Senin, 16 November 2020

HAMBAKU YANG BAIK DAN SETIA, MINGGU, 22 NOVEMBER 2020


PEMBACAAN ALKITAB     : LUKAS 19 : 11 – 27

PENULIS     PDT. NELSON KAPITARAU, S. Th (Sinode)

 1. PENDAHULUAN

Perumpaman tentang uang mina disampaikan oleh Yesus dalam pelayanan menuju klimaksnya di Yerusalem,kedua belas murid itu terus mengharapkan bahwa suatu revolusi secara duniawi akan segera terwujud dan pemerintahan Allah yang dijanjikan itu akan segera terlaksana. Menuju pada pengenapan itu dalam perjalanan para murid bertengkar tentang kedudukan dan jabatan yang akan diperoleh dalam kerajaan yang didirikan itu ( bnd Markus 10 : 35-45 ),Yesus sampaikan bahwa mereka tidak perlu mengharapkan kedudukan yang istimewa dalam kerajaan yang dibangun itu,tetapi mereka masing-masing akan di berikan modal sendiri untuk dipakai dalam melayani dalam kerajaan-Nya diantara umat manusia. Perumpaan ini disampaikan untuk memperbaiki sikap para murid tentang perebutan kedudukan,dan mereka diperingatkan bahwa Mesias akan ditolak oleh manusia dan didepan mereka ada suatu masa dimana murid-murid Yesus tidak sibuk lagi setia melayani ketika guru mereka tidak hadir bersama-sama dengan mereka,sampai Ia kembali dalam kekuasaan Rajani. Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan bahwa Yesus mengangkat perumpamanan ini dari konteks pergantian kekuasan dalam kekaisaran Romawi dalam keluarga Herodes Agung dimana anaknya di usulkan diangkat menjadi gubernur di wilayah kerajaan mereka. Hal pergantian kepemimpinan itu bukan menjadi utama dalam perumpaan ini,tetapi yang menjadi utama adalah kesepuluh hamba,yang di berikan masing-masing orang satu mina yang dipakai berdagang dan mencari untung.

 Apa itu uang mina? Mina adalah mata uang kuno dalam bhs Yunani dan latin disebut mina,kata ini kita jumpai dalam injil Lukas 19 : 13,satu mina diterima oleh seseorang itu sama dengan upah kerja selama tiga bulan.

2. PENJELASAN TEKS

 2.1. Ayat 11 Kisah ini menunjuk kepada para pengikut Yesus apa yang harus mereka kerjakan selama masa antara kepergian Yesus dengan kedatang-Nya kali kedua. Karen kita sekarang hidup dalam periode tersebut,maka hal itu langsung berlaku bagi kita,kita telah diperlengkapi secara sangat baik untuk membangun dan memperluas Kerajaan Allah. Yesus mengharapakan kita untuk menggunakan talenta ini supaya talenta tersebut berkembang dan kerajaan-Nya bertumbuh. Ia Meminta setiap kita bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan dengan karunia-Nya. Sementara menantikan kedatangan Kerajaan Allah dalam kemulian,kita harus melakukan pekerjaan Kristus.

 2.2. Ayat 13 : sampai aku datang kembali,perumpamaan ini menggambarkan bahwa setiap orang percaya yang telah diselamatkan memiliki tanggung jawab untuk mengunakan apa yang Allah karuniakan kepada-nya dengan setia.

 2.3. Ayat 19 : Enkau telah setia, barang siapa yang setia dalam pelayanan bagi Tuhan dan telah mengambil bagian dalam bebanya di bumi ini akan di beri pahala berlimpah dalam kerajaan yang akan datang. Bahkan mereka akan di karuniai tugas yang lebih besar dalam langit dan bumi yang baru( wahyu 21 : 1 ). Mereka yang tingkat kesetiaanya lebih rendah akan menerima kedudukan dan tanggung jawab yang lebih kecil.

 2.4. Ayat 20-27 Mengapa Raja itu bersikap demikian keras terhadap orang yang tidak menggandakan uangnya itu, Raja Menghukum orang itu karena : 1). Ia tidak ikut mengambil bagian memajukan kepentingan tuannya dalam kerajaan, 2). Ia tidak mempercayai maksud-maksud tuannya,3).Ia hanya memikirkan dirinya sendiri,4). Ia tidak melakukan apapun untuk memanfaatkan uang tersebut,seperti sang raja dalam kisah ini,

 3. PENERAPAN

 3.1. Bagaimana dengan karunia yang Allah berikan kepada saudara apakah telah digunakan bagi keuntungan kerajaan-Nya,selama masa penantian itu,atau saudara menyimpangnya?

