Sabtu, 27 Oktober 2018

II TAWARIKH 34:1-7


BACAAN :II TAWARIKH 34:1-7
1  Yosia berumur 8 tahun ketika diangkat menjadi Raja. Ia menjadi raja selama 31 tahun di Yerusalem.
2  Ia melakukan yang benar di mata TUHAN, dan mengikuti apa yang dilakukan Daud, nenek moyangnya, tanpa menyimpang dari hukum Allah.
3  Pada tahun kedelapan masa pemerintahan Yosia sebagai raja, ia mulai mengikuti Allah, yang disembah Daud, nenek moyangnya. Pada tahun kedua belas masa pemerintahannya, ia mulai memusnahkan bukit-bukit pengurbanan, patung-patung Asyera, dan berhala yang dipahat dan patung yang dicetak dalam tuangan dari Yehuda dan Yerusalem.
4  Mereka menghancurkan mezbah-mezbah dan tempat-tempat pembakaran dupa bagi dewa-dewa Baal di hadapan Yosia. Ia memecahkan dan meremukkan patung-patung berhala, patung-patung ukiran, dan patung-patung tuangan lalu menghamburkannya ke atas kuburan orang-orang yang telah mempersembahkan kurban kepada berhala-berhala itu.
5  Yosia juga membakar tulang imam-imam yang melayani allah-allah Baal di atas mezbah-mezbah. Begitulah caranya menyucikan Yehuda dan Yerusalem.
6  Yosia juga melakukan hal yang sama di Kota Manasye, Efraim, Simeon, dan sepanjang jalan ke Kota Naftali, yang di mana-mana telah menjadi reruntuhan.
7 Yosia merobohkan semua mezbah dan patung-patung Asyera. Ia menghancurkan berhala-berhala, pedupaan yang dipakai untuk menyembah Baal di seluruh negeri Israel. Kemudian dia kembali ke Yerusalem.

