Jumat, 16 November 2018

NASIHAT YANG MEMBAWA PERUBAHAN.


Minggu,18 November 2018 (19.00)
GKI Pniel Kotaraja
BACAAN : KELUARAN 18 : 1 – 27
TEMA  : NASIHAT YANG MEMBAWA PERUBAHAN.

ALASAN PILIHAN TEMA:
1. Dalam hal mendengarkan saya mengutip  dua pepatah yang saling bertentangan. Yang pertama adalah :”Jangan dengarkan apa kata orang lain, bila kau percaya dengan keyakinanmu sendiri.” Yang kedua oleh Winston Chruchill :baginya “Keberanian adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk berjuang dan bersuara; keberanian juga berarti duduk dan mendengarkan.” Maka apa yang dikatakan oleh Winston ini sejalan dengan Ayat 24 :“ MUSA MENDENGARKAN PERKATAAN MERTUANYA ITU DAN DILAKUKANNYALAH SEGALA  YANG DIKATAKANNYA”. Artinya bahwa Musa memiliki Keberanian untuk duduk mendengarkan Nasihat dari Mertuanya Yitro.
2.   Ketika Musa sedang duduk dan bangsa Israel berdiri dihadapannya,ia mengadili mereka dari pagi sampi petang (ay.13).Melihat semua ini maka Yitro mertuanya,seorang Imam di Midiam menasihati Menantunya Musa,bahwa apa yang dilakukannya kurang baik,karena ia akan sangat lelah (ay.14-18). Oleh sebab itu Mertuanya menasihati Musa agar melakukan Pembagian tugas dengan memilih orang-orang yang tepat,untuk persoalan-persoalan,hokum,social,dll. Agar dengan pembagian tugas itu maka Tuhan akan memberkati dan menyertai Musa (ay.19-23). Dan dengan duduk mendengar Nasihat dan petunjuk mertuanya,Musa melakukan seperti yang dikatakan mertuanya itu,dengan mengangkat para pemimpin dalam kelompok-kelompok untuk urusan-urusan tertuntu dalam segala perkara bagi bangsa Israel. Musa mendengarkan perkataan mertuanya dan dilakukannya (ay.23).
3.   Segera dalam Bulan Desember akan dilakukan Sidang Jemaat. Dan tetunya baik Unsur-Unsur Jemaat,Koordinator Urusan-urusan dalam Jemaat,PI,PJ,Diakonia,Pendidikan,Ekubang,dll sedang mengerjakan Laporan dan Evaluasi Pelayanan Tahun 2018.Bahkan Tim 12 yang ditugaskan menyusun Rencana Stategis 5 atau 10 Tahun ke depan GKI PNIEL,dengan segala Beban dan tanggung jawab yang diberikan. Dengan segala persiapan-persiapan menjelang sidanng Jemaat,tentu ada banyak diskusi,pendapat,saran dan usul. Pertanyaannya adalah adakah Kesediaan untuk mendengarkan dan melakukan apa yang didengarkan ? Semua bentuk-bentuk kegiatan Pelayanan di dalam Jemaat telah dibagi habis dan diberikan tanggung jawab masing-masing,Urusan PI dengan kegiatannya,Urusan PJ dengan masing2 tugas dalam pelayanan-pelayanan khusus,Ibadah Mingguan,palayanan Baptisan,Perjamuan Kudus,Nikah,Diakonia;Pendidikan,Ekubang,semuanya telah dibagi dan diberi tanggung jawab kepada orang-orang yang dipercayakan untuk tugas-tugas itu.Sedang hal-hal yang berkaitan dengan Dogma Gereja,Etika dan Theologi,serta Menjaga Wibawa Tata Gereja dan Peraturanya,tetap menjadi kewajiban dan tanggungjawab Pemimpin;Pelayan yang adalah Para Pendeta dalam Jemaat ini. Dan Secara khusus bagi Tim Renstra yang juga akan melibatkan seluruh warga jemaat dalam menilai dan memberikan masukan atas seluruh Pelayanan dalam Jemaat ini untuk menentukan Visi dan Misi GKI Pniel dalam Renstra 5 tahun,10 Tahun atau 15 Tahun ke depan. Sekali lagi pertanyaannya adalah “Apakah kita memiliki keberanian untuk mendengarkan nasihat dari siapan saja dan melakukannya demi perubahan yang menjawab semua kebutuhan semua warga Jemaat”.