 3.2. Apakah GKI mengingkan Kerajaan-Nya berkembang ditengah-tengah dunia?

3.3. Karunia yang diberikan kepada Umat-Nya juga dipakai untuk memikirkan orang lain.

3.4. Orang Percaya harus bersedia menggunakan apa yang Tuhan berikan dengan setia untuk Kerajaan-Nya.

 

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI                                                                                -- MINGGU II

1. Nyanyian Mazmur 150 : 1-2

2. Nyanyian Mazmur 25 : 2

3. Nyanyian Mazmur 25 : 3

4. Nyanyian Rohani 160 : 1dst

5. Nyanyian Rohani 86 : 5

6. Kidung Jemaat 400 : 1-2


ALLAH MEMENUHI SEGALA KEPERLUANMU, MINGGU, 15 NOVEMBER 2020

 


PEMBACAAN ALKITAB : FILIPI 4 : 10 - 20
PENULIS  : PDT. NELSON KAPITARAU, S. Th

 1.      PENDAHULUAN

 Surat Filipi ditulis oleh Paulus dari dalam penjara (1:7),untuk berterima kasih pada orang percaya di Filipi karena telah menolongnya dengan pemberian dan doa ,Paulus berharap segera di bebaskan,sehingga dapat melanjutkan pemberitaan kabar baik ( 3:17-19),tetapi dia juga tahu bahwa ada kemungkinan dia akan dihukum mati,( 1:21).

Kota Filipi adalah bagian dari wilayah Yunani utara yang di sebut Makedonia,dan di kota inilah paulus pertama kali menginjak kaki di Eropa. Di Kota ini Paulus memberitakan kabar baik dan mendirikan jemaat (kispar 16).

 Dalam ayat-ayat ini kita mendapatkan pengakuan Rasul paulus yang penuh syukur atas kebaikan jemaat Filipi dalam mengirimkan pemberian kepada dia untuk kebutuhan hidupnya,sebab pada saat itu ia tengah menjadi tahanan di Roma. Dan disi Paulus mengambil kesempatan untuk mengakui kebaikan-kabaikan yang dulu mereka berikan kepadanya dan meyebutkan semua kebaikan itu.

 2. PENJELASAN TEKS

2.1. Ayat 11 Paulus bukan merasa kekurangan atau takut kekurangan,tetapi ia sudah mencukupkan diri dengan sedikit yang dimilikinya,dan itu telah membuatnya puas,mengenai hal ketakutan dan kekurangan ,ia bergantung pada pemeliharaan Allah untuk memberinya persediaan dari hari kehari.sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.

2.2. Ayat 12 Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan,Allah memberikan anugerah istimewa yaitu memampukan kita untuk dapat menyesuaikan diri dengan setiap keadaan hidup,dan tetap berpikir tenang dalam melewati segala macam keadaan.

 2.3. Ayat 13 Kita memerlukan kekuatan dari Kristus untuk memampukan kita untuk mencukupkan diri dalam segala keadaan. Paulus tidak mengeluh karena pengalaman telah mengajarkanya untuk puas,dalam segala keadaan yang baik maupun buruk,pada saat miskin maupun kelimpahan,pada saat sehat maupun sakit,Ia berkata: Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku

2.4. Ayat 17 Tetapi yang ku utamakan bukan pemberian itu,Paulus katakan bahwa bukan karena pemberian itu membuat aku bersemangat,tetapi sebaliknya dengan pemberian itu keuntunganmu semakin bertambah,ia tidak memetingkan dirinya tetapi yang penting adalah buahnya yang makin memperbesar keuntunganmu,dan kamu dapat mepertanggung jawakan semua harta kekayaanmu itu kepada Dia yang memberikannya.

 2.5. Ayat 18 Aku berkelimpahan,karena aku telah menerimanya dari Eparoditus,Paulus merasa cukup atas pemberian jemaat,meskipun terbatas,tetapi didalam Tuhan yang terbatas itu menjadi kelimpahan.

 2.6. Ayat 19 Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemulian-Nya dalam Kristus Yesus, Paulus menekankan pemeliharaan penuh kasih dari Allah Bapa terhadap anak-anak-Nya dengan penuh kasih. Ia akan memenuhi segala kebutuhan jasmaniah dan Rohaniah,waktu saudara menyampaikan kepadanya Ia akan memenuhinya,dalam Kristus Yesus. Hanya melalui persekutuan dengan Kristus kita dapat pemeliharaan dari Allah.

 3. PENERAPAN

 3.1. Belajarlah untuk bersandar pada janji-janji Allah dan kuasa Kristus untuk menolong saudara merasa cukup,jika saudara selalu menginginkan lebih banyak, mintalah kepada Allah untuk membuang semua keinginan itu dan mengajar saudara untuk merasa puas dengan segala keadaan.

 3.2. Dia akan menyediakan segala kebutuhan dan keperluan saudara,tetapi dengan suatu cara yang Dia tahu adalah terbaik untuk saudara,kita juga ingat apa itu keinginan dan apa itu kebutuhan,sebab Tuhan menjawab kebuthan bukan keinginan.

 3.3. Kita bukan manusia super yang dapat mampu menghadapi berbagai masalah dan tantangan hidup,untuk itu datanglah kepada Dia,seperti yang dikatakan Paulus segala perkara dapat kutanggung didalam dia yang memberikan kekuatan.

 NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI

(1) Nyanyian Mazmur 99:1-3

(2) Nyanyian Rohani 84:3

(3) Nyanyian Rohani 84:4

(4) Nyanyian Rohani 77:1 (pengakuan iman)

(5) Kidung Jemaat 450:1-dst

(6) Nyanyian Rohani 80:1-4

HUT GKI DI TANAH PAPUA, SENIN, 26 OKTOBER 2020



HUT GKI DI TANAH PAPUA 

PEMBACAAN ALKITAB  : EFESUS 3 : 1 - 13

 TEMA  :  KEPELBAGAIAN UMAT DAN STATUS ORANG-ORANG KUDUS

PENULIS :PDT. SIENTJE LATUPUTTY, D.Th (STFT GKI I.S.KIJNE Abepura)

 1.      PEDAHULUAN

 Hari ini kita merayakan ulang tahun Gereja Kristen Injili di Tanah Papua yang ke-64. GKI yang lahir sebagai sebuah organisasi pada 26 Oktober 1956, saat ini telah tampil beda dalam berbagai aspek. Umat GKI pun semakin beragam dari latar belakang suku bangsa dan budaya yang memperkaya kehidupan bergereja tetapi sekaligus dapat menjadi ancaman jika kepelbagaian dalam GKI tidak dikelola dengan baik. Untuk itu mari kita belajar dari nasehat rasul Paulus kepada jemaat orang-orang kudus di Efesus yang beragam suku bangsa itu.

 2. PENJELASAN TEKS

 Surat Efesus adalah sebuah surat yang berasal dari Rasul Paulus. Dari penjara Paulus menulis surat kepada jemaat yang disebutnya sebagai ”orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus” (Ef. 1:1). Kendati ia terpenjara tetapi bagi Paulus, Injil tidak boleh terpenjara dan hidup jemaat mesti tetap berakar dan berdiri sebagai jemaat Tuhan. Sebutan “orang-orang Kudus” mempunyai makna penting untuk mengingatkan jemaat bahwa mereka berstatus khusus sebagai orang-orang yang percaya kepada Kristus Yesus, dan sedang hidup di tengah-tengah “orang-orang yang tidak percaya kepada Kristus Yesus”.

 Terasa dalam isi surat Paulus kepada jemaat ini bahwa Paulus terus menerus menguatkan iman jemaat untuk tetap hidup sebagai orang-orang kudus atau orang-orang yang terpilih menjadi milik Allah untuk memuji kemuliaan-Nya (Ef.1: 14). Kegelisahan Paulus yang membuat ia berulang-ulang mengingatkan jemaat tentang status dan cara hidup mereka sangat mendasar, mengingat Efesus adalah sebuah kota di Asia Kecil (sekarang Turki) yang pada masa itu terkenal sebagai “kota yang cemerlang di antara kota-kota cemerlang lainnya di Asia”. Sebagai pusat perdagangan dengan pelabuhan yang sangat besar, banyak orang dari berbagai daerah atau bangsa, Yahudi dan non Yahudi, datang ke kota ini yang membuat Efesus menjelma menjadi kota gemerlapan yang penuh kemasyuran, kekuasaan, takhyul yang berlebihan serta dosa yang mencolok.

 Beberapa hal lain yang membuat Efesus terkenal adalah keberadaan kuil dewi Artemis atau dewi Diana yang disembah oleh seluruh Asia (lihat Kis. 19:27). Patung dewi yang berada di tengah kuil, diyakini turun dari langit (Kis. 19:35). Mereka memahami dan mempercayai bahwa dewi Artemis adalah Dewi kesuburan sebab itu ritus-ritus penyembahan kepada Artemis penting artinya. Penduduk Efesus juga melakukan penyembahan dan tunduk kepada kaisar, dan ada masalah antara orang-orang Yahudi dan non Yahudi mengenai ahli waris dalam Kristus Yesus.

2.1. Ayat 1-4: Kepada orang-orang percaya non Yahudi (yang disebut sebagai orang-orang yang dahulu tidak mengenal Allah), Paulus meyakinkan jemaat tentang status dirinya (Paulus) sebagai penerima wahyu yang memiliki pengertian tentang rahasia Kristus. Status berpengaruh atas isi ajaran dan penerimaan umat atas ajarannya.

 2.2.  Ayat 5: rahasia tentang Kristus dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus.

 2.3.  Ayat 6: isi rahasia itu adalah bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus. Terjadi gerak dari yang bersifat partikularis (keselamatan hanya kepada orang Yahudi saja) menjadi janji keselamatan yang bersifat universal, meliputi semua bangsa non Yahudi.

 2.4.  Ayat 7-11: penegasan kembali status Paulus dan tugasnya sebagai seorang pemberita.

2.5.  Ayat 12: Penguatan Paulus kepada orang-orang non Yahudi bahwa di dalam Kristus dan oleh iman kepada-Nya, mereka memperoleh jalan masuk kepada Allah, sehingga baik Yahudi maupun non Yahudi sama-sama memiliki rahasia Kristus dan memperoleh jalan masuk kepada Allah.