Sdr-sdr !!!
Untuk mengatahui siapa Raja Yosia dan Tindakan Pembaharuan yang dilakukannya,maka kita harus melihat kebelakang pada saman Raja Hizkia,Manasye,Amon dan Yosia.
1.   Hizkia artinya “Yahwe adalah kekuatanku”.Hizkia adalah salah satu Raja di Kerajaan Yehuda yang terkenal.Ia terkenal karena kesalehannya yang luar biasa dan terkenal dengan Reformasi keagamaan yang dilakukannya. Ia berusaha memberantas kesalah-kesalahan yang terjadi,Bait suci di Yerusalem dibuka dan dibersihkan dari segala kecemaran,kebaktian yang benar ditetapkannya.Perayaan Paskah yang tidak pernah dilakukan dirayakan kembali.Hizkian melewati tembok-tembok Yerusalem dan menghancurkan tempat-tempat pembakaran korban bagi dewa-dewa di seluruh Yehuda,Benyamin,Efraim dan Manasye. Ia dengan berani membuang Ular Tembaga Saman Musa yang menjadi ilah sembahan.
2.   Pembersihan yang telah dilakukan oleh Hizkia ayahnya dikotori lagi oleh anaknya Manasye (2 Raj.21:3). Ia mendirikan kembali bukitbukit pengorbanan,membangun patung Asyera,seperti yang dialkukan Ahab Raja di Kerajaan Israel. Maka TUHAN menghukum dia. Sesudah itu anaknya Amon mengantikannya menjadi Raja,dan memerintah hanya 2 Tahun. Amon di bunuh karena banyak bukti bahwa ia sendiri menerima sepenuhnya Penyembahan Berhala secara besar-besaran. Dan rupanya Amon dibunuh karena ada revolusi kecil di dalam Kerajaan Yehuda.
3.   Setelah Amon dibunuh,maka anaknya Yosia mengantikannya menjadi Raja. Yosia artinya “Allah menopang”. Jadi Yosia adalah anak Amon,cucu dari Manasye,yang pada saat berumur 8 Tahun dia naik tahkta menjadi Raja di Yehuda. Maka apa yang dilakukan oleh Ayah dan tetenya di hancurkan,dan melakukan Pembaharuan keagamaan yang lebih besar dari pada masa Hizkia. Itulah sebabnya dalam perikop pembacaan kita tadi bagaiman Yosia menghancurkan semua kuil-kuil berhala,mezbah2 pembakaran,patung Asyera dihancurkan dan dimusnakan termasuk tulang-tulang imam yang malayani Baal.
Sdr-sdr…!!! Inilah situasi yang terjadi sejak Raja Hizkia melakukan Pembahruan,mengembalikan peribadatan di bait Suci Yerusalem dengan benar,namum Manasye dan Amon mengotorinya,menajiskan dengan berhala2 dan bukit2 pengorbanan bagi Baal,dan kemudian dihancurkan kembali oleh Yosia,sampai ditemukannya kembali KITAB TAURAT di Bait Suci Yerusalem pada saat Reformasi di tahun ke 18 Pemerintahan Raja Yosia. 2 Raj.22:8.”Berkatalah imam besar Hilkia,kepada Safan,panitera itu:Telah kutemukan kitab Taurat itu di rumah TUHAN”.
Sdr-sdr !!! Sebenarnya apa yang dilakukan oleh Yosia,tentu sebagai seorang anak dari Amon,ia sendiri mngalami apa yang dialakukan oleh ayahnya bahkan dibunuh oleh rakyatnya Yosia pasti tahu. Maka oleh karena Tuhan menyertainya maka Yosia memiliki strategi yang yang membuat ia berhasil dalam Pembaharuan itu. Maka ada tiga tahap dalam rencana pembaharuan itu:
1.   Komitmen pada diri sendiri : Yosia secara pribadi meninggalkan kehidupan keagamaan yang menyimpang yang telah dilakukan oleh Ayahnya Amon dan Tetenya Manasye. Jadi Yosia memulai dari dalam dirinya dan berdampak pada kalangan istana saja.
2.   Mempengaruhi Lingkungan: Setelah melemahnya Kekuasaan Kerajaan Asyur  dengan matinya Raja Asyurbanipal,maka Yosia melancarkan Reformasi keluar Istana kerajaan dengan  sebuah keputusan untuk tidak lagi mengikuti Ilah-ilah dan dewa2 sembahan Asyur oleh segenap pendudk kerjaan Yehuda. Dan hal ini berakibat bahwa semua seisi istani kerjaannya mendukung untuk segera meninggalkan dewa-dewa dan baal.
3.   Pembaharuan yang diperluas :Setelah Yosia memastikan bahwa Keputusannya itu telah mendapat dukungan dari Istana dan semua penduduknya,maka ia melancarkan pembaharuan itu keluar ke kota Mansaye,Efraim,Simeon dan sepanjang jalan menuju Naftali (ayat 6). Yosia menjelajahi semua daerah-daerah dan menghancurkan semua kuil2 dan patung dan tempat-tempat ibadah kepada baal,dan patung Asyera-sembahan raja Asyur (ayat 3 -7). Dan memberlakukan kembali Ibadah Perayaan Paskah melebihi Perayaan paskah yang pernah dilakukan oleh Hizkia.(2 Raj.35:18). Bahkan Nabi Yeremia sendiri memuji Keadilan Pemerintahan Yosia. Yer.22:15.
Nah,sdr-sdr…!!! Seperti itulah gambaran tentang berita Perikop Pembacaan kita hari ini. Dan dengan begitu maka apa yang patut kita dapati dari berita Firman Tuhan ini:
1.   Nasional : Mencermati situasi Nasional,dan satu hal yang sangat mengganggu kehidupan Kekristenan dalam hal peribadahan,adalah Intervensi Anggota DPRRI melalui RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan,dengan pasal 69 yang mau mengatur Sekolah Minggu dan Katekisasi. Tentu kita tahu bahkan dari kita sendiri telah menandatangi sebuah Petisi untuk menolak dan mari kita lakukan itu. Dan bagi saya RUU yang mengatur sekolah minggu dan katekisasi identik dengan berhala modern yang harus kita tolak dan runtuhkan melalui seruan Jemaat-Jemaat kepada Sinode GKI,untuk melayangkan surat protes kepada DPR-RI selain petisi yang sedang beredar di dunia maya.
2.   Regional :Memahami situasi umum di tanah papua,maka satu hal yang sangat memprihatinkan adalah masalah kesehatan dan pendidikan. Maka seperti Raja Yosia,para pemimpin Daerah,Gubernur,DPRP dan MRP harus mempu melakukan reformasi dengan takut pada Tuhan,supaya Keadilan dan Kebenaran Allah benar-benar menjadi nyata,seperti Yeremia yang memuji pembaharuan yang dilakukan oleh Yosia. Maka satu hal yang tentu menjadi pergumulan anak-anak kita saat ini adalah Formasi CPNS 2018 yang oleh Pemerintah Prov.Papua didaftar secara off line. Bagaimana suara pimpinan Gereja menyikapi  hal ini agar tidak terjadi keresahan,sebab jika terjadi penganguran pun,maka semua situasi yang diakibatkan oleh keadaan itu akan menjadi kewajiban Gereja dalam tugas pastoral jika ada anak2 kita yang stress,kecewa termasuk kita orang tua. Maka suara Reformasi gereja untuk keadilan itu sangat penting dan gereja jangan diam.
3.   Lokus kita :Bagaimana dengan situasi kita di dalam Jemaat ini. Tentu harus dimulai dari dalam kehidupan kami Majelis Jemaat. Dan pembahauan itu masih dalam kaitannya dengan Sub Tema Perayaan 62 Tahun GKI Di TP. Satu hal yang mendapat dukungan majelis Jemaat adalah Laporan Keuangan Jemaat secara on line,dan diharapkan dapat dibacakan oleh semua anggota jemaat dan secara rutin. Selain dari Reformasi dibidang pelaporan keuangan,juga dalam hal peribadahan,dan pelayanan2 khusus dalam jemaat. Pemanfaatan Multimedia merupakan hal yang penting dalam Ibadah Jemaat dan akan ditingkatkan dari hari ke hari. Tetapi juga tradisi-trasisi gereja yang rasuli dalam Iman dan peribahan perlu mendapat perhatian sehingga tidak terjadi pergeseran-pergesera dari bentuk2 Ibadah yang calvinis seperti yang di anut oleh GKI dan gereja2 lain.
4.   Diri Sendiri : “Kebahagiaan dan Keselamatan” ditentukan Iman pada diri tiap-tiap orang”..kata-kata ini membawa kita kita pada pembaharuan pada diri sendiri. Ini juga yang dialkukan oleh Yosia,ketika ia memutuskan untuk menolak semua bentuk peribadatan kepada ball yang diwariskan ayahnya Amon. Maka setiap orang harus mampu untuk melihat jauh ke dalam dirinya,apa yang baik dan apa yang tidak baik,apa yang merugikan dan apa yang menguntungkan,tetapi juga apa yang menyelamatakan dan apa yang tidak. Membaharui diri sendiri dengan pengalaman rohani,dalam Iman dan Doa. Maka akan membuat kita mampu untuk merombak semua hal yang lama dan menata kehidupan ini dengan hal-hal yang baru yang mendekatkan kita kepada Tuhan,barulah kita mampu untuk mempengaruhi kehidupan orang lain,dimana saja kita berada,di rumah,ditempat kerja,paun dalam kehidupan berjemaat;menggantikan semua hal yang menghambat kita datang kepada Tuhan;menjadikan kita semakin Rajin dan bertanggung jawab dalam semua bentuk pelayanan gereja,berikan waktu kita sedikit saja untuk Tuhan dalam Persekutuan,Kesaksian dan pelayanan kasih.
Kiranya berita Firman Tuhan saat ini, mendapat tempat dihati kita masing-masing,karena di hati kitalah terletak segala kemauan dan kesungguhan untuk melakukan pembaharuan dan dibaharui oleh Allah melalui Roh Kudus. Amin.


