Senin, 16 November 2020

HUT GKI DI TANAH PAPUA, SENIN, 26 OKTOBER 2020



HUT GKI DI TANAH PAPUA 

PEMBACAAN ALKITAB  : EFESUS 3 : 1 - 13

 TEMA  :  KEPELBAGAIAN UMAT DAN STATUS ORANG-ORANG KUDUS

PENULIS :PDT. SIENTJE LATUPUTTY, D.Th (STFT GKI I.S.KIJNE Abepura)

 1.      PEDAHULUAN

 Hari ini kita merayakan ulang tahun Gereja Kristen Injili di Tanah Papua yang ke-64. GKI yang lahir sebagai sebuah organisasi pada 26 Oktober 1956, saat ini telah tampil beda dalam berbagai aspek. Umat GKI pun semakin beragam dari latar belakang suku bangsa dan budaya yang memperkaya kehidupan bergereja tetapi sekaligus dapat menjadi ancaman jika kepelbagaian dalam GKI tidak dikelola dengan baik. Untuk itu mari kita belajar dari nasehat rasul Paulus kepada jemaat orang-orang kudus di Efesus yang beragam suku bangsa itu.

 2. PENJELASAN TEKS

 Surat Efesus adalah sebuah surat yang berasal dari Rasul Paulus. Dari penjara Paulus menulis surat kepada jemaat yang disebutnya sebagai ”orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus” (Ef. 1:1). Kendati ia terpenjara tetapi bagi Paulus, Injil tidak boleh terpenjara dan hidup jemaat mesti tetap berakar dan berdiri sebagai jemaat Tuhan. Sebutan “orang-orang Kudus” mempunyai makna penting untuk mengingatkan jemaat bahwa mereka berstatus khusus sebagai orang-orang yang percaya kepada Kristus Yesus, dan sedang hidup di tengah-tengah “orang-orang yang tidak percaya kepada Kristus Yesus”.

 Terasa dalam isi surat Paulus kepada jemaat ini bahwa Paulus terus menerus menguatkan iman jemaat untuk tetap hidup sebagai orang-orang kudus atau orang-orang yang terpilih menjadi milik Allah untuk memuji kemuliaan-Nya (Ef.1: 14). Kegelisahan Paulus yang membuat ia berulang-ulang mengingatkan jemaat tentang status dan cara hidup mereka sangat mendasar, mengingat Efesus adalah sebuah kota di Asia Kecil (sekarang Turki) yang pada masa itu terkenal sebagai “kota yang cemerlang di antara kota-kota cemerlang lainnya di Asia”. Sebagai pusat perdagangan dengan pelabuhan yang sangat besar, banyak orang dari berbagai daerah atau bangsa, Yahudi dan non Yahudi, datang ke kota ini yang membuat Efesus menjelma menjadi kota gemerlapan yang penuh kemasyuran, kekuasaan, takhyul yang berlebihan serta dosa yang mencolok.

 Beberapa hal lain yang membuat Efesus terkenal adalah keberadaan kuil dewi Artemis atau dewi Diana yang disembah oleh seluruh Asia (lihat Kis. 19:27). Patung dewi yang berada di tengah kuil, diyakini turun dari langit (Kis. 19:35). Mereka memahami dan mempercayai bahwa dewi Artemis adalah Dewi kesuburan sebab itu ritus-ritus penyembahan kepada Artemis penting artinya. Penduduk Efesus juga melakukan penyembahan dan tunduk kepada kaisar, dan ada masalah antara orang-orang Yahudi dan non Yahudi mengenai ahli waris dalam Kristus Yesus.

2.1. Ayat 1-4: Kepada orang-orang percaya non Yahudi (yang disebut sebagai orang-orang yang dahulu tidak mengenal Allah), Paulus meyakinkan jemaat tentang status dirinya (Paulus) sebagai penerima wahyu yang memiliki pengertian tentang rahasia Kristus. Status berpengaruh atas isi ajaran dan penerimaan umat atas ajarannya.

 2.2.  Ayat 5: rahasia tentang Kristus dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus.

 2.3.  Ayat 6: isi rahasia itu adalah bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus. Terjadi gerak dari yang bersifat partikularis (keselamatan hanya kepada orang Yahudi saja) menjadi janji keselamatan yang bersifat universal, meliputi semua bangsa non Yahudi.

 2.4.  Ayat 7-11: penegasan kembali status Paulus dan tugasnya sebagai seorang pemberita.

2.5.  Ayat 12: Penguatan Paulus kepada orang-orang non Yahudi bahwa di dalam Kristus dan oleh iman kepada-Nya, mereka memperoleh jalan masuk kepada Allah, sehingga baik Yahudi maupun non Yahudi sama-sama memiliki rahasia Kristus dan memperoleh jalan masuk kepada Allah.