 2.6.  Ayat 13: jadi jangan tawar hati dengan keterpenjaraan Paulus karena penderitaannya adalah kemuliaan jemaat.

3. PENERAPAN

 GKI di Tanah Papua pada usia 64 tahun telah menjadi gereja yang besar dari sistem organisasi, wilayah pelayanan, jumlah jemaat, tenaga pelayan, kemampuan finansial, dan terdiri dari berbagai suku bangsa di Indonesia. Bagaimana GKI dikelola dengan berpegang pada nasihat Paulus kepada jemaat di Efesus yang majemuk suku bangsa untuk meyakini kesatuan di dalam Kristus Yesus sehingga perbedaan suku bangsa tidak membuat perpecahan di dalam Gereja. Perbedaan sikap politik pun tidak boleh membuat perpecahan gereja karena kita semua adalah tubuh Kristus dalam keragaman fungsi, yang dibangun di atas dasar ajaran para rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus. Untuk itu pada usia GKI yang ke-64, GKI perlu terus menerus mereformasi diri agar tetap menjadi gereja Yesus Kristus yang universal, serta membawa umat manusia kepada pengenalan dan ketaatan kepada-Nya.


TEGAKKAN KEADILAN,16 Agustus 2020


TEMA : TEGAKAN KEADILAN
AMOS 5 : 7-13

Tentang Amos

Amos adalah seorang biasa. Pekerjaannya sebagai gembala dan pemungut buah ara. Ia berasal dari Tekoa sebuah desa di perbukitan Yudea, sekitar 16 KM sebelah Selatan kota Yerusalem dan 6 KM di sebelah Selatan Betlehem. Beberapa informasi mengenai Tekoa misalnya dalam 2Tawarikh 20:20, nama Tekoa menunjukan padang gurun dan nama kota. Dalam Yeremia 6:1, nama Tekoa menunjukan sebuah tempat (desa).

Wilayah pertanian Tekoa subur karena memiliki banyak sumber air. Sesudah perpecahan kerajaan, Tekoa termasuk daerah yang harus diperkuat (lih 2Taw 11:6), dan raja Yosafat pernah memenangkan pertempuran dengan suku Moab dan Amon di situ (lih 2Taw 20:20). Namapaknya Tekoa merupakan tempat pengintaian yang penting dalam pertahanan wilayah Yehuda. Amos dipanggil dari desa ini oleh Yahwe untuk menyampaikan pewartaan di tempat peziarahan Betel. Amos bukanlah seorang nabi yang professional yang terikat pada salah satu tempat peziarahan atau ibadat, melainkan sesuai dengan pengakuannya yaitu seorang penggembala dan pencari buah hutan.

Amos berkarya di Israel pada zaman pemerintahan raja Israel Yerobeam II, kira-kira sekitar tahun 760 sebelum masehi. Kemungkinan Amos berkarya dalam waktu yang cukup pendek; mungkin kurang dari setahun. Amos menangkap panggilan Yahwe untuk mewartakan firman-Nya di kerajaan Utara (Israel). Pada waktu itu kerajaan utara sedang mengalami zaman keemasan, tetapi jurang yang semakin lebar antara kelompok kaya dengan sebagian besar rakyat jelata. Tema besar pewartaan Amos adalah kritik atas ketidakadilan sosial yang merajalela di Israel serta kritik atas penindasan terhadap orang yang tidak berdaya. Dia mewartakan akhir kerajaan utara, “kesudahan telah datang bagi umat-Ku Israel. Aku tidak akan memaafkan lagi” (Amos, 8:2).

Sdr-sdr... Besok kita akan merayakan Hari Kemerdekaan RI yang ke-75 Tahun. Dalam kehidupan ber-Bangsa dan ber-Negera - Pancasila Telah Menjadi Jiwa-Kepribadian dan Pandangan Hidup dan Dasar Negara - dan karena itu menjadi Sumber segala Hukum yang berlaku di Negara kita ini. Maka pada Sila Kedua dan Kelima,disana kita temukan Kata ADIL DAN KEADILAN. Dengan begitu Rakyat selalu mempertanyatakan tentang Keadilan itu apakah sudah berlaku secara merata di Negeri Nusantara ini ? Bukan saja pertanyaan tentang Keadilan disekitar Meja Persidangan,tetapi juga rasa ketidal adilan yang muncul ketika persoalan CNPS 2018 di diumumkan di Tahun 2020 baik di Papua dan Papua Barat ? Tetapi juga tentang Hak-Hak Pribumi atas Tanah,Hutan di seantero Jagat Nusantara ini selalu bergema dari kelompok-kelompok dan masyarakat kampung yang merasa tidak berhak atas Keadilan itu...!!! Semua pertanyaan tentang Keadilan ini maka,hari ini kita hendak mendengarkan bagaimana Nabi Amos,dipanggil oleh Tuhan untuk mengkritisi Ketidak adilan di tengah-tengah Bangsa Israel atau Kerajaan Utara.

Sdr-sdr....!!!!

PENDALAMAN TEKS : AYAT 7-13

Ada Empat Pokok Pikiran :

1. Ayat 7: ALAMAT NUBUAT INI. Amos berkata di ..........

 Ayat 7: “Hai kamu yang mengubah keadilan menjadi ipuh, dan yang mengempaskan kebenaran ke tanah! sdr-sdr...

