Jumat, 20 November 2020

PERUMPAMAAN TENTANG UANG MINA

 


TEMA : “HAMBAKU YANG BAIK DAN SETIA”

Bacaan  :  Lukas 19:11-27

Sdr-sdr....,Perumpamaan tentang Uang mini memiliki banyak kemiripan dengan perumpamaan tentang talenta. Karena itu kita harus mengetahui latar belakang dari Perumpamaan tentang Uang mina ini, Perumpamaan ini sebenarnya menggambarkan apa yang telah dilakukan oleh Putra Raja Herodes,yaitu Arkelaus yang disebut didalam Matius Pasal 2:22. Dimana Arkelaus pergi ke Roma untuk menjadi Raja atas Yudea dan Samaria. Akan tetapi para pemimpin Yahudi mengirim utusan ke Roma untuk memprotes Arkelaus.Walaupun Arkelaus kembali menjadi Raja atas Yudea dan Samaria ,menjadi pemimpin tetapi tidak dinobatkan menjadi raja,dan setelah 10 Tahun ia disingkirkan. Jadi Yesus menggunakan peristiwa Arkelaus ini untuk perumpamaan Uang Mina dengan menyamakan diri-Nya dengan contoh yang kurang menguntungkan,untuk menarik perhatian para Murid. Karena Yesus pasti akan dinobatkan menjadi Raja;dan itu benar ketika Ia Naik Ke surga -kembali kepada Bapa ke dalam kemuliaan, YESUS pasti akan datang menjadi Raja Keadilan untuk memberikan hadia dan juga menghukum.

Jadi ini latar belakang Perumpamaan ini dalam Pembacaan kita tadi,dan kita perhatikan bahwa Ada Tiga Pokok Pikiran yaitu pada :

A. Pokok 1 : Ayat 11-14 :

  1. Yesus mengajarkan perumpamaan kepada Murid-murid,karena Yesus sudah dekat Yerusalem,dan ini merupakan perumpaamaan terakhir sebelum masuk Yerusalem.
  2. Yesus berCerita tentang kepergian bangsawan untuk dinobatkan menjadi Raja (ay12),kemudian Raja memanggil 10 hamba diberikan masing-masing 1 mina untuk berdagang sampai Dia kembali (ay 13)-ini merupakan suatu Perintah.
  3. Kemudian ada Pengiriman Utusan untuk menolak bangsawan itu (ay 14)

B. Kembalinya sang Bangsawan itu (Ay.15-25) dan di nobatkan menjadi raja.

  1. Raja Memanggil hambanya dan menanyakan hasil dagangan mereka (ay15),dengan pertanggungjawaban dari ke 10 hamba itu dengan hadiah,maka :
  2. Ada hadiah/penghargaan dari hamba 1 mina yang telah mendapatkan 10 mina yaitu diberi 10 kota.
  3. Begitupula dengan sebaliknya,bahkan Hamba yang ke-3 mengembalikan uang 1 mina tidak menghasilkan apa-apa sebab dia takut, jadi dia mendapat penghakiman sesuai dengan perkataannya sendiri.

C. Pada Ayat 26-27, merupakan kesimpulan dari Perumpaam ini,yaitu Penghukuman bagi hamba yang tidak setia (26) dan penghukuman bagi musuh-musuh (27). Bahwa Raja ini adalah raja yang baik. Karena Ini mengenai Yesus yang akan masuk Yerusalem dan Dia tahu bahwa masuk kesana adalah menderita dan menyongsong kematiannya. Sedangkan bangsawan ini menyongsong kebahagiaannya. bangsawan yang akan dinubuatkan menjadi raja dalam perumpamaan uang mina adalah Yesus setelah melalui penderitaan Nya, maka Dia dinobatkan menjadi Tuhan dan Raja. . Ketika Yesus memasuki Yerusalem banyak orang yang membenci Dia dan disatu sisi ada banyak orang yang mengeluk-elukan Dia Luk 19:38. Membenci Dia dengan cara menyalibkan Dia ini merupakan dua tipe orang yang dihadapi Yesus.         

Para murid yang digambarkan dengan ke 10 hamba yang diberikan masing-masing 1 mina yang telah ditugaskan untuk berdagang.Uang satu mina itu maksudnya adalah kuasa yang diberikan oleh Yesus untuk menjadi saksi bagi Dia sehingga mina itu akan mendapatkan hasil yang banyak atau tidak. Karena ini perumpamaan saat Yesus akan masuk Kota Yerusalem,Ia di tolah dan dibunuh,..maka Kita dapat menyamakan 1 mina yang tidak menghasilkan apa-apa atau tidak mengerjakan  itu adalah Yudas iskariot,karena dia termasuk orang yang membenci tuannya bersama dengan bangsanya.

Pemaknaannya: Sdr-sdr....

  1. Allah telah berkarya di dalam Kristus untuk menjadi Tuhan atas dunia ini,meski penggenapannya baru akan terjadi di masa yang akan datang. Karena itu Tuhan Allah menuntut IMAN dan Pertangungjawaban dari manusia.
  2. Para hamba Allah dipanggil untuk setia dan berlaku bertanggungjawab dalam Pelayanan agar tidak tersisih dari dari pemberian berkat Allah yang tersedia.
  3. Bahwa Penghukuman menanti semua orang yang dengan terang-terangan menolak Kristus sebagai Raja.