Jumat, 26 Oktober 2018

HUT GKI ke 62


BACAAN : MATIUS 6:10
“DATANGLAH KERAJAAN-MU JADILAH KEHENDAK-MU DI BUMI SEPERTI DI SURGA”
TEMA : DATANGLAH KERAJAAN-MU.
SUB-TEMA:”GKI Pniel Kotaraja berkomitmen memperkokoh persatuan, menata kesaksian dan melakukan Pelayanan bagi Pembangunan Tubuh Kristus demi Perannya di dalam dunia”.
Sdr-sdr….!!!
Di dalam Injil Sinoptik; Kerajaan Allah dan Kerajaan Surga adalah Tema sentral Pemberitaan Yesus,dan Matius cenderung mengunakan istilah Kerjaan Surga,sedangkan Markus dan Lukas mengunakan Kerajaan Allah. Matius menggunakan istilah Kerajaan Surga,karena Injilnya di tujukan kepada orang Yahudi dan Matius memahami bahwa orang Yahudi tidak mau menyebut langsung nama Allah,namum demikian tidak ada perbedaan pada dua istilah ini. Sdr-sdr…!!! Datanglah Kerajaan-MU; Yohanes Pembaptis tambil dengan kata-kata :”Bertobatlah sebab Kerajaan Sorga sudah dekat”(Mat.2:3) dan kemudia diambil alih oleh Yesus dalam Mat.4:17 dikatakan :”Sejak waktu itulah Yesus memberitakan Nertobatlah,sebab Kerajaan Sorga sudah dekat”. Jadi ungkapan Kerajaan Sorga dalam bahasa Ibrani “malekhut syamayim” kata ini menunjuk pada Pengharapan Israel sesuadah Pembuangan. Oleh sebab itu Yohanes Pembaptis lebih menonjolkan Penghakiman Allah sebagai suatu kenyataan yang sudah dekat :”Kapak sudah diletakan pada akar pohon,Allah datang sebagai Raja untuk memurnikan dan menghakimi(Matius 3:10). Dan ketika Yesus mengambil alih Pemberitaan tentang Kerajaan Sorja/Allah maka sifatnya sangat luas/universal dan oleh sebab itu Pemberitaan Yesus tentang Kerajaan Allah berbeda dengan Yohanes Pembaptis. Yang membedakannya adalah bagi Yesus :Kerajaan Allah bukan hanya dekat tetapi sudah ada dalam Pribadi dan Pelayanan Yesus sendiri. Oleh sebab itu di dalam Kristus Yesus “Masa Depan” yang mulia telah menjadi “Masa kini”,yang ditandai dengan Mujizat-mujiat yang dibuat-Nya.
Sdr-sdr….!!!! Konsep mengenai Kerajaan Surga diambil dari berbagai pengharapan dalam Perjanjian Lama dan Yudaisme pada masa itu,tetapi juga bahwa Pengharapan Kerajaan Allah tidak lepas dari pengharapan Mesianis. Jadi Pengharapan akan Kerajaan Allah ini muncul ketika orang Israel berada di Pembuangan sehingga apa yang hendak dikatakan oleh Yesus tentang Kerajaan Surga/Kerajaan Allah sangat dimengerti oleh orang-orang Yahudi,dan mereka tahu apa maksud Yesus dengan Kerajaan Allah”.
Khotbah di bukit adalah bagian yang penting dalam pemberitaan Yesus Kristus mengenai Kerajaan Surga. Pada bagian inilah Yesus sedang mengajarkan bagaimana seharusnya Israel yang sejati itu. Israel yang sejati adalah orang-orang yang kehidupannya sejalan dengan apa yang dijabarkan dalam Khotbah di bukit, doa yang Yesus ajarkan ini memang berkaitan erat dengan komunitas Kerajaan Allah yang sedang dibangun oleh Yesus Kristus.Doa Bapa Kami ini sangat bernuansa Yahudi.
Sdr-sdr…!!!!
Memang Kerajaan Allah itu sudah mulai bekerja di dalam Yesus, namun ada kesadaran bahwa Kerajaan itu juga belum sempurna penyataannya. Doa ini hendak mendorong para murid untuk berdoa dan berpartisipasi dalam apa yang sudah dimulai oleh Yesus. Tujuan akhirnya adalah agar apa yang Yesus proklamasikan bisa segera terjadi, yakni ketika kehendak Allah terjadi di bumi seperti di surga. Bisa dilihat bahwa surga merupakan tempat di mana pemerintahan Allah yang terbaik, yang paling maksimal, sedang dijalankan dengan sempurna. Karena itulah pernyataan ini menyerukan agar pemerintahan Allah yang sempurna di surga tersebut bisa segera terjadi di bumi ini; sebuah penyatuan yang sempurna. Apa yang menjadi tujuan awal dari penciptaan langit dan bumi ini akhirnya akan menerima ketika kehendak Allah di surga terjadi di bumi secara maksimal, yakni langit dan bumi yang baru. Wahyu 21 menggambarkan peristiwa ini sebagai turunnya Yerusalem yang baru ke bumi yang baru. Inilah yang menjadi pengharapan orang-orang yang mendoakan doa ini; inilah tujuan akhir dari pemberitaan Kerajaan Surga Yesus Kristus—agar kehendak Allah terjadi di bumi seperti di surga secara maksimal.
Sdr-sdr…!!!