 2.6.  Ayat 13: jadi jangan tawar hati dengan keterpenjaraan Paulus karena penderitaannya adalah kemuliaan jemaat.

3. PENERAPAN

 GKI di Tanah Papua pada usia 64 tahun telah menjadi gereja yang besar dari sistem organisasi, wilayah pelayanan, jumlah jemaat, tenaga pelayan, kemampuan finansial, dan terdiri dari berbagai suku bangsa di Indonesia. Bagaimana GKI dikelola dengan berpegang pada nasihat Paulus kepada jemaat di Efesus yang majemuk suku bangsa untuk meyakini kesatuan di dalam Kristus Yesus sehingga perbedaan suku bangsa tidak membuat perpecahan di dalam Gereja. Perbedaan sikap politik pun tidak boleh membuat perpecahan gereja karena kita semua adalah tubuh Kristus dalam keragaman fungsi, yang dibangun di atas dasar ajaran para rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus. Untuk itu pada usia GKI yang ke-64, GKI perlu terus menerus mereformasi diri agar tetap menjadi gereja Yesus Kristus yang universal, serta membawa umat manusia kepada pengenalan dan ketaatan kepada-Nya.


TEGAKKAN KEADILAN,16 Agustus 2020


TEMA : TEGAKAN KEADILAN
AMOS 5 : 7-13

Tentang Amos

Amos adalah seorang biasa. Pekerjaannya sebagai gembala dan pemungut buah ara. Ia berasal dari Tekoa sebuah desa di perbukitan Yudea, sekitar 16 KM sebelah Selatan kota Yerusalem dan 6 KM di sebelah Selatan Betlehem. Beberapa informasi mengenai Tekoa misalnya dalam 2Tawarikh 20:20, nama Tekoa menunjukan padang gurun dan nama kota. Dalam Yeremia 6:1, nama Tekoa menunjukan sebuah tempat (desa).

Wilayah pertanian Tekoa subur karena memiliki banyak sumber air. Sesudah perpecahan kerajaan, Tekoa termasuk daerah yang harus diperkuat (lih 2Taw 11:6), dan raja Yosafat pernah memenangkan pertempuran dengan suku Moab dan Amon di situ (lih 2Taw 20:20). Namapaknya Tekoa merupakan tempat pengintaian yang penting dalam pertahanan wilayah Yehuda. Amos dipanggil dari desa ini oleh Yahwe untuk menyampaikan pewartaan di tempat peziarahan Betel. Amos bukanlah seorang nabi yang professional yang terikat pada salah satu tempat peziarahan atau ibadat, melainkan sesuai dengan pengakuannya yaitu seorang penggembala dan pencari buah hutan.

Amos berkarya di Israel pada zaman pemerintahan raja Israel Yerobeam II, kira-kira sekitar tahun 760 sebelum masehi. Kemungkinan Amos berkarya dalam waktu yang cukup pendek; mungkin kurang dari setahun. Amos menangkap panggilan Yahwe untuk mewartakan firman-Nya di kerajaan Utara (Israel). Pada waktu itu kerajaan utara sedang mengalami zaman keemasan, tetapi jurang yang semakin lebar antara kelompok kaya dengan sebagian besar rakyat jelata. Tema besar pewartaan Amos adalah kritik atas ketidakadilan sosial yang merajalela di Israel serta kritik atas penindasan terhadap orang yang tidak berdaya. Dia mewartakan akhir kerajaan utara, “kesudahan telah datang bagi umat-Ku Israel. Aku tidak akan memaafkan lagi” (Amos, 8:2).

Sdr-sdr... Besok kita akan merayakan Hari Kemerdekaan RI yang ke-75 Tahun. Dalam kehidupan ber-Bangsa dan ber-Negera - Pancasila Telah Menjadi Jiwa-Kepribadian dan Pandangan Hidup dan Dasar Negara - dan karena itu menjadi Sumber segala Hukum yang berlaku di Negara kita ini. Maka pada Sila Kedua dan Kelima,disana kita temukan Kata ADIL DAN KEADILAN. Dengan begitu Rakyat selalu mempertanyatakan tentang Keadilan itu apakah sudah berlaku secara merata di Negeri Nusantara ini ? Bukan saja pertanyaan tentang Keadilan disekitar Meja Persidangan,tetapi juga rasa ketidal adilan yang muncul ketika persoalan CNPS 2018 di diumumkan di Tahun 2020 baik di Papua dan Papua Barat ? Tetapi juga tentang Hak-Hak Pribumi atas Tanah,Hutan di seantero Jagat Nusantara ini selalu bergema dari kelompok-kelompok dan masyarakat kampung yang merasa tidak berhak atas Keadilan itu...!!! Semua pertanyaan tentang Keadilan ini maka,hari ini kita hendak mendengarkan bagaimana Nabi Amos,dipanggil oleh Tuhan untuk mengkritisi Ketidak adilan di tengah-tengah Bangsa Israel atau Kerajaan Utara.

Sdr-sdr....!!!!

PENDALAMAN TEKS : AYAT 7-13

Ada Empat Pokok Pikiran :

1. Ayat 7: ALAMAT NUBUAT INI. Amos berkata di ..........

 Ayat 7: “Hai kamu yang mengubah keadilan menjadi ipuh, dan yang mengempaskan kebenaran ke tanah! sdr-sdr...

