Senin, 08 Februari 2021


EMBACAAN ALKITAB :
IBRANI 9 : 11 – 28

TEMA : YESUS KRISTUS MENJADI PENGANTARA PERJANJIAN BARU

1. Tentang Surat Ibrani.

a. Penulis Surat Ibrani ini bukan Rasul Paulus,tetap seseorang yang mendengar dari orang lain yang telah mendengar langsung dari Yesus,maka dipastikan dia adalah Apolos.

b. Surat Ibrani ditujukan “Kepada orang-orang Ibrani”

c. Tujuan Surat Ibrani terutama ditulis kepada orang-orang Kristen Yahudi yang sedang mengalami penganiayaan dan keputusasaan. Jadi Penulis Surat Ibrani berusaha untuk memperkuat iman mereka kepada Kristus dengan menjelaskan secara teliti keunggulan dan ketegasan penyataan Allah dan penebusan di dalam Yesus Kristus.

d. Penulis menunjukkan bahwa penyediaan penebusan di bawah perjanjian yang lama sudah digenapi dan tidak terpakai lagi karena Yesus telah datang dan menetapkan suatu perjanjian yang baru oleh kematian-Nya yang mengerjakan perdamaian antara Manusia dengan TUHAN Allah..

 

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus !

Ada sebuah Nasihat dari Bapak Walikota,yang Nasihatnya begini :”Swab hatimu dengan Alkitab/Firman Tuhan,Vaksin Jiwamu dengan Doa,Cuci TanganMu dengan Memberi/Berdiakonia,dan Jaga Jarak dengan Perbuatan Jahat/Dosa”. Nah--sdr-sdr..

Suatu kali, seorang anak dilarang oleh Ayahnya utk jangan berkerumun. Anak ini kemudian meminta waktu untuk keluar sebentar. Orangtuanya kemudian mengingatkan lagi agar anak itu agar tetap jaga jarak. Entah karena apa, anak ini lupa apa yang diperintahkan orangtuanya. Akibatnya, anak ini dan kedua orang tuanya harus diisolasi. Setelah peristiwa anak itu menangis sekuat-kuatnya di hadapan orangtuanya memohon agar dimaafkan karena sudah menyesali perbuatannya yang tidak menuruti perintah orangtua... Namun sdr-sdr, sepertinya, anak ini kurang memahami apa arti maaf dari orang tuanya.. Satu kali, anak ini mendapat undangan dari teman-temannya. Anak ini meyakinkan orangtuanya bahwa ia akan mematuhi nasihat orang tuanya. Tetapi karena pesta itu meriah anak ini lupa nasihat orang tua,dan ketika pulang ia tidak membersihkan diri, Anak itu segera tersadar kalau Ia telah bersentuhan dengan Ayah dan Ibunya,tidak lama keesokan harinya,Ayah dan Ibunya dinyatakan Positif-tidak tertolong dan kedua orang tuanya meninggal.

Anak ini begitu menyesal bahwa ternya Kedua orang tuanya telah menjadi Korban karena perbuatannya-padahal ia sudah dinasihati dan dimaafkan oleh orang tuanya. Nah !!

 

Sdr-sdr...Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus!

Cerita tadi memberikan pesan moral pada kita bahwa kesempatan selalu ada diberikan pada tiap orang, sampai kesempatan itu habis dengan sendirinya karena tidak dimanfaatkan dengan bijak.

Pertanyaan adalah, bagaimana cara menggunakan kesempatan itu? Inilah firman Tuhan yang akan kita Renungkan saat ini.

1. Apakah kematian Yesus dapat menjadi suatu kesempatan bagi kita?

2. Yesus itu lebih hebat daripada malaikat dan Musa; penggambaran Yesus sebagai imam besar yang pengurbanan tidak dilakukan dengan upacara kurban binatang melainkan dengan darah-Nya sendiri; pengurbanan Yesus membawa penghapusan dosa melayakkan manusia untuk masuk ke tempat yang dijanjikan itu;

3. kitab Ibrani pada dasarnya ingin berbicara bahwa Yesus yang adalah Imam besar sesungguhnya juga sekaligus menjadi kurban persembahan yang berfungsi sebagai pengantara ke dalam perjanjian yang baru.

4. Ketika kita perhatikan ayat 24-25, kalimat di situ ingin menunjukkan bahwa Yesus lebih Besar dari imam besar, seperti Harun  yang sehari-harinya melakukan ritus persembahan pada hari raya penebusan di ruang maha suci buatan manusia. Tetapi, Yesus dikatakan benar-benar masuk ke dalam ruang suci yang disebut sorga itu. Suatu ruang yang bukan diciptakan oleh manusia .Ruang yang sungguh-sungguh tempat Allah hadir.

5. Tentu, ketika Yesus memberikan darah-Nya sebagai persembahan, hal itu menjelaskan bahwa Yesus merelakan nyawa-Nya guna penebusan dosa manusia. Inilah yang harus kita pahami saksama, karena saat mengurbankan diri-Nya, Yesus saat itu seutuhnya manusia biasa seperti kita. Kemanusiaan Yesus membuat-Nya hanya mati satu kali seperti manusia biasa lainnya. Dengan demikian, kematian Yesus tidak terjadi berulang-ulang, tetapi hanya satu kali saja (ay.26-27).

6. Di ayat 28 dikatakan, “Sesudah itu (setelah mencurahkan nyawa-Nya), Ia kan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia”.            Makna dari ayat ini sudah jelas. Ibarat seorang anak dalam cerita sebelumnya sudah dimaafkan melalui pengorbanan orangtuanya, dan tidak ada jaminan bagi anak itu untuk tidak melakukan kesalahan lagi. Demikian pula dengan kita manusia berdosa. Ketika, Yesus menebus dosa kita itu berarti ia telah memberikan kita kesempatan untuk tidak mengulangi keberdosaan kita. Dan, bagi siapa yang dapat memanfaatkan kesempatan itu, berarti mereka adalah orang yang menantikan Yesus, sehingga pada mereka dianugerahkan keselamatan. (ay.29). Dan, jika kita tidak memanfaatkan kesempatan itu, tentu kita akan mengalami seperti apa yang terjadi pada anak kecil yang ada di cerita awal tadi. Inilah yang dimaksud dengan pengurbanan Yesus memberikan kita kesempatan.

Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus! Maka Pesan Firman ini bagi kita adalah :

Pertama, sebagai umat beriman, kita diingatkan untuk benar-benar memahami kesempatan yang Tuhan telah berikan pada kita. Pengurbanan-Nya hanya terjadi satu kali untuk selamanya dan bagi semuanya. Sehingga, kita tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Yang menjadi permasalahan adalah jika kita sebagai umat percaya tidak pernah merasakan pentingnya pengurbanan Yesus di kayu salib sehingga kita kurang memaknainya dalam kehidupan kita.

Terakhir, jika kita dapat merasakan kesempatan yang Tuhan berikan, tentu kita harus benar-benar memanfaatk kesempatan itu dengan baik. Sehingga dalam segala keadaan apapun tidak akan melupakan Tuhan,sekalipun kita berduka cita . Yesus telah mati satu kali untuk keselamatan manusia-Sekali untuk selama-lamanya,karena Dialah Pengantara dalam Perjanjian Baru- Karena itu kita semua diajak untuk memaknai Pengorbanan Darah Kristus dalam kehidupan kita setiap hari,dengan Ungkapan Syukur dan Hormat kepada-Nya-karena Keselamatan sudah dikerjakan didalam Kristus Yesus. Tuhan memberkati Amin.

 

TEMA : KUASAILAH DIRIMU DAN BERITAKANLAH

 

INJIL KRISTUS (ayat 5)

BACAAN :II TIMOTIUS 4 : 1 – 5

1 Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:

2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

5 Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!

