INJIL KRISTUS (ayat 5)
BACAAN :II TIMOTIUS 4 : 1 – 5
1 Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
5 Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!
PENDAHULUAN
Surat 2 Timotius ini adalah salah satu surat pastoral, bersama dengan 1 Timotius dan Titus. Surat kedua Paulus kepada Timotius kemungkinan ditulis pada suatu masa antara
Tahun 64 dan 65 M. Ketika Paulus ada di Penjara di Roma,dan sedang menghadapi saat Kematiannya. Jadi Rasul Paulus hendak mendorong Timotius untuk terus memberitakan Injil setelah kematiannya
nanti. Dan sejarah mencatat bahwa Paulus dijatuhi hukuman mati dan kemudian dipenggal kepalanya di jalan Ostia, kira-kira 5 km di luar kota. Paulus dan Petrus dibunuh pada saat yang sama.
Meskipun Paulus dipenggal kepalanya tapi Petrus (atas permintaannya sendiri) disalibkan dengan kepala di bawah(karena ia merasa tidak layak sisalibkan seperti Yesus).
Dan tantangan yang akan dihadapi Timotius adalah AJARAN GNOSTIK-yang bertentangan dengan Injil. Karena Ajaran Gnostik tidak mengenal Kebangkitan Tubuh. Nah..!! dalam situasi seperti
inilah : 1).Paulus akan segera dieksekusi mati. 2). Kaisar Nero yang sedang menghambat Kekristenan,juga ajaran Gnostik,maka Timotius dipersiapkan-dan dia dinasehati dengan Surat 2 Timotius ini.
Jemaat Tuhan yang terkasih.... Hari ini kita hendak merayakan 166 Tahun Pekabaran Injil di Tanah Papua. Maka saya mencatat ada sekitar kurang lebih 54 atau lebih Denominasi Gereja
yang hadir sejak setelah Tahun 1855. Dan tentu semua Gereja ini sedang menunaikan Tugas Panggilan Pemberitaan Injil. Dan bagi kita GKI Di Tanah Papua yang lahir dari Pekerjaan Pemberitaan Injil sejak 1855,dan secara khusus
kita di Jemaat Pniel Kotaraja;marilah kita mendengarkan Nasihat Paulus kepada Timotius.
Nasihat Paulus kepada Timotius ini kita harus melihatnya bahwa,Nasihat ini ditujukan kepada : GKI sebagai Lembaga Gereja dan kedua Kepada Anggota-Anggotanya. Jadi sdr-sdr.......
Paulus sedang menasihati Timotius untuk memenuhi panggilan pelayanan yang telah Allah percayakan kepadanya (1, 5). Adapun panggilan pelayanan yang ditekankan Paulus: Pertama, panggilan dalam pemberitaan firman Tuhan (2). Paulus menegaskan, kapan pun waktunya dan bagaimanapun keadaannya, Timotius senantiasa perlu siap sedia untuk memberitakan firman, menegor, dan menasihati berdasarkan firman dan kasih (2). Kedua, panggilan dalam pelayanan Kristen. Paulus mengingatkan Timotius agar menguasai diri dan sabar menderita ketika ia melakukan pelayanannya (5). Kedua nasihat itu sangat ditegaskan Paulus (1) dan hal itu terlihat pada penekanan yang sungguh-sungguh,
kesaksian yang sepenuh hati, perintah yang ditegaskan dan dorongan yang sangat kuat.
Theologi Naskah.
Paulus memang sangat mendesak Timotius untuk
melakukan kedua panggilan pelayanan itu. Ini bukan tanpa alasan karena memang situasi pada saat itu sungguh kritis. Pertama, karena makin berkembangnya ajaran-ajaran palsu (3-4). Kedua, karena Paulus sadar waktu hidupnya tidak lama lagi. Ia telah menyelesaikan pertandingan dengan baik dan akan menerima mahkota kebenaran dari Allah (6-8). Tidak heran jika
Paulus mendesak Timotius agar sungguh-sungguh melaksanakan panggilan pelayanannya dengan segera. Jadi sd-sdr... maka ada 3 Pokok Pikiran yang dapat kita perhatikan dari Ayat 1 s.d Ayat 5.