Ayat ini sama dengan di Amos 6:12b: “Sungguh, kamu telah mengubah keadilan menjadi racun dan hasil kebenaran menjadi ipuh! Atau dalam Yeremia 9:15: “Sebab itu beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: sesungguhnya, Aku akan memberi bangsa ini makan ipuh dan minum racun. Ratapan 3:15Ia mengenyangkan aku dengan kepahitan, memberi aku minum ipuh”. Jadi....

Amos 5:ayat 7: Menggambarkan kaum bangsawan Israel yang menjadikan keadilan atau hukum Allah suatu lelucon yang masam (ipuh)dimengerti sebagai pahit dan bengis. Kebenaran, ukuran kejujuran telah dihempaskan tak berdaya ke tanah. Hukum dimanipulasi demi kepentingan pribadi atau kelompok. Demikian juga kebenaran Allah diubah menjadi kebenaran yang diklaim kelompok untuk menindas rakyat kecil demi keuntungan kelompok. Dilihat dari redaksi ayat ini, sepertinya juga Amos merujuk kepada kitab Yeremia (bdk Yeremia 9:15). Hanya Amos menggunakannya dalam konteks yang berbeda. Amos terutama mengadopsi kata ipuh dan racun seperti juga digunakan dalam Am 6:12b.

 

2. Ayat 8-9: Identitas yang dikenakan kepada Yahwe

Ayat 8-9: “Dia yang telah membuat bintang kartika dan bintang belantik, yang membuat kekelaman menjadi pagi dan yang membuat siang gelap seperti malam; Dia yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke atas permukaan bumi – Tuhan itulah nama-Nya. Dia yang menimpakan kebinasaan atas yang kuat, sehingga kebinasaan datang atas tempat yang berkubu.

Dalam ayat 8-9, nampak bahwa Amos beralih dari orang-orang yang telah melakukan perubahan yang sengit (terhadap keadilan dan kebenaran) di atas bumi (ayat 7), kepada pengubah Besar (Yahwe) itu sendiri (8-9). Amos melakukan ini bukan begitu saja untuk membandingkannya, melainkan untuk meminta kesimpulan bahwa pemutarbalikan kebenaran oleh manusia tidak dapat menang terhadap Allah, dan bahwa api penghukuman yang dijanjikan (ayat 6) terhadap penggoda akan meletus menyala dalam suatu kebinasaan (ayat 9) yang memang Yahwe mampu mendatangkannya.

Pada ayat 8-9 ada tiga gambaran yang ditampilkan oleh Amos. Ia melukiskan bahwa Yahwe pengubah itu bekerja. Pertama: perubahan-perubahan semusim gugusan bintang kartika dalam naiknya dan terbenamnya menandai awal dan akhir musim pelayaran, dan dipergunakan juga oleh bangsa-bangsa pengembara untuk maksud-maksud penanggalan. Barangkali bintang belantik mempunyai arti yang sama. Teks-teks yang berkaitan dengan “bintang kartika” yaitu Ayub, 9:9; 38:31. Bintang kartika juga diartikan sebagai tanda lingkaran bintang pada biduk dan bintang fajar pagi, yang bagi orang-orang Timur Tengah menjadi lambang khusus daripada harapan. Sedangkan bintang belantik yang oleh besarnya mereka sebut “seperti tatapan orang bodoh”.

Dalam bahasa Akad, Aram, Siria, dan Arab: bintang orion dijuluki “raksasa”. Kemudian dikenal Anjing besar dan Anjing Kecil. Dalam Ayub 38:31, dilukiskan bahwa kehilangan belenggu bintang belantik menunjuk kepada kuat kuasa Allah untuk melepaskan bumi dari ikatan musim dingin.

 

Kedua: ada perubahan siang dan malam secara teratur, yang Amos perinci dengan secara khas menunjuk kepada kegelapan dan terang, suatu gambaran yang lebih daripada yang lain menunjukan keseluruhan perubahan yang Allah wujudkan. Kata kerja mengubah adalah kata kerja yang sama seperti yang digunakan dalam ayat 7: apakah mereka mengubah yang satu menjadi yang lain? Demikianlah Ia lakukan, tetapi dengan cara yang jauh lebih besar agung! Malah kekelaman harus takluk kepada kemauanNya untuk menjadi pagi.

Ketigaair menunjuk kepada air bah yang menggulingkan segala usaha manusia untuk menegakkan cara hidupnya di bumi. Justru Tuhan yang kuasa mengubahnya terutama diperlihatkan dalam perubahan-perubahan yang biasa dari hari-hari dan musim-musim, tidaklah terikat di dalam peraturan-peraturan-Nya yang ditentukan-Nya sendiri. Tidak ada keadaan yang begitu hebat sehingga membuatnya kebal, begitu aman sehingga tidak dapat diganggu gugat. Adalah Dia merupakan Tuhan.

