Rabu, 30 Mei 2018

KISAH RASUL 2 : 41-47


GKI BETANI DOK IX KALI
MINGGU,27 MEI 2018

Bacaan : KISAH RASUL 2 : 41-47
Jemaat Tuhan yang terkasih…..
Dari Perikop pembacaan tentang “Cara hidup jemaat yang pertama” saya hendak mengajak kita untuk memperhatikan ayat :42 “ Mereka bertekun dalam pengajaran   rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti  dan berdoa  .  Karena pada ayat ini kita akan mendapat penjelasan tentang Arti Koinonia yang sejati setelah Pencurahan Roh Kudus itu.
 Jemaat yang dikasihi Kristus !!!
Koinonia/Persekutuan merupakan salah satu istilah yang sangat umum dalam kekristenan. Istilah ini sering dimaknai secara dangkal. Bagi kebanyakan orang, kata Koinonia berarti sama dengan pertemuan ibadah2 di dalam jemaat..
Kata persekutuan dalam kehidupan jemaat mula-mula diterjemahkan dari kata Yunani koinonia (ayat 42), yang secara harfiah berarti “memiliki atau berbagi suatu hal bersama”. Perhatikan bacaan Alkitab kita, dan kita dapat menemukan banyak hal yang dimiliki dan dibagikan secara bersama di antara jemaat mula-mula, baik dalam kehidupan rohani maupun keperluan jasmani. Itulah yang terjadi ketika koinonia berfungsi sepenuhnya. Pertemuan raya di Bait Allah dan perkumpulan di rumah-rumah menjadi penting karena melaluinya jemaat mengalami koinonia (ayat 46:
Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah.  Mereka memecahkan roti   di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati). Persekutuan yang berfungsi sepenuhnya memikat hati banyak orang untuk datang dan beroleh selamat (ayat 47: sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah  mereka dengan orang yang diselamatkan.). 
1.   proskarterew proskartereo :
Bertekun/Bertahan di dalam, menyibukkan diri dengan; berhubungan karib (Kis 8.13); melayani secara pribadi (Kis 10.7); menghabiskan banyak waktu (Kis 2.46); siap pakai (perahu) (Mrk 3.9)
2.   didach didache : Ajaran; pengajaran
3.   koinwnia koinonia : persekutuan; sumbangan / bersatu , membagikan , mengambil bagian , memberi bantuan.
4.   klasiv klasis : memecah-mecahkan , memecahkan 
Dengan demikian kita mendapati 3 hal penting dalam ayat ini dengan kata : Koinonia,Proskatereo,Didache  : maka dengan sederhana kita dapat katakan bahwa “Didalam persekutuan dibutuhkan ketekunan dan pengajaran dan bertekun dalam memecahkan/klasis  roti dan berdoa / pros-yoo-khay'(prosyokai).
Sdr-Sdr,,,,!!!! Bahwa : Anggota jemaat adalah orang yang setia, tekun, dan berkomitmen aktif dalam pengajaran rasul-rasul, dalam persekutuan ibadah, Perjamuan Kudus, dan berdoa bersama .Kisah Para Rasul 2 : 42
KUASA DALAM PERSEKUTUAN/KOINONIA UMAT
Apa yang menjadi kunci pertumbuhan gereja yang sehat dan benar? Sebenarnya Bukan pada Kepintaran para pemimpin gereja mengelola dan mengembangkan gereja. Bukan pula pada kemampuan mengolah program-program gereja yang menarik peminat dan simpatisan sehingga akhirnya mau menjadi anggota gereja.
Kunci sukses gereja Pertama sehingga setiap hari jumlah jemaat bertambah ada pada Tuhan sendiri. Tuhan menambahkan jumlah orang yang diselamatkan (ayat 47). Bagaimana caranya? Lewat kehidupan jemaat yang mau dipimpin oleh Tuhan. Jemaat yang mau bertekun dalam firman, yaitu pengajaran rasul-rasul yang bersumberkan pada pengajaran Yesus (ayat 42a). Ini hal yang paling utama. Firman Tuhan yang direnungkan setiap hari membawa perubahan hidup yang signifikan. Roh Kudus mengubah hidup anak-anak Tuhan dari hidup yang bersifat egois menjadi hidup yang berorientasi pada Tuhan dan orang lain. Itu terlihat dari persekutuan yang terwujud di gereja mula-mula. Mereka bertekun dalam persekutuan dengan Tuhan, yaitu dengan memecahkan roti dan berdoa di rumah-rumah mereka secara bergiliran (ayat 42b, 46) sesuai dengan perintah Tuhan (Luk. 22:19). Juga dalam bait Allah sebagai wujud ibadah mereka. Persekutuan dengan saudara-saudara seiman juga terwujud dengan sangat indah. Setiap orang memandang saudaranya dengan kasih dan perhatian yang tulus. Setiap orang saling mendahului untuk memperhatikan kebutuhan orang lain (ayat 44-45).