Ayat ini sama dengan di Amos 6:12b: “Sungguh, kamu telah mengubah keadilan menjadi racun dan hasil kebenaran menjadi ipuh! Atau dalam Yeremia 9:15: “Sebab itu beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: sesungguhnya, Aku akan memberi bangsa ini makan ipuh dan minum racun. Ratapan 3:15Ia mengenyangkan aku dengan kepahitan, memberi aku minum ipuh”. Jadi....

Amos 5:ayat 7: Menggambarkan kaum bangsawan Israel yang menjadikan keadilan atau hukum Allah suatu lelucon yang masam (ipuh)dimengerti sebagai pahit dan bengis. Kebenaran, ukuran kejujuran telah dihempaskan tak berdaya ke tanah. Hukum dimanipulasi demi kepentingan pribadi atau kelompok. Demikian juga kebenaran Allah diubah menjadi kebenaran yang diklaim kelompok untuk menindas rakyat kecil demi keuntungan kelompok. Dilihat dari redaksi ayat ini, sepertinya juga Amos merujuk kepada kitab Yeremia (bdk Yeremia 9:15). Hanya Amos menggunakannya dalam konteks yang berbeda. Amos terutama mengadopsi kata ipuh dan racun seperti juga digunakan dalam Am 6:12b.

 

2. Ayat 8-9: Identitas yang dikenakan kepada Yahwe

Ayat 8-9: “Dia yang telah membuat bintang kartika dan bintang belantik, yang membuat kekelaman menjadi pagi dan yang membuat siang gelap seperti malam; Dia yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke atas permukaan bumi – Tuhan itulah nama-Nya. Dia yang menimpakan kebinasaan atas yang kuat, sehingga kebinasaan datang atas tempat yang berkubu.

Dalam ayat 8-9, nampak bahwa Amos beralih dari orang-orang yang telah melakukan perubahan yang sengit (terhadap keadilan dan kebenaran) di atas bumi (ayat 7), kepada pengubah Besar (Yahwe) itu sendiri (8-9). Amos melakukan ini bukan begitu saja untuk membandingkannya, melainkan untuk meminta kesimpulan bahwa pemutarbalikan kebenaran oleh manusia tidak dapat menang terhadap Allah, dan bahwa api penghukuman yang dijanjikan (ayat 6) terhadap penggoda akan meletus menyala dalam suatu kebinasaan (ayat 9) yang memang Yahwe mampu mendatangkannya.

Pada ayat 8-9 ada tiga gambaran yang ditampilkan oleh Amos. Ia melukiskan bahwa Yahwe pengubah itu bekerja. Pertama: perubahan-perubahan semusim gugusan bintang kartika dalam naiknya dan terbenamnya menandai awal dan akhir musim pelayaran, dan dipergunakan juga oleh bangsa-bangsa pengembara untuk maksud-maksud penanggalan. Barangkali bintang belantik mempunyai arti yang sama. Teks-teks yang berkaitan dengan “bintang kartika” yaitu Ayub, 9:9; 38:31. Bintang kartika juga diartikan sebagai tanda lingkaran bintang pada biduk dan bintang fajar pagi, yang bagi orang-orang Timur Tengah menjadi lambang khusus daripada harapan. Sedangkan bintang belantik yang oleh besarnya mereka sebut “seperti tatapan orang bodoh”.

Dalam bahasa Akad, Aram, Siria, dan Arab: bintang orion dijuluki “raksasa”. Kemudian dikenal Anjing besar dan Anjing Kecil. Dalam Ayub 38:31, dilukiskan bahwa kehilangan belenggu bintang belantik menunjuk kepada kuat kuasa Allah untuk melepaskan bumi dari ikatan musim dingin.

 

Kedua: ada perubahan siang dan malam secara teratur, yang Amos perinci dengan secara khas menunjuk kepada kegelapan dan terang, suatu gambaran yang lebih daripada yang lain menunjukan keseluruhan perubahan yang Allah wujudkan. Kata kerja mengubah adalah kata kerja yang sama seperti yang digunakan dalam ayat 7: apakah mereka mengubah yang satu menjadi yang lain? Demikianlah Ia lakukan, tetapi dengan cara yang jauh lebih besar agung! Malah kekelaman harus takluk kepada kemauanNya untuk menjadi pagi.

Ketigaair menunjuk kepada air bah yang menggulingkan segala usaha manusia untuk menegakkan cara hidupnya di bumi. Justru Tuhan yang kuasa mengubahnya terutama diperlihatkan dalam perubahan-perubahan yang biasa dari hari-hari dan musim-musim, tidaklah terikat di dalam peraturan-peraturan-Nya yang ditentukan-Nya sendiri. Tidak ada keadaan yang begitu hebat sehingga membuatnya kebal, begitu aman sehingga tidak dapat diganggu gugat. Adalah Dia merupakan Tuhan.