3. Ayat 10-12: Konkritisasi dari ayat 7.

Ayat 10-12: Mereka yang benci kepada yang member teguran di pintu gerbang, dan mereka keji kepada yang berkata dengan tulus ikhlas. Sebab itu, karena kamu menginjak orang-orang yang lemah dan mengambil pajak gandum dari padanya, sekalipun kamu telah mendirikan rumah-rumah dari batu pahat, kamu tidak akan mendiaminya; sekalipun kamu telah membuat kebun anggur yang indah, kamu tidak akan minum anggurnya. Sebab Aku tahu, bahwa perbuatanmu yang jahat banyak dan dosamu berjumlah besar, hai kamu yang menjadikan orang benar terjepit, yang menerima uang suap dan yang mengesampingkan orang miskin di pintu gerbang.

  `       Pada ayat 10-12 Amos kembali melanjutkan ayat 7 yang secara khusus adalah tuduhan terhadap Israel. Atau boleh dikatakan bahwa 3 (tiga) ayat ini adalah fakta dari ayat 7 yaitu gambaran ketidakadilan yang dilakukan oleh kaum elit Israel (bangsawan) atau pemerintah. Petani yang miskin harus membayar pajak sehingga bangkrut dan dipaksa menjadi pelayan dalam tempat tinggal keluarganya yang dulu atau bahkan menjadi budak di salah satu tempat.

Jadi Ayat 10-12: mengikuti suatu pola yang ketat: tuduhan pertama (ayat 10) adalah berupa kebencian kepada teguran yang pada tempatnya; yang kedua (ayat 11a) tuduhan berupa ketiadaan hukum, praktek-praktek memeras. Yang ketiga adalah penghukuman yang diancam dengan pencabutan hak milik (ay 11b). Kini menyusul dua tuduhan selanjutnya , yang mengimbangi kedua yang pertama: tuduhan yang ketiga berurusan dengan ketiadaan hukum dan praktek-praktek yang memeras (ayat 12), dan tuduhan yang keempat dengan membungkamkan terguran yang pada tempatnya (ay 13).

Tiga ayat yang menggambarkan realitas ketidakadilan yang dialami oleh rakyat kecil di Israel mengingatkan saya pada teori J. Rawls tentang keadilan prosedural. Menurut Rawls keadilan adalah keutamaan institusi sosial. Hukum atau institusi meskipun efisien, tetapi kalau tidak adil harus diperbaiki atau diganti. Pernyataan ini sangat jelas, karena setiap orang mempunyai hak yang melekat pada prinsip keadilan yang tidak boleh dilanggar sekalipun atas nama kepentingan umum. Oleh karena itu hak-hak yang dijamin oleh keadilan tidak bisa dijadikan mangsa tawar-menawar politik.

 

Mereka memperlakukan hukum untuk kepentingan dan keuntungan pribadi dan kelompok (memanipulasi hukum) bukan untuk menjaga kemurnian relasi dengan Yahwe.

Berkaitan dengan pemikiran Marx yang prihatin dengan realitas pada zamannya di mana adanya kesenjangan yang cukup besar antar kapitalis dan kaum proletariat. Kaum kapitalis mengeksploitasi kaum proletar demi memperbesar modal. Mereka tidak peduli dengan keadilan sosial yang penting mereka mendapat untung. Bukankah ini juga yang sedang di kritik oleh Nabi Amos.

 

4. Ayat 13: Gambaran kebijaksanaan

Ayat 13: Sebab itu orang yang berakal budi akan berdiam diri pada waktu itu, karena waktu itu adalah waktu yang jahat.

           Orang yang tidak berpengaruh tau bahwa apabila ia membawa perkaranya kepada pengadilan (ay 12b), ia tidak akan mendapat kepuasan, ia terpaksa berdiam diri menghadapi kesalahan-kesalahan yang tak diperbaiki dari orang-orang lain. Tampak bahwa banyak rakyat kecil yang bungkam akan keadilan karena adanya ketidakpuasan dalam penanganan perkara.Maka stabilitas politik pun akan semakin parah karena hukum diperjualbelikan, dipermainkan demi kepentingan segelintir orang. Melihat realitas ini Yahwe tidak bisa berdiam Diri. Ia murka dan hendak menghukum Israel karena mengabaikan perjanjian mereka. Melihat hal ini TUHAN ALLAH tidak akan berdiam diri,dan akan menghukum mereka.

 

Nah !!! Sdr-sdr.... ADA DUA PESAN FIRMAN TUHAN INI BAGI KITA?