 


PENDAHULUAN

Surat 2 Timotius ini adalah salah satu surat pastoral, bersama dengan 1 Timotius dan Titus. Surat kedua Paulus kepada Timotius kemungkinan ditulis pada suatu masa antara Tahun 64 dan 65 M. Ketika Paulus ada di Penjara di Roma,dan sedang menghadapi saat Kematiannya. Jadi Rasul Paulus hendak mendorong Timotius untuk terus memberitakan Injil setelah kematiannya nanti. Dan sejarah mencatat bahwa Paulus dijatuhi hukuman mati dan kemudian dipenggal kepalanya di jalan Ostia, kira-kira 5 km di luar kota. Paulus dan Petrus dibunuh pada saat yang sama. Meskipun Paulus dipenggal kepalanya tapi Petrus (atas permintaannya sendiri) disalibkan dengan kepala di bawah(karena ia merasa tidak layak sisalibkan seperti Yesus).

Dan tantangan yang akan dihadapi Timotius adalah AJARAN GNOSTIK-yang bertentangan dengan Injil. Karena Ajaran Gnostik tidak mengenal Kebangkitan Tubuh. Nah..!! dalam situasi seperti inilah : 1).Paulus akan segera dieksekusi mati. 2). Kaisar Nero yang sedang menghambat Kekristenan,juga ajaran Gnostik,maka Timotius dipersiapkan-dan dia dinasehati dengan Surat 2 Timotius ini.

Jemaat Tuhan yang terkasih.... Hari ini kita hendak merayakan 166 Tahun Pekabaran Injil di Tanah Papua. Maka saya mencatat ada sekitar kurang lebih 54 atau lebih Denominasi Gereja yang hadir sejak setelah Tahun 1855. Dan tentu semua Gereja ini sedang menunaikan Tugas Panggilan Pemberitaan Injil. Dan bagi kita GKI Di Tanah Papua yang lahir dari Pekerjaan Pemberitaan Injil sejak 1855,dan secara khusus kita di Jemaat Pniel Kotaraja;marilah kita mendengarkan Nasihat Paulus kepada Timotius.

Nasihat Paulus kepada Timotius ini kita harus melihatnya bahwa,Nasihat ini ditujukan kepada : GKI sebagai Lembaga Gereja dan kedua Kepada Anggota-Anggotanya. Jadi sdr-sdr.......

Paulus sedang menasihati Timotius untuk memenuhi panggilan pelayanan yang telah Allah percayakan kepadanya (1, 5). Adapun panggilan pelayanan yang ditekankan Paulus: Pertama, panggilan dalam pemberitaan firman Tuhan (2). Paulus menegaskan, kapan pun waktunya dan bagaimanapun keadaannya, Timotius senantiasa perlu siap sedia untuk memberitakan firman, menegor, dan menasihati berdasarkan firman dan kasih (2). Kedua, panggilan dalam pelayanan Kristen. Paulus mengingatkan Timotius agar menguasai diri dan sabar menderita ketika ia melakukan pelayanannya (5). Kedua nasihat itu sangat ditegaskan Paulus (1) dan hal itu terlihat pada penekanan yang sungguh-sungguh, kesaksian yang sepenuh hati, perintah yang ditegaskan dan dorongan yang sangat kuat.

Theologi Naskah.

        Paulus memang sangat mendesak Timotius untuk melakukan kedua panggilan pelayanan itu. Ini bukan tanpa alasan karena memang situasi pada saat itu sungguh kritis. Pertama, karena makin berkembangnya ajaran-ajaran palsu (3-4). Kedua, karena Paulus sadar waktu hidupnya tidak lama lagi. Ia telah menyelesaikan pertandingan dengan baik dan akan menerima mahkota kebenaran dari Allah (6-8). Tidak heran jika Paulus mendesak Timotius agar sungguh-sungguh melaksanakan panggilan pelayanannya dengan segera. Jadi sd-sdr... maka ada 3 Pokok Pikiran yang dapat kita perhatikan dari Ayat 1 s.d Ayat 5. 

1. Mandat Allah (ayat 1-2). 1Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:

2Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

a) Jadi Panggilan Pemberitaan Injil adalah panggilan setiap orang percaya. Memang dalam surat ini secara khusus Paulus memberi mandat kepada Timotius untuk memberitakan firman Tuhan, tetapi perintah atau mandat untuk memberitakan firman Tuhan, bukan berasal dari Paulus, tetapi dari Allah (lihat ayat1-2 band. Mat. 28:18-20; Mrk. 16;15; Kis.1:8). Jadi, bukan semata ditujukan kepada Timotius, tetapi juga ditujukan kepada setiap orang percaya, karena setiap orang percaya adalah imamat yang rajani (band. 1 Ptr. 2:9).

b) Setiap orang percaya berhak dan bertanggung jawab untuk memberitakan firman Tuhan. Tetapi sebagai pemberita ada hal penting yang perlu diketahui agar memiliki pemahaman yang benar dalam memberitakan firman Tuhan. Ayat 1-2 di atas menunjukkan, ada empat hal yang perlu dicermati di balik perintah Allah demi terwujudnya kesadaran dari segenap umat untuk memberitakan firman Tuhan. 

i) Pertama, perintah ini bersifat penting dan mendesak. Paulus berkata, ”aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu” (ayat 1b). Mengingat penting dan mendesaknya pemberitaan firman Tuhan maka Paulus menegaskan agar pelaksanaannya tidak boleh ditawar-tawar, baik dalam situasi dan kondisi apapun – ”siap sedialah baik atau tidak baik waktunya” (band. ayat 2). Dan dua hal yang menjadi alasan mengapa pemberitaan firman Tuhan itu bersifat penting dan mendesak, yaitu: pertama, karena pemberitaan firman Tuhan adalah berbicara tentang TUHAN ALLAH (ayat 1) dan kedua, pemberitaan firman Tuhan membahas masalah kehidupan jemaat Tuhan (ayat 2-4).

ii) Kedua, perintah ini bersifat sakral – ”Di hadapan Allah dan Kristus Yesus...” (ayat 1a). Perintah ini kian menjadi sakral di mana Paulus mengungkapkan pernyataan, ”Demi penyataan-Nya dan demi kerajaan-Nya” (ayat 1c). Gagasannya seperti seseorang yang sedang bersumpah!

iii) Ketiga, perintah untuk memberitakan firman Tuhan bersifat wajib untuk dilaksanakan, bukan bersifat usulan atau sekedar saran. Jadi, perintah memberitakan firman Tuhan perlu untuk ditaati oleh umat Tuhan secara seksama.

iv) Dan yang keempat, perintah ini harus dilakukan dengan penuh semangat. Kata Yunani ”kerrusso” yang diterjemahkan ”beritakanlah..” (ayat 2), sebuah kata kerja yang berarti ”memproklamirkan”. Penggunaannya untuk menunjukkan seorang utusan yang diutus oleh Raja untuk menyampaikan berita yang sangat penting dan mendesak untuk diketahui oleh segenap masyarakat. Seorang pemberita firman Tuhan harus bersemangat dan bersuka cita saat menyampaikan firman Tuhan. Ia juga harus menyadari bahwa dirinya adalah utusan yang harus mewakili dan menyampaikan sesuatu dari sang pengutus, bukan menyampaikan sesuatu dari dirinya.