3. Ayat 10-12: Konkritisasi dari ayat 7.

Ayat 10-12: Mereka yang benci kepada yang member teguran di pintu gerbang, dan mereka keji kepada yang berkata dengan tulus ikhlas. Sebab itu, karena kamu menginjak orang-orang yang lemah dan mengambil pajak gandum dari padanya, sekalipun kamu telah mendirikan rumah-rumah dari batu pahat, kamu tidak akan mendiaminya; sekalipun kamu telah membuat kebun anggur yang indah, kamu tidak akan minum anggurnya. Sebab Aku tahu, bahwa perbuatanmu yang jahat banyak dan dosamu berjumlah besar, hai kamu yang menjadikan orang benar terjepit, yang menerima uang suap dan yang mengesampingkan orang miskin di pintu gerbang.

  `       Pada ayat 10-12 Amos kembali melanjutkan ayat 7 yang secara khusus adalah tuduhan terhadap Israel. Atau boleh dikatakan bahwa 3 (tiga) ayat ini adalah fakta dari ayat 7 yaitu gambaran ketidakadilan yang dilakukan oleh kaum elit Israel (bangsawan) atau pemerintah. Petani yang miskin harus membayar pajak sehingga bangkrut dan dipaksa menjadi pelayan dalam tempat tinggal keluarganya yang dulu atau bahkan menjadi budak di salah satu tempat.

Jadi Ayat 10-12: mengikuti suatu pola yang ketat: tuduhan pertama (ayat 10) adalah berupa kebencian kepada teguran yang pada tempatnya; yang kedua (ayat 11a) tuduhan berupa ketiadaan hukum, praktek-praktek memeras. Yang ketiga adalah penghukuman yang diancam dengan pencabutan hak milik (ay 11b). Kini menyusul dua tuduhan selanjutnya , yang mengimbangi kedua yang pertama: tuduhan yang ketiga berurusan dengan ketiadaan hukum dan praktek-praktek yang memeras (ayat 12), dan tuduhan yang keempat dengan membungkamkan terguran yang pada tempatnya (ay 13).

Tiga ayat yang menggambarkan realitas ketidakadilan yang dialami oleh rakyat kecil di Israel mengingatkan saya pada teori J. Rawls tentang keadilan prosedural. Menurut Rawls keadilan adalah keutamaan institusi sosial. Hukum atau institusi meskipun efisien, tetapi kalau tidak adil harus diperbaiki atau diganti. Pernyataan ini sangat jelas, karena setiap orang mempunyai hak yang melekat pada prinsip keadilan yang tidak boleh dilanggar sekalipun atas nama kepentingan umum. Oleh karena itu hak-hak yang dijamin oleh keadilan tidak bisa dijadikan mangsa tawar-menawar politik.

 

Mereka memperlakukan hukum untuk kepentingan dan keuntungan pribadi dan kelompok (memanipulasi hukum) bukan untuk menjaga kemurnian relasi dengan Yahwe.

Berkaitan dengan pemikiran Marx yang prihatin dengan realitas pada zamannya di mana adanya kesenjangan yang cukup besar antar kapitalis dan kaum proletariat. Kaum kapitalis mengeksploitasi kaum proletar demi memperbesar modal. Mereka tidak peduli dengan keadilan sosial yang penting mereka mendapat untung. Bukankah ini juga yang sedang di kritik oleh Nabi Amos.

 

4. Ayat 13: Gambaran kebijaksanaan

Ayat 13: Sebab itu orang yang berakal budi akan berdiam diri pada waktu itu, karena waktu itu adalah waktu yang jahat.

           Orang yang tidak berpengaruh tau bahwa apabila ia membawa perkaranya kepada pengadilan (ay 12b), ia tidak akan mendapat kepuasan, ia terpaksa berdiam diri menghadapi kesalahan-kesalahan yang tak diperbaiki dari orang-orang lain. Tampak bahwa banyak rakyat kecil yang bungkam akan keadilan karena adanya ketidakpuasan dalam penanganan perkara.Maka stabilitas politik pun akan semakin parah karena hukum diperjualbelikan, dipermainkan demi kepentingan segelintir orang. Melihat realitas ini Yahwe tidak bisa berdiam Diri. Ia murka dan hendak menghukum Israel karena mengabaikan perjanjian mereka. Melihat hal ini TUHAN ALLAH tidak akan berdiam diri,dan akan menghukum mereka.

 

Nah !!! Sdr-sdr.... ADA DUA PESAN FIRMAN TUHAN INI BAGI KITA?