1. Berkaitan dengan asas tujuan atau cita-cita negara Indonesia secara jelas dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan fundamental dibentuknya negara Indonesia adalah negara Indonesia yang bertujuan untuk menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDI-P) Hasto Kristiyanto menilai, ketimpangan dan ketidakadilan dalam bidang ekonomi masih menjadi persoalan hingga saat ini. Bahkan banyak "Kritik keadilan di bidang hukum, keadilan di bidang ekonomi,Hak-hak Kepemilikan Adat/Hak Ulayat-marak dan terus menjadi pembicaraan dalam Negara ini," Bahkan demo-demo yang selama ini dilakukan-adalah hanya untuk menyuarakan KEADILAN-termasuk OAP yang menuntut Hak-nya di atas Tanah dan negerinya dalam Penerimaan CPNS 2018 yang diumumkan Tahun ini. Inilah Semua Rasa yang ada dan Perlakukan yang dialami olah masyarakat Indonesia ? ketika kita akan memasuki HUT RI ke 75 ? Sampai sejauh mana Keadilan Sosial yang manjadi tujuan Bangsa di tegakkan dan dinikmati oleh Rakyat yang kecil? Maka semua pertanyaan Rakyat ini akan dikembalikan kepada Para Pemimpin Bangsa-dan tentunya hanya kepada mereka yang memiliki Relasi dengan Tuhan secara baik (menurut agama dan kepercayaannya),mereka sajalah yang dapat menjalankan Keadilan bagi rakyat yang dipimpinnya. Mazmur 9:8 “Dialah yang menghakimi dunia dengan keadilan  dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran”. Itulah sebabnya ditengah-tengah Situasi Pandemi Covid-19;maka Keadilan di bidang Perekonomian terus diperjuangankan-agar Bangsa ini tidak akan mengalami Krisis. Sebab Empat negara besar di dunia sudah terjungkal akibat resesi ekonomi. Pandemi covid-19 menjadi faktor terbesar resesi ekonomi ini.Negara-negara tersebut di antaranya Amerika Serikat (AS), Jepang, Korea Selatan, dan Singapura,juga Philipina- Bagaimana dengan Negara kita Indonesia-setelah Merayakan HUT ke 75 Kemerdekaan ? Bukankah Krisis ini pun telah menghantui sendi-sendi kehidupan kita selaku warga Kota Jayapura-akibat Pandemi Covid-19,bahkan di dalam Gereja-juga sangat terasa? Inilah saatnya kita kembali kepada Allah-seperti kata Nabi Amos.

2. Pesan Firman Tuhan yang kedua,adalah bagi kita selaku Warga Gereja/atau orang Keristen. Bahwa Oleh karena ALLAH adalah Kasih-maka Kasih telah menjadi dasar Berpijak dimana seluruh bangunan Kekristenan dan Iman kita bertumbuh-karena Kristus Yesus-yang adalah Kebenaran Sejati-IA-lah Dasar Persekutuan kita.. Mazmur 11:7 ” Sebab TUHAN adalah Adil dan Ia mengasihi keadilan;orang yang tulus akan memandang wajah-Nya. Karena itu..sdr-sdr...Dengan kasih Allah marilah kita saling mengasihi- KASIH akan mejadikan kita selalu untuk berpeilaku Adil dalam segala hal di segala situasi dan kondisi- saat ini dan disini. Maka dengan Keadilan dan Kasih kita selaku warga Gereja/Jemaat Pniel terus menjadi Pejuang dalam memutus mata ratai Covid-19. AMIN.



 

Minggu, 15 November 2020

PERKARA PAULUS DALAM KEKUATAN KRISTUS; Bacaan : Filipi 4: 10 - 20

             Rasul Paulus bukan merasa kekurangan,tetapi ia telah belajar untuk mencukupkan ditinya dalam segala keadaan. Dan karena itu ia sangat bergantung dan memerlukan kekutan dari Kristus . Itulah sebabnya pada ayat 13 ia mengatakan "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku". Alasannya bahwa kekuatan itu harus datang dari Yesus karena Yesus telah berkata di dalam Injil Lukas 9:22 :"Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." Artinya bahwa YESUS dengan PenderitaanNya,adalah bukti bagaimana Ia menanggung penderitaan karena dosa manusia,dan kekuatanNya itu menjadi real saat Yesus bangkit. Maka dalam kaitan dengan Ayat 13 diatas,Rasul Paulus benar-benar mendasarkan tanggungannya atas Kekuatan yg diberikan Kristus.
Sampai disini,...kita di ajak melalui Surat 1 Petrus 2:19 "Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung". 

1Jika kita harus menderita karenan menanggung/membantu orang lain,itu karena kita telah belajar dan percaya bahwa Kristus telah lebih dulu memanggung seluruh beban pergumulan kita.
2. Sebagai Pelayan dan Hamba Tuhan,kita juga belajar untuk tidak harus banyak menuntut dari Jemaat,tetapi sebaliknya jika Jemaat dengan Iman dalam Pemberiannya kepada Pelayan,maka yg nampak adalah buahnya. Filipi 4:17 "Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu. 
Shalom.

Selasa, 10 November 2020

TINGGALKAN AYAH DAN IBUMU.

 MENGAPA SEORANG LAKI-LAKI HARUS TINGGALKAN

AYAH DAN IBUNYA DAN BERSATU DENGAN ISTERINYA?