 

2. Mendatangkan Keselamatan (ayat 3-4).;3Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

4Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

a) Alkitab adalah berita keselamatan dan kebenaran Allah yang memerdekakan (lihat ayat 4 band. Yoh. 8:31-32”"Jikalau kamu tetap dalam firmanKu  ,  kamu benar-benar adalah murid-Ku .dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan  kamu). Jadi Firman itu harus diberitakan kepada setiap orang agar menjadi pedoman bukan sebagai kenang-kenangan, sehingga iman mereka bertambah kian dewasa (Rm. 10:17) dan tidak bercacat cela (1 Tim. 6:14). Dan penghayatan terhadap firman Tuhan akan membuat hidupnya kian bertambah baik (lihat Kis. 17:11). Begitu pula dengan damai sejahtera yang menyelubungi hati adalah hasil yang diperoleh akibat penerimaannya akan firman Tuhan/Injil itu.

b) Kita tahu bahwa Timotius memiliki seorang ayah kafir, tetapi ibunya Eunike dan neneknya Lois adalah orang percaya yang menuntun dia kepada keselamatan (band. 2 Tim. 1:5). Firman Tuhan yang diajarkan kepadanya sejak di usia dini menyebabkan Timotius meresponi keselamatan dari Allah (baca 2 Tim. 3:15b; band. Ef. 1:13; Rm. 10:14-15). Selanjutnya, Paulus kian melengkapi Timotius dengan pengajaran yang benar dan pola hidup yang selaras dengan kebenaran firman Tuhan (band. 2 Tim. 3:10, 14).

 

3. Mentransformasikan Kehidupan (ayat 5); 5Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!

a) Kondisi manusia di saat Paulus menuliskan surat ini, sedang mengalami kemerosotan moral. Ada 19 ciri kemerosotan moral yang sedang terjadi saat itu, yaitu: mencintai diri sendiri, pendusta, sombong dan lainnya (baca selengkapnya dalam 2 Tim. 3:1-9). Paulus menegaskan bahwa kemerosotan moral itu dapat diantisipasi melalui pemberitaan firman Tuhan yang akan mentransformasikan kehidupan bagi siapa saja yang dengan segenap hati mendengarnya (2 Tim. 3:16-17 band. Rm. 10:17). Karena Injil itu mampu mengubah kehidupan manusia.

b) Tetapi Paulus juga menegaskan bahwa upaya transformasi kehidupan itu harus dibarengi dengan cara penyampaian firman Tuhan yang baik dan benar serta keteladan hidup dari sang pengkotbah yang mencerminkan firman Tuhan yang telah dikotbahkannya. Kata ”kuasailah dirimu dalam segala hal” (ayat 5), ini memberi indikasi bahwa pengkotbah/Pemberita Injil bukan semata menguasai teknik berkotbah tetapi juga mampu menguasai kelakuannya. Dalam suratnya yang lain, Paulus mengingatkan Timotius akan konsekuensi penolakan dari jemaat bila hidupnya tidak seperti yang dikotbahkannya (lihat 1 Tim. 4:16 band. 1 Kor. 9:27). Bukankah kotbah yang hidup itu adalah kehidupan dari sang pengkotbah itu sendiri ? Gagasan itulah yang sedang ditekankan oleh rasul Paulus melalui teks ini, sehingga kehidupan umat Tuhan mengalami transformasi oleh pemberitaan firman Tuhan.

 PESAN INJIL

Maka inilah Pesan Pekabaran Injil bagi kita semua di Jemaat GKI Pniel Kotaraja.

Pertama;Sdr-sdr..kalau hari ini kita bisa berkumpul di Gedung Gereja Pniel yang megah ini,maka kita tidak bisa melupakan sejarah Pekabaran Injil. Ketika kita hendak mendengar Sejarah Injil di Tanah tabi,maka kita tidak akan pernah melupakan Zendeling GL.Bink sejak 1892 dalam Perjalanan I,dan Thun 1893 dalam Perjalanan ke II di mana Waro Itaar dan Padai Hamadi dibawa oleh Bink dari kampung Tabati ke Roon- Sejarah ini pun tidak lepas dari Ketika Tuhan Menjamah Tanah Papua,05 Februari 1855. Itulah sebabnya Maka pada Tahun 1910 Pdt.FJF Van Hasselt menempatkan Guru Injil Tanamal ke Metudebi,dan berturut saya mencatat dari buku 100 tahun Injil di Nafri bebrapa nama disebutkan disana adalah :Patihuwean di Nafri tetapi mendapat tantangan dari Adat,dan dalam perkembangan Injil itu maka disebutkan nama-nama guru Yohanes Maitimu,Guru Santo-pekerjaan terhenti,tetapi kasih Tuhan Nyta dimana pekerjaan tetap berjalan dan disebutkan beberapa nama : Laurens Mano,Gerson Bonay,A.Talapessi,F.Palege,Pasalbessy,Aleksander Ohee dan Anthonius Fingkreuw,dan sejak 1956 pdt,Izak Husepuni, dimana GKI Berdiri tahun 1956. Bukankah Pekerjaan Pemberitaan mereka telah mebawa Transformasi dalam Kehidupan Bergereja sampai saat ini. Kemenangan Injil itu membawa Perubahan,dalam Pendidikan,Perilaku,Etika dan cara-cara hidup lama kepada suatu Perubahan karena Iman Percaya.

Kedua; Apakah yang menjadi kebutuhan manusia yang utama ? Nasihat Paulus kepada Timotius memberik pengertin kepada kita,Bahwa Kebutuhan Utama kita adalah keselamatan; Ayat 1 Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Hidup di dunia adalah sementara, setelah kita mati, belum berakhir segalanya. Masih ada dunia kekal yang mana setiap orang akan menuju ke sana. Injil sebagai Kabar Baik Menentukan Perjalan Kita,dan itu bukan nanti tetapi Sekarang. Maka Gereja dan Para Pemberitanya akan terus memberitakan Injil sampai Tuhan Datang..Amin.

 

Selasa, 29 Desember 2020

TUHAN MENUNTUN UMAT-NYA,

 

KAMIS, 31 DESEMBER 2020 KUNCI TAHUN 

TEKS KELUARAN 13 : 20 – 22


20 Bangsa Israel meninggalkan Sukot dan berkemah di Etam, yang terletak di dekat padang gurun.     21 TUHAN menunjukkan jalan bagi mereka. Pada siang hari, Ia memakai tiang awan untuk menuntun mereka dan pada malam hari, Ia menunjukkan jalan melalui tiang api. Api ini memberikan cahaya kepada mereka agar mereka juga dapat melakukan perjalanan pada malam hari. 22 Tiang awan senantiasa bersama mereka pada siang hari, dan tiang api pada malam hari.

1. PENDAHULUAN

 Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, tahun 2020 akan berakhir pada malam ini; dan sebentar lagi kita masuk Tahun Baru 2021. Sebagai orang-orang percaya, kita mengucap syukur bahwa Tuhan sudah melindungi kita sepanjang satu tahun,bahkan sejak Maret Jalam Hidup dan Persekutuan dan Kerja tidak semulus yang kita banyangkan seperti tahun2 yg sudah lewat. Berita Covid-19 dar Wuhan dan menjadi Pandemi menjelajahi seantero dunia. Kita sadar bahwa Memang jalan yang akan kita tempuh tidak selalu mulus;sendi-sendi kehidupan manusia menjadi goyah . Sama Seperti orang Israel yang baru berhasil luput dari firaun, raja Mesir yang jahat itu, kita pun telah luput dari berbagai ancaman dan bahaya. Tetapi Tuhan yang mengasihi tetap setia. Iman memaknai pengalaman masa lampau itu. Iman itu membawa kita malam ini ke rumah-Nya untuk memuliakan Nama-Nya. Iman itu pun memberikan keberanian untuk menhadapi tahun yang baru. Allah yang kita kenal di dalam Yesus Kristus tetap sama, kemarin, hari ini, besok dan untuk selama lamanya.

Sdr-sdr.......