Maka ada TIGA Pesan Firman Tuhan ini bagi kita :

  1. Pesan pertama;Pada ayat 15-17,ketika bangsawan itu kembali,dan orang pertama dengan 1 Mina,dia kembalikan 10 Mina dan mendapat hadiah berkuasa atas 10 Kota,begitu yang menghasilkan 5 Mina. Artinya bahwa Ia adalah Raja Yang Adil. Maka kita semua yang telah mendapatkan 1 Mina,baik ketika kita mengaku Iman sebagai Sidi Gereja,atau Mengaku sebagai Hamba,kita diberikan 1 Mina untuk diolah. Jadi jika hari ini kita masing telah menghasil 10 atau 100 pun..sejumlah itu juga yang akan kita terima,Asalkan jangan sampai kita tidak menghasilkan apa-apa sebab Yesus berkata pada Ayat 26 :”Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil,  juga apa yang ada padanya.” 
  2. Pesan kedua :ini bagi kita para hamba,Pendeta,Penatua dan Syamas. Bahwa kita akan menghabiskan waktu di tahun 2020 ini dengan suatu keadaan yang mau tidak mau harus kita jalani dengan hikmat dalam berbagai cara dalam Pelayanan kita-akibat Pandemi ini. Kita semua menyadari bahwa ada kelesuan dalam menunaikan tugas panggilan kita, karena pembatasan-pembatasan tertentu karena memang kita harus berjuang melawan Pandemi ini. Hari2 ini dan kedepan kita harus Mempersiapkan diri dalam suatu realitas yang baru yang kita jalani atau new normal. Suatu fakta bahwa sama seperti Yesus dan para murid berada pada suatu realitas bahwa ketika memasuki kota Yerusalem mereka berhadapan dengan orang-orang yang membenci Yesus dan ada yang mengasihi Nya,maka itu juga yang akan kita dihadapi;Pesannya lakukanlah tugas ini dengan Setia. Maka menjadi catatan bagi kita masing-masing seperti apa kita hendak mempersiapan diri untuk memasuki realitas ini ? Satu hal yang pasti bahwa Yesus tidak akan pernah membiarkan kita para hambaNya bekerja sendiri. Sehingga dengan tetap memperhatikan batasan-batasan karena Pandemi C-19,dengan semangat dan kasih yang tumbuh di dalam hati kita untuk melayani,dengan pemberian 1 mina yang harus menghasilkan , itu kita terima untuk bekerja selama lima tahun? Maka Setiap kita akan mengukur apakah satu mina itu telah menghasilkan?
  3. Pesan yang ketiga,adalah kepada kita selaku warga Sidi-Sidi Gereja,juga telah menerima 1 Mina. Apakah akan mengasilkan atau akan simpan,sampai raja itu kembali. Bagaimana Sidi Gereja dapat mengolah 1 Mina miliknya,adalah dalam Hal Setia dan Mengasihi. Jika kita mengasihi Yesus ,maka kita akan tetap belajar dan hidup menurut Firman-Nya. Kasih menjadi dasar bagi persekutuan keluarga tetapi juga Jemaat,supaya tiap-tiap Pelayan/Hamba yang ada padamu di masing-masing Wijk,yang telah menerima 1 Mina ini,akan diusahakan supaya menjadi berkat bagi saudara-saudara..Berdoalah dan Bersyukur kepada Tuhan.
  4. Karena apa saudara-saudara.... Perumpamaan ini mengajarkan kepada kita bahwa :”Untuk masuk kedalam Kerajaan Allah,dasarnya adalah MENGERJAKAN PANGGILAN KITA masing-masing dalam Kesetiaan-baik sebagai Pelayan dan juga sebagai warga Jemaat ,karena kita telah berada didalam Realitas Kerajaan Allah,dan tetap percaya bahwa hal Kerajaan Allah suatu Anugerah Tuhan bagi kita,karena Allah itu Baik. Amin.

 

Selasa, 17 November 2020

KITA TENANG SUPAYA BISA DIPERSIAPKAN

ALLAH MENGGUNAKAN SAAT ISTIRAHAT KITA
UNTUK MEMPERSIAPKAN KITA MENUJU AWAL YANG BARU

Bacaan: Markus 6:30-34
NATS: Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" (Markus 6:31)

Allah menuliskan irama hidup kita. Dan tugas kita adalah mengikuti arahannya dalam menyenandungkan, menyelaraskan, memadukan, dan menyanyikan sebuah irama.

Melayani Tuhan, seperti halnya menyanyi, dapat membangkitkan semangat dan membanggakan. Namun, seperti halnya ketika musik interlude [nada sela di tengah-tengah lagu, biasanya penyanyi berhenti menyanyi] mengalun, saat kita disisihkan karena sakit, digantikan orang lain, atau pensiun, kita bisa frustasi dan kecewa. Ketika Allah berkata, "Mari ... beristirahatlah" (Markus 6:31), kita mungkin tidak ingin berhenti. Kita menganggap seakan-akan pertunjukan kita sudah selesai dan kita sudah sampai pada akhir lagu kita.

Jika kita membiarkan diri tenggelam dalam kesedihan karena ketidakaktifan, maka kita hanya akan memusatkan perhatian pada kekurangan kita. Untuk itu, kita perlu mengingatkan diri kita sendiri bahwa Tuhan barangkali menggunakan waktu istirahat kita untuk membuat musik kita lebih baik.

Sang Konduktor Agung menghitung waktu dengan tepat. Dia memiliki begitu banyak aransemen musik yang tidak kita ketahui. Jika mata kita tetap tertuju kepada-Nya, maka di saat yang tepat Dia akan memampukan kita untuk kembali bernyanyi.

