hendak menunjukan kepada Keinginan mereka yang sebenarnya;Yesus membuka isi hati mereka yang jahat untuk menangkapNya dan bukan karena Yudas. Itulah keinginan mereka dan bukan Yudas,karena walaupun Yudas berkhianat,tetapi ia berkhianat atas keinginan hati mereka;jiwa mereka yang sudah bersepakat dengan Yudas untuk mereka menangkap Yesus.
Kedua; INILAH KUASA KEGELAPAN. Kata Yunani “exosia” (baca:ex-oo-see'-ah)Digunakan untuk Kata Kuasa; yang dapat berarti adalah hak; kuasa; pemerintah; wilayah yang diperintah orang (Lukas 23:7 wilayahnya Herodes). Maka dengan demikian Yesus membuktikan bahwa mereka bukan saja mewakili kalangan “orang-orang dan penguasa bait Allah”,tetapi mereka juga datang mewakili Pemerintahan yang berkuasa pada saat itu adalah Herodes untuk menangkap-Nya.Sedangkan kata Kegelapan digunakan kata Yunani skotos yang berati Dosa atau Kejahatan.
Jadi kita memahami bahwa imam-imam kepala , kepala-kepala pengawal Bait Allah dan tua-tua(Penguasa Bait Allah);JIKATIDAK mempunyai Niat untuk menangkap Yesus dan Hati mereka tidak ada Kebencian,maka Yudas tidak akan Menghianati Yesus. Tetapi Karena apa yang dilakukan oleh mereka juga mewakili Pemerintahan yang berkuasa (exosia);maka di mata Yesus itulah Skotos;Kegelapan yakni Dosa dan Kejahatan yang direncanakan oleh “penguasa Bait Allah” dengan melibatkan Pemerintahan Herodes. Kata Yunani Lestes digunakan untuk Penyamun;Pemberontak;adalah Jawaban Yesus atas mereka yang datang dengan Prajurit lengkap dengan Pedang dan Pentungan. Maka Para Imam dan Tua2 mewakili “Penguasa Bait Allah” dan Pengawal bait Allah” adalah orang dalam dalam Pemerintahan Herodes.
Maka dalam kaitan dengan Minggu Invocavit:”Bila Ia berseru kepadaku, aku akan menjawab-Nya” (Mzm 91:15a). Bagaiman kita akan menjalani Minggu Sengsara II ini dengan pernyataan Yesus: “Tetapi inilah saat kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu." Dengan kata lain bahwa :
Walaupun dengan Exosia yaitu Kuasa Pemerintahan yang digunakan untuk merencakanan kejahatan dan dosa oleh “penguasa bait Allah” dengan jalan menangkap Yesus lewat penghianatan yang dilakukan oleh Yudas,Yesus tidak melawan bahkan menunjukan KASIH-NYA dengan menyembuhkan kembali “telinga Imam Besar” yang di potong oleh Petrus(ay.50-51). Jadi bukan saja tentang Mujizat,tetapi tentang Kepribadian Sang Guru-Yesus yang penuh Kasih ditunjukan di hadapan Petrus dan murid-murid lainya juga kepada Yudas dan rombongan yang hendak menangkap Dia. Maka benarlah apa yang dikatakan oleh Yesus dalam Ayat 53a “Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu di dalam Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku”. Maka Kejahatan apapun yang direncakan terhadap Yesus, IA membalasnya dengan tindakan Belas-Kasihan.
Dalam memaknai Minggu Invocavit:dengan Tema:”Bila Ia berseru kepadaku, aku akan menjawab-Nya” (Mzm 91:15a). Maka pergumulan Yesus di Taman Getsemani atas Cawan yang yang merupakan Kehendak Allah,maka Penggiringan Yesus ke rumah Iman besar untuk meneriman Tuduhan dan Hinaan juga merupakan Jawaban Yesus atas atas Kehendak Allah untuk menjalani Cawan;Penderitaan itu. / dea