2. PENJELASAN TEKS

 2.1. Dengan tuntunan TUHAN, umat Israel baru saja keluar dari Mesir. Dari Raamses di Tanah Goshen mereka sudah sampai di Sukot. Menurut bab sebelum nas kita, mereka merupakan massa yang besar, terhitung 600 ribu laki-laki saja (lih. Kel 12:37). Umat ini tidak menetap di Sukot, hanyasinggah sebentar, barangkali untuk bergabung dengan budak-budak tambangan tembaga dan batu pirus, yang dipekerjakan oleh orang Mesir di situ. “Sukot” kemudian menjadi sebuah hari raya di Israel untuk memperingati masa penggembaraan selama 40 tahun di padang gurun Sinai, dimana mereka selalu tinggal di dalam pondok daun atau kemah (dalam Bahasa Ibrani Sukkot berarti pondok).

 

2.2. Dari Sukot umat Israel berjalan sampai ke Etam. Nama Etam berarti“kokoh” dan mungkin ada kaitannya dengan “Khetam” yang berarti benteng. Di sekitar tempat itu memang ada sebuah benteng orang Mesir. Umat Israel pasti tidak masuk benteng itu tetapi berkemah didataran sekitarnya. Mereka istirahat sejenak di pingir padang gurun Sinai, sebelum melanjutkan perjalanan yang melelahkan lagi.

 2.3. Jalan apa mereka tempuh? Jalan singkat? Tidak! Seandainya mereka mengikuti rute yang paling dekat, maka mereka bisa saja langsung mengambil jalur perdagangan dari Goshen di Mesir menuju ke Gaza di tanah orang Filistin, melalui jalur dekat laut Mediterian. Tetapi TUHAN tidak mau umat-Nya yang baru saja merdeka dari perbudakan dan tidak berpengalaman cepat bentrok dengan orang-orang Filistin yang memiliki senjata yang canggih. Sejak abad ke-12, orang-orang Filistin sudah memiliki teknologi baja sedangkan orang Israel masih memakai alat-alat perang yang dibuat dari perunggu. Makanya, TUHAN menuntun umat-Nya melalui jalan yang sangat panjang melalui sekitar 42 tempat sekeliling semenanjung Sinai sampai akhirnya masuk tanah perjanjian dari Moab di sebelah timur dengan menyeberangi sungai Yordan.

 2.4. Umat besar ini bergerak siang dan malam. Tentu, kalau baru merdeka kita harus bekerja keras untuk mempertahankan kemerdekaan itu dan menuju tujuan, yaitu kemapanan dan kemakmuran. Kita harus mencari banyak pengalaman agar bisa mengurus apa yang akan dipercayakan Tuhan dengan mantap. Tetapi umat Israel tidak berjalan sendiri. Siang dan malam TUHAN menyertai umat-Nya.Dan sebagai tanda, TUHAN berjalan di depan umat-Nya pada siang hari dalam tiang awan, sedangkan pada malam hari DIA menerangi jalan mereka dari belakang dalam tiang api. Tanda-tanda itu kemudian juga hadir di Kemah Suci (Kel 40:38 “Jadi, awan TUHAN ada di atas Kemah Suci pada siang hari, dan pada malam hari ada api pada awan itu. Semua orang Israel dapat melihat awan itu pada waktu mereka melakukan perjalanan). TUHAN berkenan memberikan orientasi kepadaumat-Nya melalui tanda-tanda cinta-kasih-Nya.

 3. PENERAPAN

 3.1. Seperti umat Israel yang baru saja dibebaskan dari Mesir,dan melalui “jalan Panjang”..Begitu juga dengan kita...Kalau kita ingat Tema Natal 2019 “Hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang”..Tema ini membawa kita ke dalam situasi dunia yang terpuruk akibat Pandemi,dan orang-orang Kristen berusaha untuk Hidup menjadi Sahabat bagi Semua Orang dalam Mengatasi Pandemi itu bahkan sampai saat ini..dan saat ini kita akan mengakhiri Tahun 2020 dengan berpedoman dalam Iman bahwa Tuhan akan menyertai kita di Tahun 2021. Roma 11:1-10,pada ayat 5-6 :”Demikian juga pada waktu ini ada tinggal suatu sisa, menurut pilihan kasih karunia.Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia.Rasul Paulus melontarkan pertanyaan kepada jemaat di Roma tentang adakah kemungkinan Allah menolak umat-Nya? Sekali-kali tidak! Dan menegaskan bahwa Tuhan masih menyisahkan sisa yang Setia. Sisa yang setia ini juga menunjuk pada Pengembaraan 40 Tahun Sejak Israel berangkat dari Sukot--dan Sisa yang Setia yang Masuk Tanah Kanaan,bahkan Musa pun sampai masuk ke Tanah Perjanjian itu. Bukankah ketika banyak Orang Meragunakan Pandemi Covid-19,dan tidak taat pada anjuran Pemerintah atau Saran WHO,mengakitabkan satu juta lebih penduduk dunia mati karenanya,bahkan kita di Kota Jayapura ini..ada 100 orang yg meninggal,dan yg dirawat tinggal 327 dari 5.828 kasus. Artinya apa? Bahwa dari Keadaan ini-banyak orang menungjukkan ketaatannya dan terhindar,walau harus menempuh “jalan 14 hari” bagi yang reaktif dengan protokol kesehatan agar selamat. Maka kita semua yang saat ini ada dan hadir dalam Ibadah Akhir Tahun 2020,juga merupakan orang-orang yang “Diselamatkan oleh Tuhan--untuk melanjutkn perjalanan hidup dan karya kita di tahun 2021-karena Kesetiaan Tuhan kepada kita Umat-Nya.

 3.2. Sama seperti umat Israel di padang gurun Sinai, kemerdekaan itu bukan suatu jalan yang mulus-mulus saja. Tak ada jalan pintas untukPapmencapai tujuan kita. Jalan umum (seperti jalan raya Goshen ke Gaza itu) justru bisa sangat berbahaya bagi kita sehingga Tuhan tidak mau kita menempuhnya. Ingat, “Jalan menuju kebinasaan itu lebar dan luas, maka ramai orang yang memilihnya” (Matius 7:13). Kita harus bertekun dan taat mengikuti jalan Tuhan yang sempit dan susah, mungkin saja mengalami berbagai macam ujian berat agar menjadi orang-orang yang sungguh berguna bagi gereja dan masyarakat. Makanya, pada tahun ini juga, Tuhan akan menuntun kita melalui jalan-Nya. Semoga kita sabar dan tetap setia agar menjadi orang yang kuat, yang bisa tahan ujian, dan menjadi berkat bagi makhluk-makhluk lain. Maka dengan Tema Natal 2020 dengan kata kunci “Imanuel”;kita ditantang untuk mengandalkan Penyertaan Tuhan,dan bila Pandemi ini belum selesai dan masih ada Virus baru yang lebih mematikan..kita sudah siap untuk menghadapinya dalam Penyertaan Tuhan.

 3.3.  Karena itu sdr-sdr.. kita tidak pernah akan jalan sendiri. Dengan mata iman kita akan melihat tanda-tanda kasih Allah, yang menuntun kita pada waktu siang dan malam. Umat Israel waktu itu diberikan tiang awan dan tiang api; kita pun diberikan tanda-tanda Firman dan Sakramen. Pembaptisan dan Perjamuan Kudus adalah tanda-tanda yang selalu mengingatkan kita bahwa kita adalah bagian dari Tubuh Kristus, yaitu Gereja, dan bahwa dosa-dosa kita sudah diampuni oleh Yesus Kristus di atas kayu salib. Seperti tiang api bagi umat Israel, Firman Allah adalah pelita bagi kaki kita, dan terang bagi jalan kita (Maz 119:105). Firman itu adalah hukum dan Injil. Dalam hukum-Nya, yaitu ke-10 Firman-Nya (Kel 20:1-17), Tuhan memberikan rambu-rambu lalu lintas agar kita tidak sesat.Sedangkan Injil memberitakan bahwa Yesus Kristus adalah jalan kebenaran dan hidup yang membawa kita kepada Bapa di surga (Yoh 14:6); Yesus sendiri senantiasa akan menyertai kita pada Jalan itu Matius 28:20. Amin.