ANALISA TEKS
Ayat 1-12 : Mertua Musa adalah Rehuel yang disebut Yitro dalam Kel.3:1 dan 4:18. Yitro membawa Isteri Musa Zipora dan anak-anak Musa yaitu Gerson dan Eliezer menuju Gurung Horeb.Dan disana ia mempersembahkan Korban sebagao tanda Ucapan Syukur kepada Allah karena telah membebaskan Bangsa Israel dari Mesir. Kesesokan harinya…

Ayat 13 -22 : Musa atau Mosye yang artinya “aku telah menariknya dari air”.Dia adalah seorang pemimpin ulung dan perantara anatara Allah dan bangsa Israel. Musa dari Suku Lewi keturunan Kehat.Musa dibesarkan di Mesir,kemudian ia lari ke Midian bertemu dengan anak-anak Yitro,Ia menggembalakan kambing-domba milik Yitro,kemudia Musa kawin dengan salah seorang anaknya yaitu Zipora. Jadi ketika Yitro melihat sendiri bagaimana Musa,menantunya itu mengadili dan memutuskan perkara-perkara bangsa Israel,sejak pagi sampai petang. Yitro yang menyaksikan semua hal itu,dan melihat betapa capehnya Musa,maka sebagai seorang Imam,Yitro menasihati Musa menantunya untuk membagi tugas-tugas ini kepada orang-orang dari bangsa itu yang dianggap mampu (ayat 17)” Tetapi mertua Musa menjawabnya: "Tidak baik seperti yang kaulakukan itu”. Maka Yitro menasihati musa untuk membagi pekerjaan yang besar itu (ay.19-22)   ” Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan memberi nasihat kepadamu dan Allah akan menyertai engkau. Adapun engkau, wakililah bangsa itu di hadapan Allah dan kauhadapkanlah perkara-perkara mereka kepada Allah.Kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan, dan memberitahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus dilakukan.Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang.Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara bangsa; maka segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka kepadamu, tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan demikian mereka meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama dengan engkau turut menanggungnya”. Maka Musa mendengarkan semua yang diakatakan oleh Yitro.(ay.24-26) Setelah melihat semuanya telah berjalan dengan baik maka Musa mengisinkan Mertunya Yitor untuk pulang kembali ke Midian.

MAKNA FIRMAN TUHAN.
Apa yang patut kita dapati dan memaknai Firman Tuhan ini bagi kehidupan kita?


Jemaat Tuhan yang terkasih !!!
Inilah sebuah perkunjungan seorang mertua yang mempengaruhi untuk selamanya sejarah undang-undang dasar Israel,sebab disini ada pemisahan ( bukan perceraian) antara fungsi badan / legislatif dan dan fungsi judikatif / masyarakat Israel. Sebab apa yang telah terjadi adalah bahwa :
Perkara-perkara yang memerlukan keputusan resmi dibawah kepada Musa untuk diselesaikan,sebab Ia akan bertindak sebagai Hakim untuk memutuskan,dan keputusan-keputusan Musa akan menjadi “ketetapan-ketetapan Tuhan Allah”--- keputusan semacam itu dapat kita lihat pada pasal 20 : 23 – 23 : 33.

Sdr!!! Musa memang seorang yang hebat. Kehebatannya itu bukan saja karena hal-hal besar yang dilakukannya,tetapi juga karena sebagai tokoh besar dan pemimpin,ia tetap mau terbuka menerima masukan. Yaitu memperhatikan, mengasah dan mengolah usulan yang datang kepadanya,menjadikan Musa pemimpin yang patut ditiru.

Ketika Yitro,mertuanya melihat bagaimana Musa menangani sendiri semua hal tentang pengelolaan masalah bangsa Israel,ia mengingatkan bahwa itu “tidak baik”ayat-17. Yitro lalu mengusulkan agar dalam menjalankan tugasnya ini,Musa memakai strategi yang lebih tepat,termasuk di dalamnya adalah : MELIBATKAN ORANG-ORANG YANG CAKAP SEBAGAI MITRA PELAYANAN.