Kejadian 2:24 "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya  dan bersatu   dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

Efesus 5 : 31"Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging"

Dalam tradisi orang Timur atau suku-suku yang menganur garis keturunan Laki-laki atau Patriakal,bahwa setiap pasangan Suami Isteri-setelah menikah akan tinggal dengan Suaminya atau keluarga pihak laki-laki.
Tetapi kata Alkitab dalam Kitab Kejadian yang kemudian dikutip oleh Rasul Paulus di dalam suratnya kepada Jemaat Efesus,sesuatu yang bertentangan secara hurufiah.... Tetapi masih ada satu Kalimat yang dingkapkan Rasul Paulus di Surat Efesus 5 : 32" Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat".

Apa Rahasia itu ? berikut penjelasan secara sederhana :
1.  Dalam Kesaksian Perjanjian Baru,bahwa metafora antara Yesus dengan Jemaat sebagai gambaran Mempelai laki-laki dan Mempelai Perempuan. Injil Matius 9:15 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Yesus adalah Mempelai Laki-laki dan Jemaat adalah mempelai Wanita-Nya.

2. Jika seorang laki-laki harus meninggalkan ayah dan ibunya...;adalah sebuah Penggambaran secara Theologis,bahwa YESUS telah meninggalkan Kemuliaan Allah Bapa di Surga,dan datang ke bumi untuk bersatu dengan Umat-Nya di bumi. Setelah Yesus sebagai Mempelai laki-laki yang telah bersatu dengan Umat-Nya,..juga seperti Adam yang diciptakan oleh Allah dari Tanah,dan kemudian "membangun" Hawa dari tulang rusuknya supaya keduanya bersatu...; Merupakan KEPASTIAN bahwa Yesus harus bersatu dengan Umat-Nya,atau Gereja atau Orang Percaya.

3. Dengan Pengorbanan-Nya yang Tertinggi dan Mulia,dimana DARAH-NYA tercurah untuk Pengampunan Dosa,menuntut para Suami,Mempelai laki-laki---untuk Berkorban bagi Isterinya,dan Isterinya hendak menghormati suami dengan setulus-tulusnya (Efesus 5:33).

LENGKAP SUDAH !!! Maka patutkah suami istri yang telah dipersatukan TIDAK BOLEH BERCERAI?
Jawabnya tentu TIDAK,apapun alasan Manusia,dan alasan yang dibuat-buat....., Karena Jika Orang Percaya "bercerai" meninggalkan Kristus Yesus maka ia disebut MURTAD..dan tidak Layak bagi Kerajaan Sorga,pada waktu Perkawinan Anak Domba,bandingkan Wahyu 21:9"Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka   terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan,  mempelai Anak Domba".

Salam.









Hanya dia yang ada saat itu

 Yang Lain ada di Mana,saat itu ?


Yohanes 19:25-27 ---" 25 Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. 26 Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!"27 Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya".

Yesus telah memilih kedua belas Murid-Nya... dan tercatat dalam Mat. 10:2-3; Mrk. 3:16-19; Luk. 6:14-16. Bahkan Petrus, Yakobus, dan Yohanes sering disebut sebagai murid-murid yang paling dekat dengan Yesus.

Diakhir Misi TUHAN ALLAH yang diselesaikanNya di atas Golgota-sejak di Taman Getsemani Para Murid telah melarikan diri (tidak termasuk Yudas). Tetapi ketika Yesus yang tersalib di Golgota,tercatat hanya satu orang saja yang ada di dekatNya. Dialah Yohanes, penulis Injil Yohanes, dan juga adalah salah satu dari 12 murid Yesus (Mat 4:21-22; Mrk 1:19-20; Luk 5:10-11), murid yang dikasihi Yesus.

1. Pertanyaannya...Yang lain ada dimana ?....Kesaksian di dalam Injil Matius 26:56b; Markus 14:50 "Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri". Jadi Mereka melarikan diri karena TAKUT..!!!

2. Yohanes 19:26 :....Yesus sendiri melihat,bahwa yang ada didekat-Nya bersama Ibu-Nya adalah Murid yang dikasihi-Nya...yaitu Yohanes,Saudara kandung Yakobus (Yakobus dan Yohanes disebut   Boanerges, yang berarti “anak-anak guruh” – Mrk. 3:17); anak dari Zebedeus dan Salome; keponakan dari Yusuf dan Maria; saudara sepupu Yesus.
Bandingkan: Mat. 10:2; 20:20; 27:56; Mrk. 3:17; 15:40; 16:1; Luk. 6:14; Yoh. 19:25.

3. Alasan mengapa Yohanes yang ada dekat dengan Ibu-Yesus,karena Yohanes dan Yesus adalah saudara sepupu Yesus.

Inilah sebuah kenyataan yang dapat memberi Hikmat dan Pengetahuan untuk kita meletakan pilihan,dalam kehidupan Iman kita. Memilih dan memiliki banyak sahabat itu suatu kenyataan sosial,tetapi pada saat tertentu semua sahabat akan meninggalkan kita,kecuali orang yang mengasihi kita,yang adalah SAUDARA kandung atau sepupu. Karena itu janganlah membenci atau membuang dan meninggalkan  Saudara se-darah dari satu Ayah dan Ibu karena merekalah "orang-orang yang mengasihi kita",apa pun alasannya.