 

 

 

Selasa, 22 Desember 2020

NAMANYA IMANUEL


Refleksi Renungan Natal bagi Pemuda-Pemudi
JEMAAT GKI PNIEL KOTARAJA

IMANUEL merupakan sebuah Nama yang indah,menarik,bermakna penting dan bernilai tinggi. Di dalam Alkitab ada dua penulis yang menyebut nama Imanuel: Di dalam Perjanjian Lama adalah Nabi Yesaya menyebut dua kali (Yesaya 7:14 dan 8 :8),dan di dalam Perjanjian Baru oleh Matiu 1:23. “Sesungguhnya,anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki,dan mereka akan menamakan Dia Imanuel”. Oleh Nabi Yesaya telah menyebut nama Imanuel sebelumnya sekitar 750 tahun sebelum Bayi Natal itu dilahirkan di Kota Betlehem (Bet/Bait=Rumah dan Lehen=Roti.”rumah roti).
Bagaimana Dunia menyambut Yesus yang disebut Imanuel ?
Ketika telah genap waktunya,Yesus pun dilahirkan ke dunia di Kota Betlehen.      Sesungguhnya orang-orang Yahudi telah dipersiapkan untuk menyambut kedatangan Mesias melalui nubua Nabi Perjanjian Lama. bahkan Allah sendiri telah      mempersiapkan Dunia untuk kedatangan Imanuel,tetapi orang Yahudi di Yudea    sama  sekali tidak tahu,dan kedatangan Imanuel secara diam-diam bukan seperti yang   diharapkan orang Yahudi;karena itu kedatangan Imanuel hanya bisa dipersiapkan oleh mereka yang hatinya benar-benar ingin menyambut-Nya,seperti “
1. Para Gembala ;Lukas 2:8-12. Sangat menarik bahwa Allah menyampaikan berita kelahiran Yesus tidak di istana raja,tetapi kepada orang-orang biasa yaitu para gembala yang sedang menjaga kawanan domba. Dan malaikat menyampaikan bagaimana para gembala dapat menemukan Yesus.
2. Orang Majus;Matius 2:1-12 : Kira-kira Bayi Yesus telah berusia 1         bulan,Yusuf dan Maria telah memiliki rumah,maka orang-orang Majus yang datang dari sebelah timur (persia atau babilonia),melihat Bintang  diatas Kota Yerusalem. Dengan tanda itu mereka memastikan ada seorang Raja Besar yang Lahir di Tanah Palestina,dan mereka telah menempuh jarak sekitar 1300 km. Makna dari orang majus ini adalah bahwa mereka     “PEKA” terhadap tanda-tanda yang dari Tuhan Allah. Dan    mereka pergi mencari Raja Damai itu.

Reaksi-reaksi Terhadap Kedatangan Imanuel ?
P Reaksi Herodes : Terkejut dan Penuh Ketakutan (Matius 2:3-8,16).Ketika Herodes mendengar kabar dari para majus. Sikap terkejut dan takut,juga memcerminkan kehidupan masa kini ketika kita yang biasanya hidup  dengan Ego dan Mementingkan diri sendiri-terusik dengan berita tentang Imanuel ini. Karena sesungguhnya kehidupan manusia harus berpusat  pada Yesus dan bukan pada diri sendiri.
P Reaksi Imam-Imam Kepala dan Ahli Taurat:(Matius 2:3-6). Mereka malas tahu,dan berita kelahiran Yesus  ini tidak memberi reaksi untuk merekamencari tahu. Mereka tahu tentang Nubuat Nabi MIkha 5:1,tetapi mereka sendiri tidak pergi ke Betlehem untuk menjumpai Mesias yang mereka nanti-nantikan. Maknanya adalah banyak dari kita akan merayakan Natal namum kita sendiri hidup tanpa Imanuel,Bayi Kudus itu; Sikap acuh tak acuh tentang berita Natal itu hanya sampai ke telinga kita saja.

Pemuda dan Pemudi GKI Pniel yang Tuhan kasihi !!! Ingatlah bahwa suatu saat nanti (dalam peristiwa Eskatologis) bahwa masa Eskaton (kedatangan) Yesus ke dunia untuk Mendirikan Kerajaan-Nya yang kekal. Karena itu    penting sekali kita harus meneliti bagaimana Pemerintahan-Nya dan apa peranan kita sebagai Pemuda-Pemudi Gereja di dalam Kerajaan-Nya. Karena itu    berdoalah :” Ya Yesus tolonglah saya agar mengerti siapakah Engkau sebenarnya. Tolonglah saya supaya dapat memberikan tempat yang patut Kau duduki di dalam hidup saya”. Amin.

Selamat Natal Pemuda/i GKI Pniel.
Pdt..D.E.A.Watopa,STh


Minggu, 29 November 2020

 


TEMA : “HAMBAKU YANG BAIK DAN SETIA”

Bacaan  :  Lukas 19:11-27

Sdr-sdr....,Perumpamaan tentang Uang mini memiliki banyak kemiripan dengan perumpamaan tentang talenta. Karena itu kita harus mengetahui latar belakang dari Perumpamaan tentang Uang mina ini, Perumpamaan ini sebenarnya menggambarkan apa yang telah dilakukan oleh Putra Raja Herodes,yaitu Arkelaus yang disebut didalam Matius Pasal 2:22. Dimana Arkelaus pergi ke Roma untuk menjadi Raja atas Yudea dan Samaria. Akan tetapi para pemimpin Yahudi mengirim utusan ke Roma untuk memprotes Arkelaus.Walaupun Arkelaus kembali menjadi Raja atas Yudea dan Samaria ,menjadi pemimpin tetapi tidak dinobatkan menjadi raja,dan setelah 10 Tahun ia disingkirkan. Jadi Yesus menggunakan peristiwa Arkelaus ini untuk perumpamaan Uang Mina dengan menyamakan diri-Nya dengan contoh yang kurang menguntungkan,untuk menarik perhatian para Murid. Karena Yesus pasti akan dinobatkan menjadi Raja;dan itu benar ketika Ia Naik Ke surga -kembali kepada Bapa ke dalam kemuliaan, YESUS pasti akan datang menjadi Raja Keadilan untuk memberikan hadia dan juga menghukum.

Jadi ini latar belakang Perumpamaan ini dalam Pembacaan kita tadi,dan kita perhatikan bahwa Ada Tiga Pokok Pikiran yaitu pada :

A. Pokok 1 : Ayat 11-14 :

  1. Yesus mengajarkan perumpamaan kepada Murid-murid,karena Yesus sudah dekat Yerusalem,dan ini merupakan perumpaamaan terakhir sebelum masuk Yerusalem.
  2. Yesus berCerita tentang kepergian bangsawan untuk dinobatkan menjadi Raja (ay12),kemudian Raja memanggil 10 hamba diberikan masing-masing 1 mina untuk berdagang sampai Dia kembali (ay 13)-ini merupakan suatu Perintah.
  3. Kemudian ada Pengiriman Utusan untuk menolak bangsawan itu (ay 14)

B. Kembalinya sang Bangsawan itu (Ay.15-25) dan di nobatkan menjadi raja.

  1. Raja Memanggil hambanya dan menanyakan hasil dagangan mereka (ay15),dengan pertanggungjawaban dari ke 10 hamba itu dengan hadiah,maka :
  2. Ada hadiah/penghargaan dari hamba 1 mina yang telah mendapatkan 10 mina yaitu diberi 10 kota.
  3. Begitupula dengan sebaliknya,bahkan Hamba yang ke-3 mengembalikan uang 1 mina tidak menghasilkan apa-apa sebab dia takut, jadi dia mendapat penghakiman sesuai dengan perkataannya sendiri.