1. Mandat Allah (ayat 1-2). 1Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi
Kerajaan-Nya:
2Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah,
tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
a) Jadi Panggilan Pemberitaan Injil adalah panggilan setiap orang percaya. Memang dalam surat ini secara khusus Paulus memberi mandat kepada Timotius untuk memberitakan firman Tuhan,
tetapi perintah atau mandat untuk memberitakan firman Tuhan, bukan berasal dari Paulus, tetapi dari Allah (lihat ayat1-2 band. Mat. 28:18-20; Mrk. 16;15; Kis.1:8). Jadi, bukan semata ditujukan kepada Timotius, tetapi juga
ditujukan kepada setiap orang percaya, karena setiap orang percaya adalah imamat yang rajani (band. 1 Ptr. 2:9).
b) Setiap orang percaya berhak dan bertanggung jawab untuk memberitakan firman Tuhan. Tetapi sebagai pemberita ada hal penting yang perlu diketahui agar memiliki pemahaman yang
benar dalam memberitakan firman Tuhan. Ayat 1-2 di atas menunjukkan, ada empat hal yang perlu dicermati di balik perintah Allah demi terwujudnya kesadaran dari segenap umat untuk memberitakan firman Tuhan.
i) Pertama, perintah ini bersifat penting dan mendesak. Paulus berkata, ”aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu” (ayat 1b). Mengingat penting dan mendesaknya pemberitaan firman Tuhan maka Paulus menegaskan agar pelaksanaannya tidak boleh ditawar-tawar,
baik dalam situasi dan kondisi apapun – ”siap sedialah baik atau tidak baik waktunya” (band. ayat 2). Dan dua hal yang menjadi alasan mengapa pemberitaan firman Tuhan itu bersifat penting dan mendesak,
yaitu: pertama, karena pemberitaan firman Tuhan adalah berbicara tentang TUHAN ALLAH (ayat 1) dan kedua, pemberitaan firman Tuhan membahas masalah kehidupan jemaat Tuhan (ayat 2-4).
ii) Kedua, perintah ini bersifat sakral – ”Di hadapan Allah dan Kristus Yesus...” (ayat 1a). Perintah ini kian menjadi sakral di mana Paulus mengungkapkan pernyataan, ”Demi penyataan-Nya dan demi kerajaan-Nya” (ayat 1c).
Gagasannya seperti seseorang yang sedang bersumpah!
iii) Ketiga, perintah untuk memberitakan firman Tuhan bersifat wajib untuk dilaksanakan, bukan bersifat usulan atau sekedar saran. Jadi, perintah memberitakan firman Tuhan perlu untuk ditaati
oleh umat Tuhan secara seksama.
iv) Dan yang keempat, perintah ini harus dilakukan dengan penuh semangat. Kata Yunani ”kerrusso” yang diterjemahkan ”beritakanlah..” (ayat 2), sebuah kata kerja yang berarti ”memproklamirkan”.
Penggunaannya untuk menunjukkan seorang utusan yang diutus oleh Raja untuk menyampaikan berita yang sangat penting dan mendesak untuk diketahui oleh segenap masyarakat. Seorang pemberita firman Tuhan harus bersemangat dan
bersuka cita saat menyampaikan firman Tuhan. Ia juga harus menyadari bahwa dirinya adalah utusan yang harus mewakili dan menyampaikan sesuatu dari sang pengutus, bukan menyampaikan sesuatu dari dirinya.
2. Mendatangkan Keselamatan (ayat 3-4).;3Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
4Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
a) Alkitab adalah berita keselamatan dan kebenaran Allah yang memerdekakan (lihat ayat 4 band. Yoh. 8:31-32”"Jikalau kamu tetap dalam firmanKu , kamu benar-benar adalah murid-Ku .dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu). Jadi Firman itu harus diberitakan kepada setiap orang agar menjadi pedoman bukan sebagai kenang-kenangan, sehingga iman mereka bertambah kian dewasa (Rm.
10:17) dan tidak bercacat cela (1 Tim. 6:14). Dan penghayatan terhadap firman Tuhan akan membuat hidupnya kian bertambah baik (lihat Kis. 17:11). Begitu pula dengan damai sejahtera yang menyelubungi hati adalah hasil yang
diperoleh akibat penerimaannya akan firman Tuhan/Injil itu.
b) Kita tahu bahwa Timotius memiliki seorang ayah kafir, tetapi ibunya Eunike dan neneknya Lois adalah orang percaya yang menuntun dia kepada keselamatan (band. 2 Tim. 1:5).
Firman Tuhan yang diajarkan kepadanya sejak di usia dini menyebabkan Timotius meresponi keselamatan dari Allah (baca 2 Tim. 3:15b; band. Ef. 1:13; Rm. 10:14-15). Selanjutnya, Paulus kian melengkapi Timotius dengan pengajaran
yang benar dan pola hidup yang selaras dengan kebenaran firman Tuhan (band. 2 Tim. 3:10, 14).