Selain itu kita dapat menikmati waktu istirahat kita. Itu adalah kesempatan untuk menenangkan jiwa dan mempersiapkan langkah kita selanjutnya. Istirahat bukanlah suatu kesalahan atau penelantaran, melainkan satu bagian penting dari simfoni yang Allah tuliskan di awal hidup kita dan Dia melatih kita setiap hari.
Sang Konduktor tahu yang terbaik. Nantikanlah Dia --David Roper


Senin, 16 November 2020

DIA DATANG,MINGGU, 6 DESEMBER 2020

PEMB. ALKITAB   : MARKUS 13 : 33 – 37

PENULIS : PDT. DR. HOSEA WALLY (STFT GKI I.S.Kijne Abepura)

1. PENDAHULUAN

Minggu pagi ini adalah minggu kedua dari masa adven menurut liturgi am gereja-gereja protestan di seluruh dunia. Dalam minggu-minggu adven, kita selaku anggota jemaat Tuhan dihimbau untuk mempersiapkan diri, menyucikan diri kita lahir dan batin, dalam rangka menyambut kedatangan Yesus Kristus, Juruselamat kita. Untuk itu, segala kejahatan dan dosa-dosa yang kita sudah perbuat, baik secara individual atau secara keluarga, harus membuat pengakuan dihadapan Tuhan dengan tulus dan memohon pengampunan dari-Nya. Persiapan hati seperti itu lebih berkenaan kepada Allah dari pada persiapan materi yang sifatnya seremonial. Kita sering mengidentikkan peristiwa natal dengan pesta-pesta tradisional , sehingga foKus kita tidak tertuju pada perkara-perkara rohani melainkan pada soal penampilan, soal makan-minum dan cari nama. Kebiasaan yang demikian sering mengaburkan makna teologis tentang“ arti penantian” itu. Firman Tuhan bagi kita pada minggu kedua masa adven hari ini di bawah sorotan tema : “Dia Datang”. Sebuah deklarasi iman yang bersifat eskatologis. Tema mengingatkan kita orang-orang percaya supaya bersiap-siap dan berjaga-jaga dalam rangka menyambut kedatangan Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat kita. Saya, mengajak Bapa, Ibu, saudara warga jemaat, mari kita perhatikan apa kata Alkitab mengenai hal ini?

 2. PENJELASAN TEKS

Perikop bacaan Firman ini terdiri dari 5 (lima) ayat yang berbicara tentang “persiapan umat” menyongsong kedatangan Yesus kembali (Parousia). Kata kunci yang dominan dalam perikop ini adalah “perhatikanlah”, Yunani : blepete dipakai 1 kali di ayat 33a dan kata kerja“berjaga-jagalah”, Yunani agrupneite dipakai 4 (empat) kali di ayat 33b, 34, 35 dan ayat 37. Kedua kata kerja ini digunakan dalam bentuk kata kerja imperative.

Bentuk ini menunjukkan bahwa tugas memperhatikan dan berjaga-jaga adalah sebuah amanat atau perintah yang wajib hukumnya. Dari sudut waktu, kata kerja ini menunjukkan “suatu kegiatan yang bersifat kontinyu” artinya memberikan perhatian dan berjaga-jaga atau waspada dilakukan setiap waktu. Untuk menjelaskan kebenaran ini, Yesus menggunakan sebuah ilustrasi yang berasal dari latarbelakang konteks sosial budaya para murid (ay 34-36). Dari perumpamaan ini terdapat beberapa keterangan yang menjadi perhatian bagi kita semua.

 2.1. Ada seorang majikan yang hendak berangkat keluar daerah (ay 34a)

 2.2. Sebelum ia berangkat, ia mempercayakan tugas-tugas kepada para hambanya masing-masing sesuai bidang tugasnya. Termasuk pengawal/penjaga pintu (ay.34)

 2.3. Masalah waktu – yang terlihat disini adalah sang majikan tidak memberitahukan waktunya kepada para hambanya kapan ia pulang (ay 35) yang jelas pasti ia akan pulang karena rumahnya masih ada. Tugas para hamba adalah berjaga-jaga dan waspada setiap saat, entah maam, tengah malam atau menjelang pagi/subuh tuan ini akan tiba. Hal ini mengindikasikan bahwa perjalanannya jauh dan walaupun majikan itu puang, tidak mungkin ia tiba di rumah pada siang hari. Kecuali menjelang malam, tengah malam, larut malam atau pagi buta/subuh. Kenyataan yang ada biasanya pada saat-saat seperti ini, penghuni rumah sudah lelah, mengantuk dan tertidur pulas (ay 36). Oleh karena itu, tugas para hamba adalah waspada setiap saat dan selalu berjaga-jaga. (ay 33, 37)

 Jika perumpamaan ini kita bandingkan dengan Mat 24:37-44 dan Luk 17:26-30 amant yang terkandung di dalam ketiga bagian dari Injil-Injil Sinoptik ini adalah kesetiaan dalam tugas siaga penuh menjelang kedatangan Kristus (parousia). Kita menantikn kedatnagn-Nya kembali ke dunia ini dalam pengharapan. Sebab Ia sendiri yang pernah menjanjikan akan hal itu (Yoh 14:1-3; Kis 1:9-11). Firman-Nya selalu benar (Yoh 17:17) dan Ia tidak pernah berdusta (Tit 1:2). Oleh karena itu, pertanyaan kita adalah “bagaimana caranya untuk menantikan kedatangan-Nya?” ada dua kata kerja imperative praktis yang menjadi acuan bagi kita sebagai berikut :