Sdr-sdr…. : Roh Kudus yang hadir di gereja mula-mula juga mau hadir dan berkarya di dalam gereja Tuhan masa kini. Pertanyaannya apakah bisa cirri gereja mula2 ini bisa diwujudkan dimas kini? Sdr-sdr--- dikatakan bahwa :
·        1.  Mereka tekun dan setia mengikuti pemberitaan firman. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, dan tidak pernah mengingkari atau meninggalkannya. Atau, seperti yang bisa dibaca, mereka bertekun dalam ajaran atau perintah rasul-rasul. Dengan baptisan mereka dimuridkan untuk diajar, dan mereka bersedia diajar. Perhatikanlah, orang-orang yang sudah menyerahkan nama mereka kepada Kristus harus dengan kesadaran hati nurani mendengarkan firman-Nya. Sebab dengan berbuat demikian kita memberikan kehormatan kepada Tuhan, dan membangun diri kita di atas dasar iman kita yang paling suci.
·        2. Mereka menjaga persekutuan orang-orang kudus. Mereka bertekun dalam persekutuan (ay. Kis 2:42), dan dengan sehati berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah (ay. Kis 2:46). Mereka tidak saja mengasihi satu sama lain, tetapi juga banyak bergaul satu sama lain. Di mana kita melihat satu murid, kita akan melihat lebih banyak murid lain, seperti sekawanan burung. Lihatlah bagaimana orang-orang Kristen ini saling mengasihi. Mereka saling peduli, saling berbela rasa, dan dengan sepenuh hati mendukung kepentingan satu sama lain. Mereka bersekutu dalam ibadah. Mereka bertemu dalam Bait Allah: di sanalah tempat mereka bertemu. Sebab persekutuan bersama Allah adalah persekutuan terbaik yang dapat kita miliki satu sama lain (1Yoh. 1:3). Amatilah,
·        3. Mereka sering kali berkumpul untuk melaksanakan ketetapan perjamuan Tuhan. Mereka terus memecahkan roti, untuk merayakan kenangan akan kematian Guru mereka itu, seperti orang-orang yang tidak malu mengakui hubungan mereka dengan, dan kebergantungan mereka kepada, Kristus dan Dia yang disalibkan. Mereka tidak bisa melupakan kematian Kristus, tetapi sebaliknya, mereka tetap menjaga kenangan akan kematian-Nya itu, dan menjadikannya sebagai kegiatan mereka yang tetap, karena hal itu sudah ditetapkan Kristus, untuk diteruskan kepada angkatan-angkatan jemaat yang berikutnya. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing, kat’ oikon – dari rumah ke rumah. Mereka memandangnya tidak pantas merayakan perjamuan Tuhan di Bait Allah, sebab ini adalah ketetapan khas Kristen, dan oleh sebab itu mereka menjalankan ketetapan itu di rumah-rumah pribadi, memilih rumah-rumah milik orang yang sudah menjadi Kristen, yang dianggap nyaman, dan yang menjadi pangkalan utama di lingkungan setempat. Dan mereka pergi dari tempat-tempat ibadah kecil atau kapel-kapel keluarga ini, yakni rumah-rumah yang berfungsi sebagai tempat ibadah, dan di sana mereka merayakan perjamuan Tuhan dengan orang-orang yang biasa bertemu untuk menyembah Allah.
·        4. Mereka terus berdoa. Setelah Roh dicurahkan, seperti juga sebelumnya, sewaktu mereka menantikan Dia, mereka tak putus-putus berdoa. Sebab doa tidak akan pernah tergantikan sampai nanti tertelan dalam puji-pujian yang kekal. Memecahkan roti dilakukan di antara bekerja dan berdoa, sebab memecahkan roti ini merujuk pada keduanya, dan membantu kedua-duanya. Perjamuan Tuhan adalah khotbah bagi mata, dan peneguhan firman Allah bagi kita. Dan perjamuan Tuhan adalah dorongan bagi doa-doa kita, serta ungkapan yang khidmat akan mengangkat jiwa kita ke hadirat Allah.