1. Berkaitan dengan asas tujuan atau cita-cita negara Indonesia secara jelas dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan fundamental dibentuknya negara Indonesia adalah negara Indonesia yang bertujuan untuk menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDI-P) Hasto Kristiyanto menilai, ketimpangan dan ketidakadilan dalam bidang ekonomi masih menjadi persoalan hingga saat ini. Bahkan banyak "Kritik keadilan di bidang hukum, keadilan di bidang ekonomi,Hak-hak Kepemilikan Adat/Hak Ulayat-marak dan terus menjadi pembicaraan dalam Negara ini," Bahkan demo-demo yang selama ini dilakukan-adalah hanya untuk menyuarakan KEADILAN-termasuk OAP yang menuntut Hak-nya di atas Tanah dan negerinya dalam Penerimaan CPNS 2018 yang diumumkan Tahun ini. Inilah Semua Rasa yang ada dan Perlakukan yang dialami olah masyarakat Indonesia ? ketika kita akan memasuki HUT RI ke 75 ? Sampai sejauh mana Keadilan Sosial yang manjadi tujuan Bangsa di tegakkan dan dinikmati oleh Rakyat yang kecil? Maka semua pertanyaan Rakyat ini akan dikembalikan kepada Para Pemimpin Bangsa-dan tentunya hanya kepada mereka yang memiliki Relasi dengan Tuhan secara baik (menurut agama dan kepercayaannya),mereka sajalah yang dapat menjalankan Keadilan bagi rakyat yang dipimpinnya. Mazmur 9:8 “Dialah yang menghakimi dunia dengan keadilan  dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran”. Itulah sebabnya ditengah-tengah Situasi Pandemi Covid-19;maka Keadilan di bidang Perekonomian terus diperjuangankan-agar Bangsa ini tidak akan mengalami Krisis. Sebab Empat negara besar di dunia sudah terjungkal akibat resesi ekonomi. Pandemi covid-19 menjadi faktor terbesar resesi ekonomi ini.Negara-negara tersebut di antaranya Amerika Serikat (AS), Jepang, Korea Selatan, dan Singapura,juga Philipina- Bagaimana dengan Negara kita Indonesia-setelah Merayakan HUT ke 75 Kemerdekaan ? Bukankah Krisis ini pun telah menghantui sendi-sendi kehidupan kita selaku warga Kota Jayapura-akibat Pandemi Covid-19,bahkan di dalam Gereja-juga sangat terasa? Inilah saatnya kita kembali kepada Allah-seperti kata Nabi Amos.

2. Pesan Firman Tuhan yang kedua,adalah bagi kita selaku Warga Gereja/atau orang Keristen. Bahwa Oleh karena ALLAH adalah Kasih-maka Kasih telah menjadi dasar Berpijak dimana seluruh bangunan Kekristenan dan Iman kita bertumbuh-karena Kristus Yesus-yang adalah Kebenaran Sejati-IA-lah Dasar Persekutuan kita.. Mazmur 11:7 ” Sebab TUHAN adalah Adil dan Ia mengasihi keadilan;orang yang tulus akan memandang wajah-Nya. Karena itu..sdr-sdr...Dengan kasih Allah marilah kita saling mengasihi- KASIH akan mejadikan kita selalu untuk berpeilaku Adil dalam segala hal di segala situasi dan kondisi- saat ini dan disini. Maka dengan Keadilan dan Kasih kita selaku warga Gereja/Jemaat Pniel terus menjadi Pejuang dalam memutus mata ratai Covid-19. AMIN.



 

Minggu, 15 November 2020

PERKARA PAULUS DALAM KEKUATAN KRISTUS; Bacaan : Filipi 4: 10 - 20

             Rasul Paulus bukan merasa kekurangan,tetapi ia telah belajar untuk mencukupkan ditinya dalam segala keadaan. Dan karena itu ia sangat bergantung dan memerlukan kekutan dari Kristus . Itulah sebabnya pada ayat 13 ia mengatakan "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku". Alasannya bahwa kekuatan itu harus datang dari Yesus karena Yesus telah berkata di dalam Injil Lukas 9:22 :"Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." Artinya bahwa YESUS dengan PenderitaanNya,adalah bukti bagaimana Ia menanggung penderitaan karena dosa manusia,dan kekuatanNya itu menjadi real saat Yesus bangkit. Maka dalam kaitan dengan Ayat 13 diatas,Rasul Paulus benar-benar mendasarkan tanggungannya atas Kekuatan yg diberikan Kristus.
Sampai disini,...kita di ajak melalui Surat 1 Petrus 2:19 "Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung". 

1Jika kita harus menderita karenan menanggung/membantu orang lain,itu karena kita telah belajar dan percaya bahwa Kristus telah lebih dulu memanggung seluruh beban pergumulan kita.
2. Sebagai Pelayan dan Hamba Tuhan,kita juga belajar untuk tidak harus banyak menuntut dari Jemaat,tetapi sebaliknya jika Jemaat dengan Iman dalam Pemberiannya kepada Pelayan,maka yg nampak adalah buahnya. Filipi 4:17 "Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu. 
Shalom.

Selasa, 10 November 2020

TINGGALKAN AYAH DAN IBUMU.

 MENGAPA SEORANG LAKI-LAKI HARUS TINGGALKAN

AYAH DAN IBUNYA DAN BERSATU DENGAN ISTERINYA?


Kejadian 2:24 "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya  dan bersatu   dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

Efesus 5 : 31"Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging"

Dalam tradisi orang Timur atau suku-suku yang menganur garis keturunan Laki-laki atau Patriakal,bahwa setiap pasangan Suami Isteri-setelah menikah akan tinggal dengan Suaminya atau keluarga pihak laki-laki.
Tetapi kata Alkitab dalam Kitab Kejadian yang kemudian dikutip oleh Rasul Paulus di dalam suratnya kepada Jemaat Efesus,sesuatu yang bertentangan secara hurufiah.... Tetapi masih ada satu Kalimat yang dingkapkan Rasul Paulus di Surat Efesus 5 : 32" Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat".