 1. Kata kerja “perhatikanlah” (ay 33a) Bahasa Yunani yang dipakai disini adalah “blepete” bentuk imperative dari kata kerja “bepo” artinya “melihat”. Kata kerja ini mau memberitahukan kita bahwa mata kita mempunya tugas untuk membaca dan mengerti fenomena alam dan kondisi social masyarak pada masa kini sebagai tanda-tanda kedatanagn Kristus (bdk ay 28-31; Mat 24; Luk 17:26-28) itu berarti sebagai orang-orang percaya kita harus peka melihat tanda-tanda zaman yang mengisyaratkan kepada kita bahwa kedatangan Yesus sudah dekat. Tugas ini adalah suatu amanta dan kontinu sifatnya dalam rangka menyongsong kedatangan-Nya. Sesuai tema khotbah kita hari ini “Dia Datang:, atau lebih tegas lagi “Dia sedang datang”.

 2. Kata kerja “berjaga-jagalah” ay 33b, bahasa Yunani yang dipakai disini “agrupneite” bentuk imperative dari kata kerja “agrupneo”, berjaga-jaga dalam artian tidak mengantuk tertidur. Para hamba disini dituntut untuk setia dan waspada selalu dalam tugas yang dipercayakan oleh majikannya. Sambil melakukan tugas masing-masing dalam keadaan tetap siuman, tidak mengantuk dan tertidur pulas (ay 36)

 3. PENERAPAN

 Sementara kita menjalani masa adven dan menyongsong hari Natal, mari kita mendengar dengan sungguh-sungguh berita Firman pada hari ini. Kata kerja perhatikanlah dan berjaga-jagalah merupakan dua kata kerja imperative yang sifatnya kontinu. Maksudnya dalam rangka menyongsong kedatangan Tuhan kembali. Ia menuntut dari kita hamba-hamba-Nya yaitu setia dalam tugas dan panggilan kita sebagai orang-orang percaya. Ketika Ia datang kita menyambut Dia dalam keadaan yang sudah siap. Jangan seperti anak-anak gadis yang yang tidak bijaksana ketika mempelai laki-laki itu tiba mereka belum siap (Mat 25:6-13). Supaya kita malu bertemu dengan Dia, karena itu, berdirilah teguh dan jangan goyah dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan. Sebab, kamu tahu, dalam persekutuan dengan Tuhan jerih-payahmu tidak sia-sia. Tuhan memberkati kita dengan Firman-Nya. Selamat menjalani minggu ke-2 masa adven, terpujilah Dia, kini dan selamanya. Amin.

PANDANGLAH KAMI YA TUHAN UMATMU YANG BERDOSA INI

 

MINGGU, 29 NOVEMBER 2020

KALENDER GEREJAWI     : MINGGU ADVEN I – UNGU

PEMBACAAN ALKITAB     : YESAYA 64 : 1 – 9

PENULIS  : PDT. DR. HOSEA WALLY (STFT GKI I.S.Kijne Abepura)

 1. PENDAHULUAN

 Tradisi yang lazim berlaku dalam gereja protestan pada umumnya yaitu sebelum merayakan hari natal 25 Desember, didahului dengan empat minggu adven. Empat minggu adven dihitung mulai dari akhir bulan November, minggu pertama, kedua dan ketiga bulan Desember. Dan itu terjadi setiap tahun secara rutin. Kata adven datang dari Bahasa Latin adventus atau epidemia dalam Bahasa Yunani yang kemudian menjadi Epifania. Semua istilah ini mengandung arti “kedatangan atau penampakkan diri”, yang pada awalnya tradisi ini dirayakan untuk menyongsong kedatangan atau penampakkan seorang dewa, kemudian gereja mengadopsi tradisi ini tetapi dengan isi dan makna yang baru, yaitu“masa persiapan dan penantian umat Kristiani akan kedatangan Tuhan Yesus kembali (Parousia). Tetapi secara praktis peristiwa adven itu diawali dengan memperingati kedatangan Kristus yang pertama yang bersifat historis (natal). Dan dalam peringatan kedatangan Kristus yang historis itu, sekaligus memperhadapkan gereja kepada kedatangan-Nya yang kedua (eskatologis).

 

Peristiwa natal mempersiapkan gereja Tuhan untuk siap-siaga dalam menantikan kedatangan Kristus kembali. Teks bacaan Firman Tuhan pada minggu pagi ini berbicara tentang “penantian” umat Tuhan untuk mengalami pengampunan dan pembebasan. Bukan saja dari segala dosa dan kejahatan yang mereka perbuat tetapi juga dari tangan musuh-musuh mereka yang sedang menindas mereka. Karena latar belakang yang nampak dalam teks ini mengacu pada kondisi sosio-politik bangsa Israel yang ada dalam kekuasaan bangsa Babel. Mereka melihat keadaan mereka dalam posisi yang lemah, musuh-musuh mereka lebih kuat Yahweh Allah mereka, seolah-olah Ia tak sanggup membela hak mereka serta melepaskan umat-Nya dari tangan musuh-musuh-Nya (bdk 63:15-19). Tetapi sesungguhnya mereka tidak melihat bahwa Allah sedang membalikkan sejarah. Allah sedang bersiap-siap untuk membela umat-Nya dan melepaskan mereka dari tangan musuh-musuh-Nya (bdk. 63:4-6). Mari kita perhatikan apa kata Firman Tuhan mengenai hal itu?