Musa mendengarkan usulan mertuanya dan sungguh-sungguh melakukannya…sesudah semuanya selesai barulah Musa melepaskan mertuanya itu pergi –ayat 27. Artinya sang mertua masih bisa dapat melihat bagaimana Musa memperbaiki sistem pelayanannya atas dasar saran dan usul mertunya. Sekalipun Yitro orang Midian- bukanlah orang yang monotheisme murni. Benar-benar percaya kepada YAHWE Allah Israel.

Sungguh sesuau yang luar biasa,seorang pemimpin besar mau mendengarkan nasihat mertuanya !!! Saya berpikir bahwa hal itu menjadi pelajaran berharga karena yang pasti pada masa kini ada banyak pemimpin yang hebat,tetapi tidak memiliki hati yang bijaksana seperti Musa. Kalau dalam Rapat-Rapat resmi Gereja atau Pemerintah,pasti kita akan mendengar bahwa :”atas dasar usulan komisi ini dan komisi itu maka hal ini dan itu dilakukan.” Ini Usulan Kolektif,tetapi sangat jarang peran seorang Mertua dapat melakukan perubahan karena Usulannya dihargai dan mau dilakukan. Tentu ini bukan karena hubungan mertua dan anak mantu….tetapi bagaiamana cara Allah mau melibatkan orang per orang di luar diri kita untuk suatu perubahan….!!!!

Saudara-saudara,betapa indahnya bila seseorang mendengarkan dan menerima nasihat baik dari orang lain,demi pelayanan yang lebih baik dalam pekerjaan Tuhan yang berat ini. Belajar dari bagian Firman Tuhan ini,maka marilah kita renungkan bagaimana hal ini dapat diterapkan juga dalam kehidupan berkeluarga,bagaimana sikap dan perilaku mertua maupun menantu, atau dalam kehidupan Berjemaat dan dalam Kepemimpinan baik Majelis Jemaat maupun Unsur-unsur dalam melayani Tuhan,bekerja dan bersaksi.
PERTANYAANNYA ADALAH : SUDAHKAH KITA MENJADI ORANG YANG TERBUKA UNTUK MEMPERHATIKAN USULAN ORANG LAIN DAN MAU MENGKAJINYA DENGAN RENDAH HATI ? ATAU,KITA SERING MERASA TERGANGGU DENGAN BANYAKNYA NASEHAT ORANG LAIN,SEHINGGA NASEHAT YANG TEPAT PUN KITA ABAIKAN.
Saudara-saudara !!! TUHAN akan memakai semua orang dengan cara TUHAN sendiri untuk menyatakan KEHENDAK-NYA,Sehingga kita tidak buru-buru menolak saran yang datang,sebab nasihat yang baik bisa muncul dari siapa saja. Bila hati kita terbuka,maka kita akan dapat melihat pertolongan TUHAN  akan datang dari mana saja……..!!!!

Jadi marilah kita dengan RENDAH HATI saling memperhatikan dan membuka diri untuk menerima dan saling menasehati agar Maksud-maksud TUHAN tetap nyata dalam kehidupan dan pelayanan kita di tengah-tengah Jemaat ini.
       
Ibu-Bapa bisa bayangkan jika di dalam sebuah Kolam ada Kepiting,Udang dan Ikan Mas. Pasti yang paling menarik adalah Ikan Mas,..tetapi untuk memerintahkan kepiting dan udang bekerja sama-bergerak maju itu tidak mungkin. Ketika ketiganya disuruh berbaris dan bergerak ke depan apa yang terjadi : Ikan Mas akan berenang ke depan,Kepiting akan berenang ke-samping dan Udang akan berenang kebelakang, sdr-sdr ….banyak kegagalan terjadi karena sifat dan perilaku seperti ini. Kiranya Tuhan memberikati setiap kita untuk melaksanakan maksud-maksud Nya,agar Kerajaan Allah dan Shalom akan nampak dalam kehidupan kita selaku persekutun yang Kudus. Amin.

0 comments:

Posting Komentar