Di tengah suasana banyaknya gereja yang cenderung individualistis, mementingkan keselamatan pribadi, dan tidak awas akan wawasan Kerajaan Allah yang universal, maka pesan dari berita Kerajaan Surga yang dipadatkan, didoakan dan diharapkan dalam Doa Kerajaan ini menjadi sangat relevan. Gereja Tuhan—sebagai sebuah komunitas,sebuah persekutuan yang ditebus oleh Allah—yang selalu berdoa “Datanglah Kerajaan-MU” harus siap untuk berbuah dan menjadi berkat bagi sesama manusia, bahkan bagi ciptaan yang lainnya. Hal ini dicapai melalui pemberitaan firman, doa,  persekutuan, karunia rohani, dan semua hal yang Tuhan berikan bagi tubuh-Nya untuk bekerja di dunia ini sampai kehendak Allah terjadi di bumi seperti di surga. Itu juga yang membuat mengapa dalam Perayaan ke 62 Tahun HUT GKI Bersinode,kita memilih Sub Tema :”GKI Pniel Kotaraja berkomitmen memperkokoh persatuan, menata kesaksian dan melakukan Pelayanan bagi Pembangunan Tubuh Kristus demi Perannya di dalam dunia”. Maka tiga hal yang menjadi penting dalam membangun Tubuh Kristus yaitu Jemaat GKI Pniel ini adalah :
1.   Memperkokoh Persatuan demi Persekutuan,yaitu suatu kesaksian Gereja tentang KOINONIA.
2.   Menata,Mengatur Kesaksian Gereja sebagai kewajiban Gereja/Tubuh Kristus dalam Marturia,melalui urusan-urusan didalam Jemaat, dan
3.   Melaukan sebuah tindakan Pelayanan Kasih – sebagai tanggung jawab Gereja dalam Pelayanan DIAKONI.
Dengan harapan bahwa komitmen dari ketiga hal yang penting tersebut bagi GKI Pniel dalam perayaan HUT GKI ke-62 adalah untuk membangun TUBUH KRISTUS. Dan itu adalah alasan Peran dan Panggilan Gereja di Dunia ini.  Sdr-sdr…dalam memahami Peran Gereja/Peran Jemaat Pniel tersebut maka kita harus memahami hubungan Gereja/Tubuh Kristus dengan Kerajaan Allah itu?
Sdr-sdr !!! Kerajaan Allah selalu berhubungan dengan Sejarah Gereja/Jemaat maupun sejarah dunia ini,walaupun Kerajaan Allah tidak sama dengan Gereja/Jemaat. Kerajaan Allah mencakup seluruh perkerjaan Allah memalui Kristus yang menebus dunia ini,dan Jemaat/Gereja adalah suatu komunitas orang-orang milik Kristus Yesus. Oleh karena itu Hubungan Jemaat dan Kerajaan Allah dapat dibandingkan dengan DUA LINGKARANYANG PUSATNYA SATU.Jemaat/Gereja adalah Lingkaran Kecil dan Kerajaan Allah adalah Lingkaran Besar yang keduaNya terpusat pada Kristus. Oleh sebab itu dapatlah kita mengerti sekarang akan Pilihan Tema dan Sub-Tema Perayaan HUT GKI ke-62 ini adalah bahwa :
“Jemaat Pniel terdiri dari orang-orang yang menerima Injil Kerajaan Allah melalui IMAN,yang mengambil bagian dalam keselamatan Kerajaan dan Menerima berkat pengampunan dosa,pengangkatan sebagai anak-anak Allah,sebagai tempat Kediaman Roh Kudus,dan hidup yang kekal. Dalam Hidupnya Jemaat Pniel harus menjadi Garam dan Terang dunia untuk terwujudnya Kerajaan Allah di Dunia. Anggota-anggota Jemaat Pniel harus memikul Kuk Kerajaan,hidup taat kepada Pemerintahan Raja-nya dan belajar pada Dia (Mat.11:28-30). Maka melalui Sub Tema ini menjadi tugas kita sebagai Perannya di dunia adalah :
1.   Jemaat GKI Pniel harus menjadi agen Kerajaan Allah yang dipanggil untuk mengakui Yesus sebagai Kristus; sebagai TUHAN>ditengah-tengah keragaman dan agama yang menolok Yesus sebagai Tuhan dan bersedia mengabarkan Injil “sampai ke Ujung dunia”.
2.   Jemaat GKI Pniel,bukanlah “persekutuan tuan” tetapi Jemaat GKI Pniel adalah Persekutuan hamba yang menerima talenta dari tuannya dan menantikan kedatangan Kerajaan dalam Kemuliaan,pada saat sang Raja itu datang kembali.Maka KASIH adalah dasar dari segala sesuatu yang memperkuat/memperkokoh pesatuan sebagai komunitas orang-orang percaya dan menjadi Anak-anak Allah dalam Persekutan atau Koinonia.
3.   Jemaat GKI Pniel telah mendapatkan bentuknya dari Kerajaan>walaupun belum identik,tetapi Jemaat ini dikelilingi dan diarahkan oleh PENYATAAN ALLAH dan Mengalami Perkembangannya karena Pekerjaan Roh Kudus untuk menantikan Kedatangan Kerajaan Allah Kelak.
Sdr-sdr…!!! Maka untuk memaknai “Datanglah Kerajaan-Mu”,maka tugas kita selaku anggota-anggota Tubuh Kristus,sebagai warga Jemaat GKI Pniel yang bekomitmen maka ada dua hal terakhir sebagai pesan dihari ini adalah :
1.   Setiap orang harus membawa pengaruh Kerajaan itu keluar seperti “biji sesawi”>yang berdampak bahwa semua orang akan berlindung ketika biji itu bertumbuh menjadi pohon yang besar.
2.   Setiap orang percaya juga harus member pengaruh ke dalam kehidupan keluarga,kehidupan persekutuan jemaat,seperti “Ragi” yang mempengaruhi seluruh adonan.
Maka perkembangan dan Pengaruh Kerajaan Allah : JADILAH KEHENDAK-MU DI BUMI SEPERTI DI SURGA”. Benar-benar akan terjadi didalam kehidupan kita,dan diberkati oleh Kristu Yesus,Tuhan dan Kepala Gereja. Amin.