 2. PENJELASAN TEKS

2.1.Keyakinan Ditengah Ketidakberdayaan (ay 1-5a)

Ditengah-tengah penindasan dan perhambaan yang dialami dan dijalani oleh umat Tuhan, mereka menyadari sungguh bahwa Allah adalah Juruselamat bagi mereka (63:8). Keyakinan ini didasarkan atas fakta sejarah, bahwa Allah adalah Juruselamat bagi mereka. Hal ini telah terbukti sejak peristiwa eksodus dari Mesir sampai menetap di negeri yang dijanjikan oleh Allah kepada mereka (63:9). Hanya karena kejahatan dan dosa yang mereka perbuat kepada-Nya, Allah sebagai Juruselamat mereka berbalik menjadi seteru bagi mereka (63:10), Ia membiarkan hati mereka menjadi sesat, dan memakai musuh-musuh mereka sebagai alat murka dalam tangan-Nya. Mereka menyadari akan keadaan itu, menyesal dan berseru kepada-Nya (63:16-19), bahkan mereka tetap percaya bahwa Tuhan Allah akan menolong umat-Nya. Tak ada kuasa dan kekuatan apapun yang dapat mengahalangi Dia (64:1-2), juga tidak ada dewa bangsa manapun yang sanggup menolong mereka, kecuali Tuhan Allah. Pertolongan-Nya atas umat-Nya akan menjadi sebuah kesaksian bagi bangsa-bangsa supaya Ia dikenal (ay 3-5a)

 2.2. Kesadaran dan Pengakuan Dosa Umat (ay 5b-7) Nabi mewakili bangsa-Nya (“kami”) menyadari bahwa penindasan dan perhambaan yang mereka alami adalah karena murka Tuhan. Semua ini terjadi sebagai akibat dari dosa-dosa dan pemberontakkan mereka kepada-Nya. Sifat pemberontakkan terhadap Allah, bukan sesuatu hal yang baru, tetapi sudah ada sejak nenek moyang mereka. Kelakuan ini adalah “dosa warisan” yang mereka warisi dari para leluhur mereka terdahulu (ay. 5b). Semua perbuatan baik mereka serta kesalehan mereka tidak cukup untuk menutupi dosa-dosa mereka. Nabi mengutarakan hal itu seperti kain kotor yang tidak berguna (ay 6). Bahkan lebih dahsyat lagi, dosa-dosa itu telah menguasai mereka serta memisahkan mereka dari Allah (ay 7)

 2.3. Doa Pemulihan Umat (ay 8-9)  Nabi menyadari bahwa apapun kondisi yg terjadi, Yahweh adalah Bapa bagi umat Israel (bdk 63:16-17). Dalam sebutan ini tersirat pengertian tanggungjawab-Nya atas umat Israel sebagai “am Yahweh” atau anggota keluarga Allah. Mustahil seorang kepala keluarga membiarkan anak-anaknya binasa. Kehadiran mereka sebagai “umat Allah” adalah karena perbuatan Allah sendiri. Itu berarti Allah mempunyai maksud dan tujuan yang baik bagi umat. Nabi Yeremia mengatakan :sebab Aku mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah Firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yer 29:11). Mustahil Ia memilih sesuatu bangsa menjadi umat-Nya hanya untuk dibinasakan kelak (ay 8). Karena itu nabi memohon kepada Tuhan agar Ia jangan murka kepada umat-Nya, dan jangan terus-menerus ingat akan segala dosa dan kejahatan mereka (ay 9a). Dengan perkataan lain di ayat 8-9, nabi memohon belaskasihan dan pengampunan dari Allah atas dosa dan kejahatan umat-Nya. Seandainya Tuhan sangat murka dan terus-menerus mengingat-ingatakan dosa umat-Nya, tidak ada seorangpun yang akan hidup. Semua akan binasa karena murka-Nya (bdk. Maz 90:7-12). Tentu, sia-sialah kasih karunia-Nya bagi umat pilihan-Nya. Lalu dimanakah tanggungjawab-Nya sebagai seorang Bapa bagi umat-Nya. Tetapi minggu-minggu adven meyakinkan kita bahwa Allah itu sungguh baik. Kasih setia-Nya atas umat-Nya tetap untuk selama-lamanya.

 3. PENERAPAN

Pada minggu adven yang pertama ini, Firman Tuhan telah menyapa kita di bawah sorotan tema “Pandanglah, ya Tuhan umat-Mu yang berdosa ini”. Sebuah tema yang mengingatkan kita tentang keadaan kita sebenarnya dan memohon Tuhan melihat kita dan mengasihani kita. Jadi, ada dua berita dalam Firman Tuhan ini :

3.1.     Pertama : meskipun kita sudah menjadi “umat Allah” atau anggota jemaat Tuhan”, kita biasa saja dipengaruhi oleh kuasa dosa yang pada akhirnya kita berdosa kepada Tuhan. Setiap orang yang berdosa, melanggar disiplin rumah tangga , dan tetap akan dikenakan sanksi untuk itu. Sebab, Tuhan tidak punya anak ‘mas’, melainkan anak-anak yang dikasihi-Nya. Oleh karena itu, setiap pelanggaran yang dilakukan oleh anggota keluarga-Nya, tetap akan menerima sanksi-Nya sesuai dengan perbuatannya sebagai seorang anak (Ibr 12:6-7)

 3.2.     Kedua : Allah kita tidak hanya menekankan keadilan-Nya, tetapi Ia juga adalah Allah yang maha kasih. Keadilan kasih selalu menjadi bagian dari disiplin kasih-Nya kepada umat-Nya. Berita itu kita akan dengar pada minggu-minggu adven yang akan berlangsung selama empat minggu berturut-turut. Oleh karena itu, jika kita mendengar Firman Tuhan yang menyatakan kesalahan dan dosa kita, sebaiknya kita membuka diri, mengaku dosa, serta mempersiapkan diri kita untuk menyambut kedatangan Yesus Kristus Juruselamat kita. Waktunya sudah dekat, mari kita mempersiapkan hati dan kehidupan kita untuk menyambut Dia. Selamat merayakan minggu-minggu adven Tuhan memberkati kita. Syalom. Amin.