C. Pada Ayat 26-27, merupakan kesimpulan dari Perumpaam ini,yaitu Penghukuman bagi hamba yang tidak setia (26) dan penghukuman bagi musuh-musuh (27). Bahwa Raja ini adalah raja yang baik. Karena Ini mengenai Yesus yang akan masuk Yerusalem dan Dia tahu bahwa masuk kesana adalah menderita dan menyongsong kematiannya. Sedangkan bangsawan ini menyongsong kebahagiaannya. bangsawan yang akan dinubuatkan menjadi raja dalam perumpamaan uang mina adalah Yesus setelah melalui penderitaan Nya, maka Dia dinobatkan menjadi Tuhan dan Raja. . Ketika Yesus memasuki Yerusalem banyak orang yang membenci Dia dan disatu sisi ada banyak orang yang mengeluk-elukan Dia Luk 19:38. Membenci Dia dengan cara menyalibkan Dia ini merupakan dua tipe orang yang dihadapi Yesus.         

Para murid yang digambarkan dengan ke 10 hamba yang diberikan masing-masing 1 mina yang telah ditugaskan untuk berdagang.Uang satu mina itu maksudnya adalah kuasa yang diberikan oleh Yesus untuk menjadi saksi bagi Dia sehingga mina itu akan mendapatkan hasil yang banyak atau tidak. Karena ini perumpamaan saat Yesus akan masuk Kota Yerusalem,Ia di tolah dan dibunuh,..maka Kita dapat menyamakan 1 mina yang tidak menghasilkan apa-apa atau tidak mengerjakan  itu adalah Yudas iskariot,karena dia termasuk orang yang membenci tuannya bersama dengan bangsanya.

Pemaknaannya: Sdr-sdr....

  1. Allah telah berkarya di dalam Kristus untuk menjadi Tuhan atas dunia ini,meski penggenapannya baru akan terjadi di masa yang akan datang. Karena itu Tuhan Allah menuntut IMAN dan Pertangungjawaban dari manusia.
  2. Para hamba Allah dipanggil untuk setia dan berlaku bertanggungjawab dalam Pelayanan agar tidak tersisih dari dari pemberian berkat Allah yang tersedia.
  3. Bahwa Penghukuman menanti semua orang yang dengan terang-terangan menolak Kristus sebagai Raja.

Maka ada TIGA Pesan Firman Tuhan ini bagi kita :

  1. Pesan pertama;Pada ayat 15-17,ketika bangsawan itu kembali,dan orang pertama dengan 1 Mina,dia kembalikan 10 Mina dan mendapat hadiah berkuasa atas 10 Kota,begitu yang menghasilkan 5 Mina. Artinya bahwa Ia adalah Raja Yang Adil. Maka kita semua yang telah mendapatkan 1 Mina,baik ketika kita mengaku Iman sebagai Sidi Gereja,atau Mengaku sebagai Hamba,kita diberikan 1 Mina untuk diolah. Jadi jika hari ini kita masing telah menghasil 10 atau 100 pun..sejumlah itu juga yang akan kita terima,Asalkan jangan sampai kita tidak menghasilkan apa-apa sebab Yesus berkata pada Ayat 26 :”Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil,  juga apa yang ada padanya.” 
  2. Pesan kedua :ini bagi kita para hamba,Pendeta,Penatua dan Syamas. Bahwa kita akan menghabiskan waktu di tahun 2020 ini dengan suatu keadaan yang mau tidak mau harus kita jalani dengan hikmat dalam berbagai cara dalam Pelayanan kita-akibat Pandemi ini. Kita semua menyadari bahwa ada kelesuan dalam menunaikan tugas panggilan kita, karena pembatasan-pembatasan tertentu karena memang kita harus berjuang melawan Pandemi ini. Hari2 ini dan kedepan kita harus Mempersiapkan diri dalam suatu realitas yang baru yang kita jalani atau new normal. Suatu fakta bahwa sama seperti Yesus dan para murid berada pada suatu realitas bahwa ketika memasuki kota Yerusalem mereka berhadapan dengan orang-orang yang membenci Yesus dan ada yang mengasihi Nya,maka itu juga yang akan kita dihadapi;Pesannya lakukanlah tugas ini dengan Setia. Maka menjadi catatan bagi kita masing-masing seperti apa kita hendak mempersiapan diri untuk memasuki realitas ini ? Satu hal yang pasti bahwa Yesus tidak akan pernah membiarkan kita para hambaNya bekerja sendiri. Sehingga dengan tetap memperhatikan batasan-batasan karena Pandemi C-19,dengan semangat dan kasih yang tumbuh di dalam hati kita untuk melayani,dengan pemberian 1 mina yang harus menghasilkan , itu kita terima untuk bekerja selama lima tahun? Maka Setiap kita akan mengukur apakah satu mina itu telah menghasilkan?
  3. Pesan yang ketiga,adalah kepada kita selaku warga Sidi-Sidi Gereja,juga telah menerima 1 Mina. Apakah akan mengasilkan atau akan simpan,sampai raja itu kembali. Bagaimana Sidi Gereja dapat mengolah 1 Mina miliknya,adalah dalam Hal Setia dan Mengasihi. Jika kita mengasihi Yesus ,maka kita akan tetap belajar dan hidup menurut Firman-Nya. Kasih menjadi dasar bagi persekutuan keluarga tetapi juga Jemaat,supaya tiap-tiap Pelayan/Hamba yang ada padamu di masing-masing Wijk,yang telah menerima 1 Mina ini,akan diusahakan supaya menjadi berkat bagi saudara-saudara..Berdoalah dan Bersyukur kepada Tuhan.
  4. Karena apa saudara-saudara.... Perumpamaan ini mengajarkan kepada kita bahwa :”Untuk masuk kedalam Kerajaan Allah,dasarnya adalah MENGERJAKAN PANGGILAN KITA masing-masing dalam Kesetiaan-baik sebagai Pelayan dan juga sebagai warga Jemaat ,karena kita telah berada didalam Realitas Kerajaan Allah,dan tetap percaya bahwa hal Kerajaan Allah suatu Anugerah Tuhan bagi kita,karena Allah itu Baik. Amin.

 

PEMB. ALKITAB   : MARKUS 13 : 33 – 37

PENULIS : PDT. DR. HOSEA WALLY (STFT GKI I.S.Kijne Abepura)

1. PENDAHULUAN

Minggu pagi ini adalah minggu kedua dari masa adven menurut liturgi am gereja-gereja protestan di seluruh dunia. Dalam minggu-minggu adven, kita selaku anggota jemaat Tuhan dihimbau untuk mempersiapkan diri, menyucikan diri kita lahir dan batin, dalam rangka menyambut kedatangan Yesus Kristus, Juruselamat kita. Untuk itu, segala kejahatan dan dosa-dosa yang kita sudah perbuat, baik secara individual atau secara keluarga, harus membuat pengakuan dihadapan Tuhan dengan tulus dan memohon pengampunan dari-Nya. Persiapan hati seperti itu lebih berkenaan kepada Allah dari pada persiapan materi yang sifatnya seremonial. Kita sering mengidentikkan peristiwa natal dengan pesta-pesta tradisional , sehingga foKus kita tidak tertuju pada perkara-perkara rohani melainkan pada soal penampilan, soal makan-minum dan cari nama. Kebiasaan yang demikian sering mengaburkan makna teologis tentang“ arti penantian” itu. Firman Tuhan bagi kita pada minggu kedua masa adven hari ini di bawah sorotan tema : “Dia Datang”. Sebuah deklarasi iman yang bersifat eskatologis. Tema mengingatkan kita orang-orang percaya supaya bersiap-siap dan berjaga-jaga dalam rangka menyambut kedatangan Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat kita. Saya, mengajak Bapa, Ibu, saudara warga jemaat, mari kita perhatikan apa kata Alkitab mengenai hal ini?