Kamis, 18 Oktober 2018

PENUHILAH PANGGILAN PELAYANANMU


PENUHILAH PANGGILAN PELAYANANMU
II TIMOTIUS 4:1-8

1 Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
2  Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
3  Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
4  Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
5  Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!
6  Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.
7  Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
8  Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.
TEMA : “GEREJA DAN PENGEMBALAAN”.
ALASAN PILIHAN TEMA
1.   Kedua Surat kepada Timotius dan satu surat kepada Titus,adalah Surat-Surat Penggembalaan. Dimana sepanjang sejarah Gereja,Surat-surat Penggembalaan ini menjadi hidup dan terus digunakan sebagai nasihat dan pengajaran bagi hamba-hamba Kristus,termasuk Para Pendeta,Gr.Jemaat,Gr.Injil bahkan Penatua dan Syamas,sampai hari ini,dan tentunya termasuk Perikop Pembacaan kita saat ini. Terkadang ayat 2,5,7 dan 8 menjadi ayat-ayat “Emas” dalam Penggembalaan bagi mereka yang akan menunaikan tugas maupun yang akan mengakhiri tugas jabatan,sebagai penatua dan Syamas dalam Gereja dewasa ini.
2.   Gereja menjadi hidup,karena Doa dan Pemberitaan Firman Tuhan,tetapi Gereja juga tidak boleh  mengabaikan “tugas-tugas gembala”;yaitu Penggembalaan atau Pastoral. Maka Rasul Paulus bukan berlaku sebagai seorang Rasul/Pemberita,tetapi juga sebagai seorang Gembala dalam memberikan Nasihat kepada Timotius. Itulah sebabnya dalam ayat 1 s.d ayat 8 ada dua pokok utama yang dibicarakan oleh Paulus-dalam kata-kata perpisahannya. Pertama,ayat 1 – 5 : merupakan kata-kata terakhir Rasul Paulus kepada Timotius berupa Nasihat. Kedua;Ayat 6 – 8 : Ini merupakan Pengakuan Iman Rasul Paulus,bahwa dengan sangat yakin oleh percayanya,ia dapat menyelesaiakan kewajibannya sebagai seorang Rasul tetapi juga sebagai Gembala.
3.   Dalam Ayat 2 Rasul Paulus  menegaskan bahwa tugas Pemberitaan Timotius adalah FIRMAN TUHAN. Gereja dewasa ini melakukan tugas pemberitaan Firman itu,melalui Khotbah pada mimbar2 Gereja tetapi juga melalui Tugas Penggembalaan;berupa nasihat, pengajaran, kunjungan orang sakit,tetapi juga pengaruh2 dari aliran-aliran sesat yang terus berkembang di zaman ini>>dan tugas penggembalaan itu lebih mengarah kepada orang per orang. Dan itu juga yang dilakukan oleh Rasul Paulus kepada Timotius. Dengan demikian maka Gereja tidak boleh mengabaikan tugas Penggembalaan itu maka pada 26 Oktober 2018 nanti,GKI akan mencapai Usianya yang ke 62 tahun Bersinode. Apa kewajiban PENGGEMBALAAN gereja bagi seluruh UmatNya,ini yang menjadi sorotan dalam Khotbah pagi ini.
ANALISA TEKS
1.   Siapakah Timotius ? Ia lahir dari perkawinan campur yang didalam Kisah 16:1 memberi keterangan : “Paulus datang juga ke Derbe dank e Listra.Disitu ada seorang muris bernama Timotius;ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya,sedangkan ayahnya seorang Yunani”.
Rasul Paulus sangat senang melihat Timotius,sehingga Paulus memasukan Timotius dalam rombongan perjalanan mereka. Timotius ternyata adalah seorang Pemalu. Dan dalam Kisah 20:4-5 Timotius menyertai Paulus untuk membawa persembahan yang terkumpul ke Yerusalem.
2.   Dalam 1 Timotius 1:3 “Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain”. Jadi rupanya Rasul Paulus meninggalkan Timotius di Efesus. Ketika di Efesus itulah Rasul Paulus menulis suratnya ini untuk menguatkan Timotius dalam tugasnya : Menghadapai guru-guru bidat,juga kelangsungan ibadah di jemaat Efesus,perkembangan aliran Gnostik yang berkembang,disinilah Rasul Paulus mengharapakan Timotius untuk selalu siapa baik atau tidak baik waktunya. Menguasai diri,penuh kesabaran,dalam menghadapai situasi di Efesus ayat 5. Mengapa Rasul Paulus merasa penting untuk menasihatkan atau Menggembalakan Timotius siap menghadapi ajaran-ajaran sesat itu. Karena kita dapati dari suratnya kepada Timotius bahwa Timotius adalah
a.   Penuh kasih sayang 2Tim 1:4
b.   Dia sangat Penakut 2Tim 1:7
c.   Ia sangat butuh nasihat dari Rasul Paulus sebagai Bapak Imannya 2Tim 2:22.
d.   Jangan merasa malu menyaksikan Injil 2Tim.1:8