3. Mentransformasikan Kehidupan (ayat 5); 5Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas
pelayananmu!
a) Kondisi manusia di saat Paulus menuliskan surat ini, sedang mengalami kemerosotan moral. Ada 19 ciri kemerosotan moral yang sedang terjadi saat itu, yaitu: mencintai diri sendiri,
pendusta, sombong dan lainnya (baca selengkapnya dalam 2 Tim. 3:1-9). Paulus menegaskan bahwa kemerosotan moral itu dapat diantisipasi melalui pemberitaan firman Tuhan yang akan mentransformasikan kehidupan bagi siapa saja
yang dengan segenap hati mendengarnya (2 Tim. 3:16-17 band. Rm. 10:17). Karena Injil itu mampu mengubah kehidupan manusia.
b) Tetapi Paulus juga menegaskan bahwa upaya transformasi kehidupan itu harus dibarengi dengan cara penyampaian firman Tuhan yang baik dan benar serta keteladan hidup dari sang
pengkotbah yang mencerminkan firman Tuhan yang telah dikotbahkannya. Kata ”kuasailah dirimu dalam segala hal” (ayat 5), ini memberi indikasi bahwa pengkotbah/Pemberita Injil bukan semata menguasai teknik berkotbah
tetapi juga mampu menguasai kelakuannya. Dalam suratnya yang lain, Paulus mengingatkan Timotius akan konsekuensi penolakan dari jemaat bila hidupnya tidak seperti yang dikotbahkannya (lihat 1 Tim. 4:16 band. 1 Kor. 9:27).
Bukankah kotbah yang hidup itu adalah kehidupan dari sang pengkotbah itu sendiri ? Gagasan itulah yang sedang ditekankan oleh rasul Paulus melalui teks ini, sehingga kehidupan umat Tuhan mengalami transformasi oleh pemberitaan
firman Tuhan.
PESAN INJIL
Maka inilah Pesan Pekabaran Injil bagi kita semua di Jemaat GKI Pniel Kotaraja.
Pertama;Sdr-sdr..kalau hari ini kita bisa berkumpul di Gedung Gereja Pniel yang megah ini,maka kita tidak bisa
melupakan sejarah Pekabaran Injil. Ketika kita hendak mendengar Sejarah Injil di Tanah tabi,maka kita tidak akan pernah melupakan Zendeling GL.Bink sejak 1892 dalam Perjalanan I,dan Thun 1893 dalam Perjalanan ke II di mana
Waro Itaar dan Padai Hamadi dibawa oleh Bink dari kampung Tabati ke Roon- Sejarah ini pun tidak lepas dari Ketika Tuhan Menjamah Tanah Papua,05 Februari 1855. Itulah sebabnya Maka pada Tahun 1910 Pdt.FJF Van Hasselt menempatkan Guru Injil Tanamal ke Metudebi,dan berturut saya mencatat dari buku 100 tahun Injil di Nafri bebrapa nama disebutkan disana adalah :Patihuwean
di Nafri tetapi mendapat tantangan dari Adat,dan dalam perkembangan Injil itu maka disebutkan nama-nama guru Yohanes Maitimu,Guru Santo-pekerjaan terhenti,tetapi kasih Tuhan Nyta dimana pekerjaan tetap berjalan dan disebutkan
beberapa nama : Laurens Mano,Gerson Bonay,A.Talapessi,F.Palege,Pasalbessy,Aleksander Ohee dan Anthonius Fingkreuw,dan sejak 1956 pdt,Izak Husepuni, dimana GKI Berdiri tahun 1956. Bukankah Pekerjaan Pemberitaan mereka telah
mebawa Transformasi dalam Kehidupan Bergereja sampai saat ini. Kemenangan Injil itu membawa Perubahan,dalam Pendidikan,Perilaku,Etika dan cara-cara hidup lama kepada suatu Perubahan karena Iman Percaya.
Kedua; Apakah yang menjadi kebutuhan manusia yang utama ? Nasihat Paulus kepada Timotius memberik pengertin kepada
kita,Bahwa Kebutuhan Utama kita adalah keselamatan; Ayat 1 Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Hidup di dunia adalah sementara, setelah kita mati, belum berakhir segalanya. Masih ada dunia kekal yang mana setiap orang akan menuju ke sana. Injil sebagai Kabar Baik Menentukan Perjalan Kita,dan itu bukan
nanti tetapi Sekarang. Maka Gereja dan Para Pemberitanya akan terus memberitakan Injil sampai Tuhan Datang..Amin.