Apa Rahasia itu ? berikut penjelasan secara sederhana :
1.  Dalam Kesaksian Perjanjian Baru,bahwa metafora antara Yesus dengan Jemaat sebagai gambaran Mempelai laki-laki dan Mempelai Perempuan. Injil Matius 9:15 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Yesus adalah Mempelai Laki-laki dan Jemaat adalah mempelai Wanita-Nya.

2. Jika seorang laki-laki harus meninggalkan ayah dan ibunya...;adalah sebuah Penggambaran secara Theologis,bahwa YESUS telah meninggalkan Kemuliaan Allah Bapa di Surga,dan datang ke bumi untuk bersatu dengan Umat-Nya di bumi. Setelah Yesus sebagai Mempelai laki-laki yang telah bersatu dengan Umat-Nya,..juga seperti Adam yang diciptakan oleh Allah dari Tanah,dan kemudian "membangun" Hawa dari tulang rusuknya supaya keduanya bersatu...; Merupakan KEPASTIAN bahwa Yesus harus bersatu dengan Umat-Nya,atau Gereja atau Orang Percaya.

3. Dengan Pengorbanan-Nya yang Tertinggi dan Mulia,dimana DARAH-NYA tercurah untuk Pengampunan Dosa,menuntut para Suami,Mempelai laki-laki---untuk Berkorban bagi Isterinya,dan Isterinya hendak menghormati suami dengan setulus-tulusnya (Efesus 5:33).

LENGKAP SUDAH !!! Maka patutkah suami istri yang telah dipersatukan TIDAK BOLEH BERCERAI?
Jawabnya tentu TIDAK,apapun alasan Manusia,dan alasan yang dibuat-buat....., Karena Jika Orang Percaya "bercerai" meninggalkan Kristus Yesus maka ia disebut MURTAD..dan tidak Layak bagi Kerajaan Sorga,pada waktu Perkawinan Anak Domba,bandingkan Wahyu 21:9"Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka   terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan,  mempelai Anak Domba".

Salam.









Hanya dia yang ada saat itu

 Yang Lain ada di Mana,saat itu ?


Yohanes 19:25-27 ---" 25 Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. 26 Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!"27 Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya".

Yesus telah memilih kedua belas Murid-Nya... dan tercatat dalam Mat. 10:2-3; Mrk. 3:16-19; Luk. 6:14-16. Bahkan Petrus, Yakobus, dan Yohanes sering disebut sebagai murid-murid yang paling dekat dengan Yesus.

Diakhir Misi TUHAN ALLAH yang diselesaikanNya di atas Golgota-sejak di Taman Getsemani Para Murid telah melarikan diri (tidak termasuk Yudas). Tetapi ketika Yesus yang tersalib di Golgota,tercatat hanya satu orang saja yang ada di dekatNya. Dialah Yohanes, penulis Injil Yohanes, dan juga adalah salah satu dari 12 murid Yesus (Mat 4:21-22; Mrk 1:19-20; Luk 5:10-11), murid yang dikasihi Yesus.

1. Pertanyaannya...Yang lain ada dimana ?....Kesaksian di dalam Injil Matius 26:56b; Markus 14:50 "Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri". Jadi Mereka melarikan diri karena TAKUT..!!!

2. Yohanes 19:26 :....Yesus sendiri melihat,bahwa yang ada didekat-Nya bersama Ibu-Nya adalah Murid yang dikasihi-Nya...yaitu Yohanes,Saudara kandung Yakobus (Yakobus dan Yohanes disebut   Boanerges, yang berarti “anak-anak guruh” – Mrk. 3:17); anak dari Zebedeus dan Salome; keponakan dari Yusuf dan Maria; saudara sepupu Yesus.
Bandingkan: Mat. 10:2; 20:20; 27:56; Mrk. 3:17; 15:40; 16:1; Luk. 6:14; Yoh. 19:25.

3. Alasan mengapa Yohanes yang ada dekat dengan Ibu-Yesus,karena Yohanes dan Yesus adalah saudara sepupu Yesus.

Inilah sebuah kenyataan yang dapat memberi Hikmat dan Pengetahuan untuk kita meletakan pilihan,dalam kehidupan Iman kita. Memilih dan memiliki banyak sahabat itu suatu kenyataan sosial,tetapi pada saat tertentu semua sahabat akan meninggalkan kita,kecuali orang yang mengasihi kita,yang adalah SAUDARA kandung atau sepupu. Karena itu janganlah membenci atau membuang dan meninggalkan  Saudara se-darah dari satu Ayah dan Ibu karena merekalah "orang-orang yang mengasihi kita",apa pun alasannya.

Pesannya : Jangan pernah membenci saudara-mu,karena orang lain akan ladi dari padamu,atau meninggalkan engkau saat engkau jatuh....Amin.