Pesannya : Jangan pernah membenci saudara-mu,karena orang lain akan ladi dari padamu,atau meninggalkan engkau saat engkau jatuh....Amin.












Minggu, 08 November 2020

 Sejarah GKI Pniel Kotaraja

“Kita yang ada dalam rumah ini (Gereja PNIEL Kotaraja) harus tahu isi rumahnya secara baik supaya kita bekerja dengan baik dalam gereja ini sejak peletakan batu pertama pembangunan gereja pada 30 April 1970,” kata Benhur pada acara seminar sehari pembahasan buku sejarah jemaat GKI PNIEL Kotaraja, Sabtu, 24 Juni 2017.



Minggu, 01 November 2020

Injil itu kekuatan Allah Roma 1 :16-17

 KHOTBAH 

2 FEBRUARI 2020



Bacaan Alkitab : Injil itu kekuatan Allah Roma 1 :16-17

1:16 Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah  yang menyelamatkansetiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi,  tetapi juga orang Yunani. 1:17 Sebab di dalamnya nyata  kebenaran Allah, yang bertolak dari iman  dan memimpin kepada iman , seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman”. 

Sdr-sdr…. Teks ini bukan hanya terkenal, tetapi sangat penting…Karena itu kita akan memperhatikan Ayat 16a dan 16b-17. Karena sisi konteks Surat Roma, teks di atas juga memainkan peranan sentral. Hampir semua penafsir Alkitab sepakat bahwa inti keseluruhan Surat Roma terletak pada bagian ini. Injil sebagai kekuatan Allah adalah tema surat Roma. Karena Bagian yang lain, terutama pasal 1:18-8:39, hanyalah penjelasan terhadap pasal 1:16-17. Yang berikut,Roma adalah kota yang besar,banyak orang pintar,dan Paulus ingin pergi ke sana (ayat 8-15)karena ia merasa berhutang..tetapi ada kekuatiran jangan2 Rasul Paulus akan di tolak..disinilah kita akan meligat bagaimana penggunaan kata sambung Sebab dank arena dalam ayat 16 itu.

Pertama; Keyakinan terhadap injil (ayat 16a)

Kata sambung “sebab” di awal bagian ayat 16 ini menunjukkan bahwa ayat 16a merupakan alasan bagi kerinduan Paulus untuk berkunjung ke Roma. Selain karena dia merasa berhutang kepada orang-orang Yahudi maupun non-Yahudi (1:14), dia juga mempunyai keyakinan yang kokoh dalam injil (ayat 16a). Sebab Secara lebih hurufiah, dalam semua teks versi Inggris ayat ini berbunyi: “sebab aku tidak malu terhadap injil”. Baik dalam terjemahan KJV,atau Alkitab Klinkert tahun 1863 pun menggunakan kata “malu”,bahkan dalam Alkitab Ende tertulis Dan akan Indjil aku tidak merasa malu.”

Sdr-sdr…Mengapa Paulus perlu mengungkapkan bahwa dia tidak malu terhadap injil? Hal ini menyiratkan ada alasan atau situasi tertentu yang bisa membuat seseorang malu terhadap injil. Yesus Kristus sendiri pernah memperingatkan para pengikut-Nya untuk tidak malu karena Dia atau perkataan-Nya (Mrk. 8:38). Paulus menasihati Timotius untuk menjadi “seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu” (2Tim. 2:15). Karena itu bisa jadi bahwa Rasul Paulus mungkin beranggapan bahwa berita injil terkesan terlalu sederhana, bahkan aneh. Di telinga orang-orang Yahudi berita injil terdengar sebagai batu sandungan, sedangkan di telinga orang-orang non-Yahudi sebagai kebodohan (1Kor. 1:23). Bagaimana seorang mesias yang diharapkan akan datang untuk menyelamatkan bangsa Israel justru tidak mampu menyelamatkan diri-Nya sendiri (bdk. Mat. 27:40; Luk. 23:37, 39)? Secara khusus hal ini berhubungan dengan penolakan, penghinaan, dan penganiayaan yang bisa saja diterima oleh orang-orang Kristen maupun para pemberita injil. Ada resiko yang mungkin menyertai pemberitaan injil. Sebab Bagi Paulus sendiri, memberitakan injil di kota Roma merupakan sebuah tantangan baru yang lebih besar. Dia tidak pernah menjejakkan kaki di kota ini sebelumnya. Sebagai ibukota kekaisaran Romawi, kota Roma sekaligus menjadi pusat kebudayaan, ekonomi, dan keagamaan. Ada banyak orang pintar, kaya, dan berpengaruh di sana. Jikalau di kota-kota lain yang tidak sebesar Roma saja Paulus sering menerima penolakan, bahkan penganiayaan (misalnya 2Kor. 11:23-27), Karena itu Rasul Paulus memiliki alasan sederhana: “dia percaya pada injil”. Keyakinan ini tentu saja bukan tanpa alasan. Bukan sebuah iman yang buta.