 

HAMBAKU YANG BAIK DAN SETIA, MINGGU, 22 NOVEMBER 2020


PEMBACAAN ALKITAB     : LUKAS 19 : 11 – 27

PENULIS     PDT. NELSON KAPITARAU, S. Th (Sinode)

 1. PENDAHULUAN

Perumpaman tentang uang mina disampaikan oleh Yesus dalam pelayanan menuju klimaksnya di Yerusalem,kedua belas murid itu terus mengharapkan bahwa suatu revolusi secara duniawi akan segera terwujud dan pemerintahan Allah yang dijanjikan itu akan segera terlaksana. Menuju pada pengenapan itu dalam perjalanan para murid bertengkar tentang kedudukan dan jabatan yang akan diperoleh dalam kerajaan yang didirikan itu ( bnd Markus 10 : 35-45 ),Yesus sampaikan bahwa mereka tidak perlu mengharapkan kedudukan yang istimewa dalam kerajaan yang dibangun itu,tetapi mereka masing-masing akan di berikan modal sendiri untuk dipakai dalam melayani dalam kerajaan-Nya diantara umat manusia. Perumpaan ini disampaikan untuk memperbaiki sikap para murid tentang perebutan kedudukan,dan mereka diperingatkan bahwa Mesias akan ditolak oleh manusia dan didepan mereka ada suatu masa dimana murid-murid Yesus tidak sibuk lagi setia melayani ketika guru mereka tidak hadir bersama-sama dengan mereka,sampai Ia kembali dalam kekuasaan Rajani. Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan bahwa Yesus mengangkat perumpamanan ini dari konteks pergantian kekuasan dalam kekaisaran Romawi dalam keluarga Herodes Agung dimana anaknya di usulkan diangkat menjadi gubernur di wilayah kerajaan mereka. Hal pergantian kepemimpinan itu bukan menjadi utama dalam perumpaan ini,tetapi yang menjadi utama adalah kesepuluh hamba,yang di berikan masing-masing orang satu mina yang dipakai berdagang dan mencari untung.

 Apa itu uang mina? Mina adalah mata uang kuno dalam bhs Yunani dan latin disebut mina,kata ini kita jumpai dalam injil Lukas 19 : 13,satu mina diterima oleh seseorang itu sama dengan upah kerja selama tiga bulan.

2. PENJELASAN TEKS

 2.1. Ayat 11 Kisah ini menunjuk kepada para pengikut Yesus apa yang harus mereka kerjakan selama masa antara kepergian Yesus dengan kedatang-Nya kali kedua. Karen kita sekarang hidup dalam periode tersebut,maka hal itu langsung berlaku bagi kita,kita telah diperlengkapi secara sangat baik untuk membangun dan memperluas Kerajaan Allah. Yesus mengharapakan kita untuk menggunakan talenta ini supaya talenta tersebut berkembang dan kerajaan-Nya bertumbuh. Ia Meminta setiap kita bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan dengan karunia-Nya. Sementara menantikan kedatangan Kerajaan Allah dalam kemulian,kita harus melakukan pekerjaan Kristus.

 2.2. Ayat 13 : sampai aku datang kembali,perumpamaan ini menggambarkan bahwa setiap orang percaya yang telah diselamatkan memiliki tanggung jawab untuk mengunakan apa yang Allah karuniakan kepada-nya dengan setia.

 2.3. Ayat 19 : Enkau telah setia, barang siapa yang setia dalam pelayanan bagi Tuhan dan telah mengambil bagian dalam bebanya di bumi ini akan di beri pahala berlimpah dalam kerajaan yang akan datang. Bahkan mereka akan di karuniai tugas yang lebih besar dalam langit dan bumi yang baru( wahyu 21 : 1 ). Mereka yang tingkat kesetiaanya lebih rendah akan menerima kedudukan dan tanggung jawab yang lebih kecil.

 2.4. Ayat 20-27 Mengapa Raja itu bersikap demikian keras terhadap orang yang tidak menggandakan uangnya itu, Raja Menghukum orang itu karena : 1). Ia tidak ikut mengambil bagian memajukan kepentingan tuannya dalam kerajaan, 2). Ia tidak mempercayai maksud-maksud tuannya,3).Ia hanya memikirkan dirinya sendiri,4). Ia tidak melakukan apapun untuk memanfaatkan uang tersebut,seperti sang raja dalam kisah ini,

 3. PENERAPAN

 3.1. Bagaimana dengan karunia yang Allah berikan kepada saudara apakah telah digunakan bagi keuntungan kerajaan-Nya,selama masa penantian itu,atau saudara menyimpangnya?