·        5. Mereka berlimpah dalam mengucap syukur, terus memuji Allah (ay. Kis 2:47). Memuji Allah harus mendapat bagian dalam setiap doa, dan tidak boleh dikesampingkan. Orang-orang yang sudah menerima karunia Roh Kudus akan banyak memuji-muji Allah.
·        Bersekutu,Mengajar,Memecahkan roti/Perjamuan Kudus >> dilakukan dalam Ketekunan.
Nah…Jemaat Tuhan yang terkasih,Belajar dari Firman Tuhan ini,apa maknanya bagi kita dalam kehidupan berjemaat saat ini. Ternyata bahwa kehidupan sebuah persekutuan tidak sama dengan hidup dalam koinonia yang dimaksud dalam bacaan kita ini. Persekutuan atau Koinoni yang sejati perlu memiliki  visi, komitmen, dan praktik hidup sehari-hari. Karena Koinonia bukan saja berarti Persekutuan,tetapi juga membagikan , mengambil bagian , memberi bantuan.
Hal ini disebabkan karea istilah proskartereo:  bukan saja berarti Bertekun/ tetapi juga memiliki arti Bertahan di dalam, menyibukkan diri dengan; berhubungan karib. Menjadikan  arti Persekutuan Koinonia dapat berlangsung karena  Proskatereo/Ketekunan dari pada Anggota Jemaat. Sdr-sdr…!!!!
1.   Dewasa ini Kita sedang hidup dalam zaman di mana ketidakpedulian pada orang lain dan keberpusatan pada diri sendiri mejadi nilai-nilai umum. Karena itu dimanakah “dunia” akan menemukan sumber air yang memenuhi  dahaga umat akan koinonia yang sesungguhnya di tengah persekutuan orang percaya?
2.   Dalam Perjanjian Baru kita tahu bahwa hari Pentakosta /hari yang kelima puluh setelah kebang-kitan Yesus Kristus adalah Pencurahan Roh Kudus. Secara historis, hari raya pentakosta ini telah dikenal oleh orang Yahudi yang memaknainya dengan perayaan pesta panen dimana roti-roti yang pertama dibuat dari hasil utama gandum yang baru dipanen dan dipersembahkan kepada Tuhan sebagai korban. Dan ketika mempersembahkan korban tersebut, maka semua orang harus berkumpul untuk menikmati berkat-Nya dan tidak diperkenankan untuk melakukan pekerjaan atau aktifitas apapun . Sebab itu mereka menyebutnya  hari raya Pertemuan Kudus. Tradisi ini juga yang sebenarnya sejak 30 Tahun lalu di Patai Base G,dimana mama2/PW Jemaat Sibuk Bikin Ketupat,ada ikan goreng yang di saus,es buah,PKB siapkan pondok2 dan para2,dll dimana setelah Ibadah Pentakosta II,maka ada Bazaar,tetapi juga kelebihan ikan dan ketupat dibagikan kepada sesama anggota jemaat untuk makan bersama-sama..dalam suasana Suka cita. Kiranya suasana seperti ini di kampung2 masih berlangsung…maksud saya bahwa bagaimana “suasana Koinonia setelah pencurahan Roh Kudus” itu di nampakkan dalam kebersamaan.
3.   Selain Koinonia dan Didache / Persekutuan dan Pengajaran..maka yang terpenting juga adalah KETEKUNAN/ proskatereo. Ayat 46  hendak menegaskan bahwa dalam hal Melayani setiap orang harus bersedia menghabiskan banyak waktu untuk Tuhan baik melayani ataupun melayani. 46”Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah.   Mereka memecahkan roti  di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,” Inilah sebuah Koinonia yang Bertekun dalam Doa,Pengajaran dan Perjamuan.
Jemaat Tuhan yeng terkasih !!! Kiranya Roh Kudus akan memampukan bapak Ibu sekalian dalam memahami Koinonia yang sejati dalam Ketekunan untuk Malayani. Agar Jemaat ini terus bertumbuh dan jumlahnya akan ditambahkan oleh Tuhan yang adalah Kepala Gereja , Amin.

0 comments:

Posting Komentar