 2. PENJELASAN TEKS

Perikop bacaan Firman ini terdiri dari 5 (lima) ayat yang berbicara tentang “persiapan umat” menyongsong kedatangan Yesus kembali (Parousia). Kata kunci yang dominan dalam perikop ini adalah “perhatikanlah”, Yunani : blepete dipakai 1 kali di ayat 33a dan kata kerja“berjaga-jagalah”, Yunani agrupneite dipakai 4 (empat) kali di ayat 33b, 34, 35 dan ayat 37. Kedua kata kerja ini digunakan dalam bentuk kata kerja imperative.

Bentuk ini menunjukkan bahwa tugas memperhatikan dan berjaga-jaga adalah sebuah amanat atau perintah yang wajib hukumnya. Dari sudut waktu, kata kerja ini menunjukkan “suatu kegiatan yang bersifat kontinyu” artinya memberikan perhatian dan berjaga-jaga atau waspada dilakukan setiap waktu. Untuk menjelaskan kebenaran ini, Yesus menggunakan sebuah ilustrasi yang berasal dari latarbelakang konteks sosial budaya para murid (ay 34-36). Dari perumpamaan ini terdapat beberapa keterangan yang menjadi perhatian bagi kita semua.

 2.1. Ada seorang majikan yang hendak berangkat keluar daerah (ay 34a)

 2.2. Sebelum ia berangkat, ia mempercayakan tugas-tugas kepada para hambanya masing-masing sesuai bidang tugasnya. Termasuk pengawal/penjaga pintu (ay.34)

 2.3. Masalah waktu – yang terlihat disini adalah sang majikan tidak memberitahukan waktunya kepada para hambanya kapan ia pulang (ay 35) yang jelas pasti ia akan pulang karena rumahnya masih ada. Tugas para hamba adalah berjaga-jaga dan waspada setiap saat, entah maam, tengah malam atau menjelang pagi/subuh tuan ini akan tiba. Hal ini mengindikasikan bahwa perjalanannya jauh dan walaupun majikan itu puang, tidak mungkin ia tiba di rumah pada siang hari. Kecuali menjelang malam, tengah malam, larut malam atau pagi buta/subuh. Kenyataan yang ada biasanya pada saat-saat seperti ini, penghuni rumah sudah lelah, mengantuk dan tertidur pulas (ay 36). Oleh karena itu, tugas para hamba adalah waspada setiap saat dan selalu berjaga-jaga. (ay 33, 37)

 Jika perumpamaan ini kita bandingkan dengan Mat 24:37-44 dan Luk 17:26-30 amant yang terkandung di dalam ketiga bagian dari Injil-Injil Sinoptik ini adalah kesetiaan dalam tugas siaga penuh menjelang kedatangan Kristus (parousia). Kita menantikn kedatnagn-Nya kembali ke dunia ini dalam pengharapan. Sebab Ia sendiri yang pernah menjanjikan akan hal itu (Yoh 14:1-3; Kis 1:9-11). Firman-Nya selalu benar (Yoh 17:17) dan Ia tidak pernah berdusta (Tit 1:2). Oleh karena itu, pertanyaan kita adalah “bagaimana caranya untuk menantikan kedatangan-Nya?” ada dua kata kerja imperative praktis yang menjadi acuan bagi kita sebagai berikut :

 1. Kata kerja “perhatikanlah” (ay 33a) Bahasa Yunani yang dipakai disini adalah “blepete” bentuk imperative dari kata kerja “bepo” artinya “melihat”. Kata kerja ini mau memberitahukan kita bahwa mata kita mempunya tugas untuk membaca dan mengerti fenomena alam dan kondisi social masyarak pada masa kini sebagai tanda-tanda kedatanagn Kristus (bdk ay 28-31; Mat 24; Luk 17:26-28) itu berarti sebagai orang-orang percaya kita harus peka melihat tanda-tanda zaman yang mengisyaratkan kepada kita bahwa kedatangan Yesus sudah dekat. Tugas ini adalah suatu amanta dan kontinu sifatnya dalam rangka menyongsong kedatangan-Nya. Sesuai tema khotbah kita hari ini “Dia Datang:, atau lebih tegas lagi “Dia sedang datang”.

 2. Kata kerja “berjaga-jagalah” ay 33b, bahasa Yunani yang dipakai disini “agrupneite” bentuk imperative dari kata kerja “agrupneo”, berjaga-jaga dalam artian tidak mengantuk tertidur. Para hamba disini dituntut untuk setia dan waspada selalu dalam tugas yang dipercayakan oleh majikannya. Sambil melakukan tugas masing-masing dalam keadaan tetap siuman, tidak mengantuk dan tertidur pulas (ay 36)

 3. PENERAPAN

 Sementara kita menjalani masa adven dan menyongsong hari Natal, mari kita mendengar dengan sungguh-sungguh berita Firman pada hari ini. Kata kerja perhatikanlah dan berjaga-jagalah merupakan dua kata kerja imperative yang sifatnya kontinu. Maksudnya dalam rangka menyongsong kedatangan Tuhan kembali. Ia menuntut dari kita hamba-hamba-Nya yaitu setia dalam tugas dan panggilan kita sebagai orang-orang percaya. Ketika Ia datang kita menyambut Dia dalam keadaan yang sudah siap. Jangan seperti anak-anak gadis yang yang tidak bijaksana ketika mempelai laki-laki itu tiba mereka belum siap (Mat 25:6-13). Supaya kita malu bertemu dengan Dia, karena itu, berdirilah teguh dan jangan goyah dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan. Sebab, kamu tahu, dalam persekutuan dengan Tuhan jerih-payahmu tidak sia-sia. Tuhan memberkati kita dengan Firman-Nya. Selamat menjalani minggu ke-2 masa adven, terpujilah Dia, kini dan selamanya. Amin.

 

MINGGU, 29 NOVEMBER 2020

KALENDER GEREJAWI     : MINGGU ADVEN I – UNGU

PEMBACAAN ALKITAB     : YESAYA 64 : 1 – 9

PENULIS  : PDT. DR. HOSEA WALLY (STFT GKI I.S.Kijne Abepura)

 1. PENDAHULUAN

 Tradisi yang lazim berlaku dalam gereja protestan pada umumnya yaitu sebelum merayakan hari natal 25 Desember, didahului dengan empat minggu adven. Empat minggu adven dihitung mulai dari akhir bulan November, minggu pertama, kedua dan ketiga bulan Desember. Dan itu terjadi setiap tahun secara rutin. Kata adven datang dari Bahasa Latin adventus atau epidemia dalam Bahasa Yunani yang kemudian menjadi Epifania. Semua istilah ini mengandung arti “kedatangan atau penampakkan diri”, yang pada awalnya tradisi ini dirayakan untuk menyongsong kedatangan atau penampakkan seorang dewa, kemudian gereja mengadopsi tradisi ini tetapi dengan isi dan makna yang baru, yaitu“masa persiapan dan penantian umat Kristiani akan kedatangan Tuhan Yesus kembali (Parousia). Tetapi secara praktis peristiwa adven itu diawali dengan memperingati kedatangan Kristus yang pertama yang bersifat historis (natal). Dan dalam peringatan kedatangan Kristus yang historis itu, sekaligus memperhadapkan gereja kepada kedatangan-Nya yang kedua (eskatologis).