Kedua;Alasan di balik keyakinan terhadap injil (ayat 16b-17)

Keyakinan Paulus terhadap injil langsung diikuti oleh alasannya. Karena Kata sambung “karena” pada frasa “karena injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan” menerangkan mengapa Paulus tidak malu terhadap injil. Dia meyakini bahwa injil adalah  kekuatan Allah. Kekuatan untuk menyelamatkan. Paulus juga mengatakan: “Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah” (1Kor. 1:18). Sdr-sdr…Kebenaran ini perlu digarisbawahi. Pemberitaan injil bukan hanya sebuah informasi maupun inspirasi, melainkan transformasi. Pemberitaan injil bukan hanya membuat keselamatan menjadi mungkin, melainkan juga mempengaruhi dan menentukan keselamatan orang-orang pilihan itu menjadi Pasti. Keselamatan seseorang merupakan bukti bahwa dia adalah orang pilihan dan bahwa injil mengandung kuasa yang menyelamatkan, sebagaimana yang dikatakan oleh Paulus: “Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu. Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh” (1Tes. 1:4-5). “karena injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani”.

Sdr-sdr hal berikut mendapatkan penekanan di 1:16-17. Adalah Kata “iman” yang muncul sebanyak tiga kali di ayat 17.  Mengapa ? Karena keselamatan diterima melalui iman, Jikalau keselamatan adalah melalui Hukum Taurat,atau Jikalau sarana keselamatan adalah kepandaian dan kekayaan manusia, bagaimana nasib orang-orang yang bodoh dan miskin? Karena itu Allah sudah mempersiapkan sarana keselamatan yang universal. sehingga siapa saja yang percaya kepada pemberitaan injil akan diselamatkan. Tidak ada batasan apapun. Mengapa sekali lagi karena injil merupakan kekuatan Allah yang menyelamatkan (Rm. 1:16b)? Jawabannya disediakan di ayat 17: “sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah”. Disinilah Melalui pemunculan kata apokalyptetai di ayat 17 dan 18 Paulus ingin menunjukkan bahwa semua manusia diperhadapkan hanya pada dua pilihan saja: menerima kebenaran Allah melalui iman atau terus-menerus menindas kebenaran dengan dengan mempertahankan kebenaran manusiawi. Tidak ada alternatif ketiga. Setiap orang yang menolak untuk percaya kepada Allah di dalam Yesus Kristus berarti sedang mendirikan kebenarannya sendiri; dengan demikian mereka sedang menindas kebenaran Allah itu.

Disinilah kita diperhadapkan pada Pilihan itu? Dan pertanyaannya kita ada di posisi mana? Kebenaran Allah yang kita terima pada saat kita percaya kepada Yesus Kristus bukan hanya mengubah status kita dahulu sebagai orang berdosa tetapi benar-benar membebaskan kita dari dosa (Rm. 6:7 “sebab siapa yang telah mati, dia telah bebas dari dosa”). Sdr-sdr Hari ini kita mengalami kekuatan Allah dari kebenaran itu. Ini terjadi di dalam diri kita,itulah Sebuah transformasi riil.

Karena itu apa makna berita ini bagi kita, disaat kita hendak membangun sebuah Rumah Tuhan yang baru?

1. Karena Injil sebagai kekuatan Allah;- itu pula Wijk 13 GKI Pniel bisa menjadi Jemaat GKI Henwani Wai Mhorock. Maka sdr-sdr harus meletakan alasan mendasar hanya pada Injil yang menyelamat Jemaat-Nya. Sebab kita tidak boleh merasa “malu” karena Injil itu sendiri. Kita telah menemukan alasan mendasar pada Injil,dan alasan itu pula yang menggerakkan kita didalam Kuasa Roh Kudus untuk membangun Gedung Gereja yang baru. Maka apa yang tidak boleh “hilang”—yang tidak boleh hilang dari kita adalah Semangat dan Kebersamaan yang diletakan pada Kekuatan Allah di dalam Injil itu.

2. Sama seperti Orang Benar diselamatkan oleh Iman-dan bukan Hukum Taurat atau lainnya,maka Iman adalah sesuatu yang dapat dimiliki oleh semua orang tanpa terkecuali. Maka jika hari ini kita harus meletakan Dasar Pembangunan Gedung Gereja yang baru adalah atas dasar Iman. Dan dengan begitu tidak terkecuali semua yang ada didalam Jemaat ini harus ikut serta dalam pembanguna tersebut-karena Iman ,dengan memiliki Ukuran Iman maka semuanya sama , walau secara materi berbeda-karena Imanlah !! setiap orang dibenarkan dihadapan Allah. Dengan demikian,saat ini kita dapat menentukan sikap kita ? Bahwa Orang yang memiliki Iman-ia akan bertahan dan terlibat dalam pembangunan Gedung Gereja ini sampai akhir,atau sebagai orang Kristen kita akan membangun kebenaran kita sendiri dan menolak buah dari Injil dan kekuatan Allah itu? Karena itu,Allah menyediakan keduanya bagi setiap orang yang percaya pada berita injil sebagi kekuatan Allah. Berdirilah teguh dan Percayalah,Tuhan akan menolong saudara-saudara sekalian. Amin.