Jadi dengan kepribadian Timotius seperti itulah..Rasul Paulus menasehatinya untuk Tabah dan Sabar menghadapi segala persoalan di Efesus. Karena 1 Tim.4:14 “Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua”. Artinya  bahwa Timotius diberikan karunia untuk tugasnya ini dengan penumpangan tangan Sidang Penatua,sehingga Timotius dinasehati agar jangan lalai mengunakan karunianya itu.
3.   Ayat 1 – 5 adalah Kata-kata Rasul Paulus berupa Nasihat terakhir kepada Timotius ; Bagi Timotius,Nasihat Paulus ini sangat penting bukan saja saat itu tetapi juga bagi masa depan Gereja/Jemaat dalam KetatanNya kepada Injil Kristus. Kalimat “SABARLAH MENDERITA”pada ayat 5 membuktikan bahwa dalam Tugas Pemberitaan Injil adalah Penderitaan.(Mission ist Passion) dan Rasul Paulus telah melewati segala Penderitaan itu,sehingga pada ayat 6-8 ;Rasul Paulus membuat suatu Pengakuan Iman,bahwa Ia telah memelihra Iman dan mengakhiri pertandingan itu,dan Mahkota kebenaran itu telah tersedia baginya,tetapi juga bagi mereka yang merindukan kedatangan Kristus.
PESAN FIRMAN TUHAN BAGI KITA:
1.   Sayur tanpa garam akan terasa Hambar,begitu juga Pemberitaan Injil tanpa Penggembalaan dalam Gereja;seperti, jadi “Penuhilah panggilan pelayananmu”;..bukan Cuma sayur tanpa garam dan bukan Cuma Doa dan Pemberitaan pada mimbar-mimbar Gereja,Tetapi lebih dari itu adalah TUGAS PASTORAL GEREJA,dan dalam tugas Pengembalaan itulah banyak pilihan untuk memenuhi panggilan pelayanan kita. Bahwa menjadi kewajiban kita semua bukan Cuma tugas Pendeta,penatua dan syamas,guru sekolah minggu,tetapi juga tugas dan kewajiban orang tua. Mengapa menjadi tugas kita selaku orang tua,karena kita semua adalah Anggota-anggota Tubuh Kristus yang berkewajiban memelihara pertumbuhan Iman dalam perkembangan Gereja itu sendiri. GKI Di Tanah Papua menjelang Usianya yang ke 62 Tahun,masih mengabaikan tugas-tugas Pastoral/Penggembalaan bagi umatNya. Baik Penggembalaan secara Sidonal,Klasis dan Jemaat. Jika Doa dan Pemberitaan Injil terus digiatkan di Jemaat-Jemaat oleh Hamba2 Tuhan baik atau tidak baik waktunya, di Gereja dan di rumah-rumah anggota jemaat,termasuk bentuk2 penggembalaan,maka di Aras Klasis dan Sinode harus mengiatkan Fungsi Gembala,dalam menggembalakan semua jemaat-jemaat di Tanah Papua. Dan hal ini harus dilakukan oleh semua alat-alat kelengkapan Badan,baik Klasis maupun Sinode. Bagaimana Penggembalaan GKI melalui pimpinan Gereja yang sudah saatnya menyampaikan Suara Gembala,untuk menghadirkan Kedamaian di Tanah Papua ini. Isu SARA, Hoax, Penghinaan,menjadi hal biasa, Kelompok2 Radikal,Terorisme,Rasisme ,kafir-mengkafirkan,menjadi  pemandangan sehari-hari di Dunia Maya,dll…dimana GKI dalam usia ke 62 tahun harus berani dalam Kebenaran yang Injili untuk menyampaikan suara Gembala,suara kenabian dan ini menjadi tugas para Pimpinan Gereja.
2.   Ajaran-ajaran yang menyesatkan,juga datang dari situasi social-ekonomi karena ada kesempatan  untuk;Pencurian, Kemabukan, Pembunuhan, Penganiayaan,Narkoba,Peredaran Ganja di Kota Jayapura yang marak,di tengah-tengah isu pelanggaran HAM,Papua Merdeka,OTK,Perampasan hak-hak ulayat,pencemaran air sungai karena penambangan liar dan semua stigma-stigma negative yang oleh para Pimpinan Gereja menyampaikan Suara Gembala dan Suara Kenabian Gereja.…Keadaan dan kondisi ini juga dihadapi oleh Jemaat-Jemaat di Klasis Port Numbay. Bagi semua orang yang terbuang,tertekan,sakit jiwa,stress tdk berpengharapan mewajibkan Gereja untuk menggembalakan mereka agar memiliki kerinduan akan Kedatangan Kristus dan memperoleh mahkota kemuliaan..yaitu keselamatan yang sesuangguhnya. Ditengah2 situasi itulah GKI harus menjadi Garam dan Terang. Sebab untuk menghadapi semua ini, Rasul Paulus menasehati Timotius,tetapi juga kita untuk Menguasai diri dan sabar untuk menderita,oleh karena Injil Kristus. Maka Timotius adalah gambaran lain dari GEREJA dengan Tugas Pemberitaan Injil dan Penggembalaan yang dilakukan oleh Hamba2 Tuhan,tetapi Doa dan nasehat2 dan Pengajaran juga dilakukan oleh kita selaku orang tua,kepada anak-anak kita,oleh kakak kepada adik2nya,dst. Setiap orang harus melakukan itu,untuk memenuhi panggilan pelayanannya sebagai anak-anak Allah,baik di rumah,di tempat kerja atau dimana saja. Itulah yang harus kita kerjakan ,,,Maka kita telah berlaku sebagai Gereja yang hidup dalam Penggembalaan yang membawa semua orang kepada Kristus Yesus dalam Kesabaran dan Penderitaan untuk Hormat dan Kemuliaan Kristus. Amin.