 

Peristiwa natal mempersiapkan gereja Tuhan untuk siap-siaga dalam menantikan kedatangan Kristus kembali. Teks bacaan Firman Tuhan pada minggu pagi ini berbicara tentang “penantian” umat Tuhan untuk mengalami pengampunan dan pembebasan. Bukan saja dari segala dosa dan kejahatan yang mereka perbuat tetapi juga dari tangan musuh-musuh mereka yang sedang menindas mereka. Karena latar belakang yang nampak dalam teks ini mengacu pada kondisi sosio-politik bangsa Israel yang ada dalam kekuasaan bangsa Babel. Mereka melihat keadaan mereka dalam posisi yang lemah, musuh-musuh mereka lebih kuat Yahweh Allah mereka, seolah-olah Ia tak sanggup membela hak mereka serta melepaskan umat-Nya dari tangan musuh-musuh-Nya (bdk 63:15-19). Tetapi sesungguhnya mereka tidak melihat bahwa Allah sedang membalikkan sejarah. Allah sedang bersiap-siap untuk membela umat-Nya dan melepaskan mereka dari tangan musuh-musuh-Nya (bdk. 63:4-6). Mari kita perhatikan apa kata Firman Tuhan mengenai hal itu?

 2. PENJELASAN TEKS

2.1.Keyakinan Ditengah Ketidakberdayaan (ay 1-5a)

Ditengah-tengah penindasan dan perhambaan yang dialami dan dijalani oleh umat Tuhan, mereka menyadari sungguh bahwa Allah adalah Juruselamat bagi mereka (63:8). Keyakinan ini didasarkan atas fakta sejarah, bahwa Allah adalah Juruselamat bagi mereka. Hal ini telah terbukti sejak peristiwa eksodus dari Mesir sampai menetap di negeri yang dijanjikan oleh Allah kepada mereka (63:9). Hanya karena kejahatan dan dosa yang mereka perbuat kepada-Nya, Allah sebagai Juruselamat mereka berbalik menjadi seteru bagi mereka (63:10), Ia membiarkan hati mereka menjadi sesat, dan memakai musuh-musuh mereka sebagai alat murka dalam tangan-Nya. Mereka menyadari akan keadaan itu, menyesal dan berseru kepada-Nya (63:16-19), bahkan mereka tetap percaya bahwa Tuhan Allah akan menolong umat-Nya. Tak ada kuasa dan kekuatan apapun yang dapat mengahalangi Dia (64:1-2), juga tidak ada dewa bangsa manapun yang sanggup menolong mereka, kecuali Tuhan Allah. Pertolongan-Nya atas umat-Nya akan menjadi sebuah kesaksian bagi bangsa-bangsa supaya Ia dikenal (ay 3-5a)

 2.2. Kesadaran dan Pengakuan Dosa Umat (ay 5b-7) Nabi mewakili bangsa-Nya (“kami”) menyadari bahwa penindasan dan perhambaan yang mereka alami adalah karena murka Tuhan. Semua ini terjadi sebagai akibat dari dosa-dosa dan pemberontakkan mereka kepada-Nya. Sifat pemberontakkan terhadap Allah, bukan sesuatu hal yang baru, tetapi sudah ada sejak nenek moyang mereka. Kelakuan ini adalah “dosa warisan” yang mereka warisi dari para leluhur mereka terdahulu (ay. 5b). Semua perbuatan baik mereka serta kesalehan mereka tidak cukup untuk menutupi dosa-dosa mereka. Nabi mengutarakan hal itu seperti kain kotor yang tidak berguna (ay 6). Bahkan lebih dahsyat lagi, dosa-dosa itu telah menguasai mereka serta memisahkan mereka dari Allah (ay 7)

 2.3. Doa Pemulihan Umat (ay 8-9)  Nabi menyadari bahwa apapun kondisi yg terjadi, Yahweh adalah Bapa bagi umat Israel (bdk 63:16-17). Dalam sebutan ini tersirat pengertian tanggungjawab-Nya atas umat Israel sebagai “am Yahweh” atau anggota keluarga Allah. Mustahil seorang kepala keluarga membiarkan anak-anaknya binasa. Kehadiran mereka sebagai “umat Allah” adalah karena perbuatan Allah sendiri. Itu berarti Allah mempunyai maksud dan tujuan yang baik bagi umat. Nabi Yeremia mengatakan :sebab Aku mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah Firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yer 29:11). Mustahil Ia memilih sesuatu bangsa menjadi umat-Nya hanya untuk dibinasakan kelak (ay 8). Karena itu nabi memohon kepada Tuhan agar Ia jangan murka kepada umat-Nya, dan jangan terus-menerus ingat akan segala dosa dan kejahatan mereka (ay 9a). Dengan perkataan lain di ayat 8-9, nabi memohon belaskasihan dan pengampunan dari Allah atas dosa dan kejahatan umat-Nya. Seandainya Tuhan sangat murka dan terus-menerus mengingat-ingatakan dosa umat-Nya, tidak ada seorangpun yang akan hidup. Semua akan binasa karena murka-Nya (bdk. Maz 90:7-12). Tentu, sia-sialah kasih karunia-Nya bagi umat pilihan-Nya. Lalu dimanakah tanggungjawab-Nya sebagai seorang Bapa bagi umat-Nya. Tetapi minggu-minggu adven meyakinkan kita bahwa Allah itu sungguh baik. Kasih setia-Nya atas umat-Nya tetap untuk selama-lamanya.

 3. PENERAPAN

Pada minggu adven yang pertama ini, Firman Tuhan telah menyapa kita di bawah sorotan tema “Pandanglah, ya Tuhan umat-Mu yang berdosa ini”. Sebuah tema yang mengingatkan kita tentang keadaan kita sebenarnya dan memohon Tuhan melihat kita dan mengasihani kita. Jadi, ada dua berita dalam Firman Tuhan ini :

3.1.     Pertama : meskipun kita sudah menjadi “umat Allah” atau anggota jemaat Tuhan”, kita biasa saja dipengaruhi oleh kuasa dosa yang pada akhirnya kita berdosa kepada Tuhan. Setiap orang yang berdosa, melanggar disiplin rumah tangga , dan tetap akan dikenakan sanksi untuk itu. Sebab, Tuhan tidak punya anak ‘mas’, melainkan anak-anak yang dikasihi-Nya. Oleh karena itu, setiap pelanggaran yang dilakukan oleh anggota keluarga-Nya, tetap akan menerima sanksi-Nya sesuai dengan perbuatannya sebagai seorang anak (Ibr 12:6-7)

 3.2.     Kedua : Allah kita tidak hanya menekankan keadilan-Nya, tetapi Ia juga adalah Allah yang maha kasih. Keadilan kasih selalu menjadi bagian dari disiplin kasih-Nya kepada umat-Nya. Berita itu kita akan dengar pada minggu-minggu adven yang akan berlangsung selama empat minggu berturut-turut. Oleh karena itu, jika kita mendengar Firman Tuhan yang menyatakan kesalahan dan dosa kita, sebaiknya kita membuka diri, mengaku dosa, serta mempersiapkan diri kita untuk menyambut kedatangan Yesus Kristus Juruselamat kita. Waktunya sudah dekat, mari kita mempersiapkan hati dan kehidupan kita untuk menyambut Dia. Selamat merayakan minggu-minggu adven Tuhan memberkati kita. Syalom. Amin.