 3.2. Apakah GKI mengingkan Kerajaan-Nya berkembang ditengah-tengah dunia?

3.3. Karunia yang diberikan kepada Umat-Nya juga dipakai untuk memikirkan orang lain.

3.4. Orang Percaya harus bersedia menggunakan apa yang Tuhan berikan dengan setia untuk Kerajaan-Nya.

 

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI                                                                                -- MINGGU II

1. Nyanyian Mazmur 150 : 1-2

2. Nyanyian Mazmur 25 : 2

3. Nyanyian Mazmur 25 : 3

4. Nyanyian Rohani 160 : 1dst

5. Nyanyian Rohani 86 : 5

6. Kidung Jemaat 400 : 1-2


ALLAH MEMENUHI SEGALA KEPERLUANMU, MINGGU, 15 NOVEMBER 2020

 


PEMBACAAN ALKITAB : FILIPI 4 : 10 - 20
PENULIS  : PDT. NELSON KAPITARAU, S. Th

 1.      PENDAHULUAN

 Surat Filipi ditulis oleh Paulus dari dalam penjara (1:7),untuk berterima kasih pada orang percaya di Filipi karena telah menolongnya dengan pemberian dan doa ,Paulus berharap segera di bebaskan,sehingga dapat melanjutkan pemberitaan kabar baik ( 3:17-19),tetapi dia juga tahu bahwa ada kemungkinan dia akan dihukum mati,( 1:21).

Kota Filipi adalah bagian dari wilayah Yunani utara yang di sebut Makedonia,dan di kota inilah paulus pertama kali menginjak kaki di Eropa. Di Kota ini Paulus memberitakan kabar baik dan mendirikan jemaat (kispar 16).

 Dalam ayat-ayat ini kita mendapatkan pengakuan Rasul paulus yang penuh syukur atas kebaikan jemaat Filipi dalam mengirimkan pemberian kepada dia untuk kebutuhan hidupnya,sebab pada saat itu ia tengah menjadi tahanan di Roma. Dan disi Paulus mengambil kesempatan untuk mengakui kebaikan-kabaikan yang dulu mereka berikan kepadanya dan meyebutkan semua kebaikan itu.

 2. PENJELASAN TEKS

2.1. Ayat 11 Paulus bukan merasa kekurangan atau takut kekurangan,tetapi ia sudah mencukupkan diri dengan sedikit yang dimilikinya,dan itu telah membuatnya puas,mengenai hal ketakutan dan kekurangan ,ia bergantung pada pemeliharaan Allah untuk memberinya persediaan dari hari kehari.sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.

2.2. Ayat 12 Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan,Allah memberikan anugerah istimewa yaitu memampukan kita untuk dapat menyesuaikan diri dengan setiap keadaan hidup,dan tetap berpikir tenang dalam melewati segala macam keadaan.

 2.3. Ayat 13 Kita memerlukan kekuatan dari Kristus untuk memampukan kita untuk mencukupkan diri dalam segala keadaan. Paulus tidak mengeluh karena pengalaman telah mengajarkanya untuk puas,dalam segala keadaan yang baik maupun buruk,pada saat miskin maupun kelimpahan,pada saat sehat maupun sakit,Ia berkata: Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku

2.4. Ayat 17 Tetapi yang ku utamakan bukan pemberian itu,Paulus katakan bahwa bukan karena pemberian itu membuat aku bersemangat,tetapi sebaliknya dengan pemberian itu keuntunganmu semakin bertambah,ia tidak memetingkan dirinya tetapi yang penting adalah buahnya yang makin memperbesar keuntunganmu,dan kamu dapat mepertanggung jawakan semua harta kekayaanmu itu kepada Dia yang memberikannya.

 2.5. Ayat 18 Aku berkelimpahan,karena aku telah menerimanya dari Eparoditus,Paulus merasa cukup atas pemberian jemaat,meskipun terbatas,tetapi didalam Tuhan yang terbatas itu menjadi kelimpahan.

 2.6. Ayat 19 Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemulian-Nya dalam Kristus Yesus, Paulus menekankan pemeliharaan penuh kasih dari Allah Bapa terhadap anak-anak-Nya dengan penuh kasih. Ia akan memenuhi segala kebutuhan jasmaniah dan Rohaniah,waktu saudara menyampaikan kepadanya Ia akan memenuhinya,dalam Kristus Yesus. Hanya melalui persekutuan dengan Kristus kita dapat pemeliharaan dari Allah.

 3. PENERAPAN

 3.1. Belajarlah untuk bersandar pada janji-janji Allah dan kuasa Kristus untuk menolong saudara merasa cukup,jika saudara selalu menginginkan lebih banyak, mintalah kepada Allah untuk membuang semua keinginan itu dan mengajar saudara untuk merasa puas dengan segala keadaan.

 3.2. Dia akan menyediakan segala kebutuhan dan keperluan saudara,tetapi dengan suatu cara yang Dia tahu adalah terbaik untuk saudara,kita juga ingat apa itu keinginan dan apa itu kebutuhan,sebab Tuhan menjawab kebuthan bukan keinginan.

 3.3. Kita bukan manusia super yang dapat mampu menghadapi berbagai masalah dan tantangan hidup,untuk itu datanglah kepada Dia,seperti yang dikatakan Paulus segala perkara dapat kutanggung didalam dia yang memberikan kekuatan.

 NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI

(1) Nyanyian Mazmur 99:1-3

(2) Nyanyian Rohani 84:3

(3) Nyanyian Rohani 84:4

(4) Nyanyian Rohani 77:1 (pengakuan iman)

(5) Kidung Jemaat 450:1-dst

(6) Nyanyian Rohani 80:1-4

HUT GKI DI TANAH PAPUA, SENIN, 26 OKTOBER 2020



HUT GKI DI TANAH PAPUA 

PEMBACAAN ALKITAB  : EFESUS 3 : 1 - 13

 TEMA  :  KEPELBAGAIAN UMAT DAN STATUS ORANG-ORANG KUDUS

PENULIS :PDT. SIENTJE LATUPUTTY, D.Th (STFT GKI I.S.KIJNE Abepura)

 1.      PEDAHULUAN

 Hari ini kita merayakan ulang tahun Gereja Kristen Injili di Tanah Papua yang ke-64. GKI yang lahir sebagai sebuah organisasi pada 26 Oktober 1956, saat ini telah tampil beda dalam berbagai aspek. Umat GKI pun semakin beragam dari latar belakang suku bangsa dan budaya yang memperkaya kehidupan bergereja tetapi sekaligus dapat menjadi ancaman jika kepelbagaian dalam GKI tidak dikelola dengan baik. Untuk itu mari kita belajar dari nasehat rasul Paulus kepada jemaat orang-orang kudus di Efesus yang beragam suku bangsa itu.

 2. PENJELASAN TEKS

 Surat Efesus adalah sebuah surat yang berasal dari Rasul Paulus. Dari penjara Paulus menulis surat kepada jemaat yang disebutnya sebagai ”orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus” (Ef. 1:1). Kendati ia terpenjara tetapi bagi Paulus, Injil tidak boleh terpenjara dan hidup jemaat mesti tetap berakar dan berdiri sebagai jemaat Tuhan. Sebutan “orang-orang Kudus” mempunyai makna penting untuk mengingatkan jemaat bahwa mereka berstatus khusus sebagai orang-orang yang percaya kepada Kristus Yesus, dan sedang hidup di tengah-tengah “orang-orang yang tidak percaya kepada Kristus Yesus”.

 Terasa dalam isi surat Paulus kepada jemaat ini bahwa Paulus terus menerus menguatkan iman jemaat untuk tetap hidup sebagai orang-orang kudus atau orang-orang yang terpilih menjadi milik Allah untuk memuji kemuliaan-Nya (Ef.1: 14). Kegelisahan Paulus yang membuat ia berulang-ulang mengingatkan jemaat tentang status dan cara hidup mereka sangat mendasar, mengingat Efesus adalah sebuah kota di Asia Kecil (sekarang Turki) yang pada masa itu terkenal sebagai “kota yang cemerlang di antara kota-kota cemerlang lainnya di Asia”. Sebagai pusat perdagangan dengan pelabuhan yang sangat besar, banyak orang dari berbagai daerah atau bangsa, Yahudi dan non Yahudi, datang ke kota ini yang membuat Efesus menjelma menjadi kota gemerlapan yang penuh kemasyuran, kekuasaan, takhyul yang berlebihan serta dosa yang mencolok.

 Beberapa hal lain yang membuat Efesus terkenal adalah keberadaan kuil dewi Artemis atau dewi Diana yang disembah oleh seluruh Asia (lihat Kis. 19:27). Patung dewi yang berada di tengah kuil, diyakini turun dari langit (Kis. 19:35). Mereka memahami dan mempercayai bahwa dewi Artemis adalah Dewi kesuburan sebab itu ritus-ritus penyembahan kepada Artemis penting artinya. Penduduk Efesus juga melakukan penyembahan dan tunduk kepada kaisar, dan ada masalah antara orang-orang Yahudi dan non Yahudi mengenai ahli waris dalam Kristus Yesus.

2.1. Ayat 1-4: Kepada orang-orang percaya non Yahudi (yang disebut sebagai orang-orang yang dahulu tidak mengenal Allah), Paulus meyakinkan jemaat tentang status dirinya (Paulus) sebagai penerima wahyu yang memiliki pengertian tentang rahasia Kristus. Status berpengaruh atas isi ajaran dan penerimaan umat atas ajarannya.

 2.2.  Ayat 5: rahasia tentang Kristus dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus.

 2.3.  Ayat 6: isi rahasia itu adalah bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus. Terjadi gerak dari yang bersifat partikularis (keselamatan hanya kepada orang Yahudi saja) menjadi janji keselamatan yang bersifat universal, meliputi semua bangsa non Yahudi.

 2.4.  Ayat 7-11: penegasan kembali status Paulus dan tugasnya sebagai seorang pemberita.

2.5.  Ayat 12: Penguatan Paulus kepada orang-orang non Yahudi bahwa di dalam Kristus dan oleh iman kepada-Nya, mereka memperoleh jalan masuk kepada Allah, sehingga baik Yahudi maupun non Yahudi sama-sama memiliki rahasia Kristus dan memperoleh jalan masuk kepada Allah.

 2.6.  Ayat 13: jadi jangan tawar hati dengan keterpenjaraan Paulus karena penderitaannya adalah kemuliaan jemaat.

3. PENERAPAN

 GKI di Tanah Papua pada usia 64 tahun telah menjadi gereja yang besar dari sistem organisasi, wilayah pelayanan, jumlah jemaat, tenaga pelayan, kemampuan finansial, dan terdiri dari berbagai suku bangsa di Indonesia. Bagaimana GKI dikelola dengan berpegang pada nasihat Paulus kepada jemaat di Efesus yang majemuk suku bangsa untuk meyakini kesatuan di dalam Kristus Yesus sehingga perbedaan suku bangsa tidak membuat perpecahan di dalam Gereja. Perbedaan sikap politik pun tidak boleh membuat perpecahan gereja karena kita semua adalah tubuh Kristus dalam keragaman fungsi, yang dibangun di atas dasar ajaran para rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus. Untuk itu pada usia GKI yang ke-64, GKI perlu terus menerus mereformasi diri agar tetap menjadi gereja Yesus Kristus yang universal, serta membawa umat manusia kepada pengenalan dan ketaatan kepada-Nya.