Senin, 08 Oktober 2018

Karunia adalah Pemberian


Bacaan :I KORINTUS 12:12-31
Minggu,07 Oktober 2018
GKI Pniel Kotaraja
Tema : Jemaat yang Sedang Naik Bus.

Sdr-sdr !!!!
Dalam Perikop pembacaan kita saat ini,Rasul Pulus hendak berbicara tentang Karuia-Karunia Rohani,yang juga didalam Pasal 14:1-40,Rasul Paulus kembali menegaskannya. Karunia adalah Pemberian. Dalam Perjanjian Lama Karunia di mengerti sebagai suatu Pemberian dari Manusia kepada Allah seperti:
1.   Korban persembahan yang diberikan sebagai persembahan kepada Allah.(kel 28:38),bahkan
2.   Orang Lewi sendiri merupakan suatu pemberian kepada TUHAN (Bil.18:6),dan juga
3.   Pemberian dapat diberikan dengan suatu alasan tertentu,dan ini banyak di dalam Perjanjian Lama.
Di dalam Perjanjian Baru terjadi perubahan tekanan pengertian dalam hal Karunia atau Pemberian itu,dan lebih banyak penekanannya pada Pemberian Allah kepada manusia. Kata Yunani ‘Dorea’ artinya “Cuma-Cuma”-suatu hadian”. Yakobus mengingatkan kita bahwa “setiap pemberian yang baik (dosis=yunani) dan setiap anugerah yang sempurna (dorema=yunani) datangnya dari atas (Yak.1:17). Maka setiap orang yang diberkati dengan karunia-karunia adalah juga pemberian-pemberian yang berasal dari Kristus.(Ef.4:7) Karunia-karunia rohani dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai Kharismata/kharisma/kharis atau (Kasih Karunia).

Sdr-sdr..!!!! Tujuan Karunia itu pertama-tama adalah untuk membangun Gereja atau tubuh Kristus (1 Kor.12:4-7)..perhatikan ayat 7 : Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama”kata bersama menunjukan pada suatu Persekutuan atau Koinonia. Karunia juga diberikan untuk menyatakan bahwa Rasul-Rasul adalah utusan Allah,karena Karunia adalah salah satu tanda bagi seorang Rasul. Jadi tidak ada Rasul tanpa Karunia.
Didalam Perikop Pembacaan kia tadi…Rasul Paulus menyampaikan beberapa Karunia yaitu : ayat 28 karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. Dan …. Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi. Ini adalah Karunia perorangan dimana RASUL/Apostolos adalah “seorang yang diutus,dalam hal pemberitaan Injil-maka dia memiliki karunia itu. Dan nabi berhubungan dengan karunia bernubuat atau Profetia,dan tugas seorang Nabi dalam PB adalah untuk mengemban Penyataan Allah,untuk disampaikan kepada Gereja apa yang patut dilakukan oleh Gereja.,Kemudian Karunia Mengajar dan berkata-kata dalam Bahasa Roh.

Sdr-sdr!!! Itulah sebabnya pada ayat 12 dan 13 Rasul Paulus menegaskan tentang Kesatuan Tubuh dan Kesatuan Roh. Maka untuk menjelaskan maksud Paulus tersebut,Rasul Paulus memakai contoh dari anggota-anggota tubuh manusia yang saling berhubungan satu dengan yang lain dan saling mebutuhkan; ayat 12-27. Maka Paulus menegaskan itu pada ayat 26  “Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.”  Karena Karunia2 itu adalah untuk kepentingan pembangunan Tubuh Kristus,maka Rasul Paulus menjelaskannya pada ayat 28-30,untuk pengunaan Karunia-Karunia tersebut. Tetapi apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus sebenarnya belum tuntas,karena di ayat 31,Paulus Katakan :” Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi”.

Sdr-sdr..!!! Bagaimana cara manusia memperoleh Karunia-karunia itu. Setiap orang yang diberkati disertai dengan karnuia-karunia itu,dalam 1 Petrus 4:10;”Layanilah seorang akan yang lai,sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah:. Jadi karunia2 itu diberikan kepada setiap orang untuk melayani. Pertama;Kita semua telah mengaku untuk memikul tanggung jawab pelayanan ketika kita mengaku Iman kita sebagai sidi-sidi Gereja. Kedua;secara khusus dalam tugas jabatan terutama Penatua dan Syamas,ketika kita diteguhkan dalam jabatan itu,maka Allah telah memberikan Karunia itu kepada kita,masing-masing. Untuk, Melayani, mengajar,menasihati,memimpin mupun berkata-kata dalam bahasa Roh. Jadi,Jika Allah telah memberikan karunia-karunia itu kepada kita,kapan dan dimana kita bisa menggunakannya;yaitu ketika kita dipakai oleh Tuhan untuk membangun,memelihra,dan merawat Tubuh Kristus,yaitu kehidupan Persekutuan Jemaat kearah ketaatan untuk berbuah,dan buah itu memjadi berkat bagi dunia. Maka tidak saja Pendeta yang harus memberikan pengajaran Firman Tuhan lewat khotbah Mimbar ini,tetapi juga Para Penatua dapat melakukannya,dan tentu masing-masing Penatua pun diberikan karunia-karunia tersendiri,untuk bernubuat, mengajar, menasihati, berkhotbah,melangsukan pelayanan  kasih,dst..

Sdr-sdr !!!
Dari Pengertian ini… Saya ibaratkan Jemaat GKI Pniel ini,seperti Jemaat yang sedang Naik Bis.Bis yang kita tumpangi ini berjalan dengan satu tujuan ke “terminal Bus” pemberhentian terakhir dimana semua penumpang harus turun. Jeka Jemaat ini sedang naik Bis…Apa yang terjadi didalam Bus itu:
1.   Walaupun banyak penumpang yang ada didalam Bus,tetapi hanya satu Sopir,dan dibantu dengan para kondektur dalam perjalanan ke Pemberhentian terakhir. Begitulah perjalanan Gereja pada satu tujuan,dimana perarakan orang Percaya sedang menuju kepada “Kematian” sebagai jalan menerima Kehidupan yang Kekal itu. Disinilah Peran Para Kondektur dan tanggung jawab Pelayan Firman,Penatua dan Syamas dalam mengambil peran untuk melayani semua penumpang agar sampai di tujuan dengan Selamat.
2.   Sebagai Penumpang,maka ketika kita naik dan duduk didalam Bis yang memiliki 16 deret tempat duduk karena kita semua adalah pendatang dalam Bus itu,maka kita tidak akan saling mengenal siapa yang ada di samping kiri-kanan-,atau dibelakang dan dimuka. Ada 16 Wyk Wilayah Pelayanan Jemaat GKI Pniel bukan saja karena luasnya,tetapi banyaknya anggota jemaat dalam satu Wyk;sehingga jika ada anggota Jemaat yang meninggal di Wyk 4 misalnya,sehari kemudian baru kabar itu diketahui oleh semua anggota Jemaat dlm Wyk. Hal ini membuat kita seperti “Sendiri dalam kebersamaan” pada hal dalam ayat 26 Paulus katakan: “Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita” maka tidak Seperti penumpang Bis yang tidak mengenal satu dengan yang lain.Walaupun kita memiliki satu tujuan tadi dan ada dalam satu Bis.
3.   Dalam perjalanan menuju pemberhentian terakhir,setiap penumpang dapat saja menghentikan Bis tersebut dan akan turun,kapan saja dan dimana saja jika dia ingin turun dan tidak menjadi penumpang lagi,atau akan turun dan berganti Bis yang lain,syukurlah kalau tetap satu tujuan kalau arahnya berlawanan,kapan bisa sampai tujuan. Disinilah hendak menunjukan karakter Kekristenan kita. Walaupun kita merasa memiliki Bis tersebut,tetapi status kita tetap adalah penumpang. Syukurlah kalau cuma penumpang Bis yang akan turun kapan saja menurut keinginannya,asalkan jangan Kondekturnya,..karena perjalanan belum sempai tujuan dan penumpang ini harus dilayani. Begitu juga dengan kehidupan kita sebagai Anggota Jemaat,tetapi juga Pelayan Firman,Penatua dan Syamas.”Tahanlah dan berjuang Truss”sampai akhir.
4.   Bahwa setiap orang yang duduk didalam Bis harus mengikuti aturan dan saran,seperti jangan mengeluarkan anggota tubuh,hormatilah sesama penumpang,boleh bercerita asal jangan ribut,karena dari semua penumpang dalam Bis,ada yang tertidur,ada yang sakit,dll.Artinya bahwa Menghormati dan Menghargai orang lain menjadikan suasana Persekutuan dan Kebersamaan itu menjadi lebih Indah,ada Damai dan sukacita.
5.   Ayat 23-25 ;Paulus menegaskan anggota tubuh yg kurang terhormat,dan kurang elok harus diperhatikan supaya jangan terjadi PERPECAHAN. Karena kita semua adalah Tubuh Kristus dan juga adalah Anggotanya. Maka seperti Jemaat yang sedang naik Bis semuanya harus memiliki tujuan perjalanan yang sama. Saling Menolong dan Menopang,menghargai dan menghormati,saling membatu dalam segala hal,jagalah kehidupan kita,menertibkan diri selama perjalanan kita agar tidak membahayakan perjalanan bersama dalam bis itu. Sadar atau tidak sejak Agustus-September bahkan awal Oktober pun,Kematian dalam Jemaat berturut-turut...apa yang terjadi dengan kita. Marilah kita menenangkan diri dan memohon pertolongan Tuhan supaya Kehidupan kita terpelihara,  Sdr-sdr..!!!!
Demikian kata Paulus : “Kita semua adalah tubuh Kristus dan masing-masing kita adalah anggotanya. Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi”,
Sdr-sdr…!!!
Marilah kita semua berusaha untuk memperoleh Pemberian-Pemberiaan dari Allah,karena Pemberian-Pemberian atau Karunia-karunia ini telah Diberikan kepada kita masing-masing untuk melayani. Demikian Injil Matius 7:7. “Mintalah,maka akan diberikan kepadamu;carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” . Amin.