Senin, 08 Februari 2021


EMBACAAN ALKITAB :
IBRANI 9 : 11 – 28

TEMA : YESUS KRISTUS MENJADI PENGANTARA PERJANJIAN BARU

1. Tentang Surat Ibrani.

a. Penulis Surat Ibrani ini bukan Rasul Paulus,tetap seseorang yang mendengar dari orang lain yang telah mendengar langsung dari Yesus,maka dipastikan dia adalah Apolos.

b. Surat Ibrani ditujukan “Kepada orang-orang Ibrani”

c. Tujuan Surat Ibrani terutama ditulis kepada orang-orang Kristen Yahudi yang sedang mengalami penganiayaan dan keputusasaan. Jadi Penulis Surat Ibrani berusaha untuk memperkuat iman mereka kepada Kristus dengan menjelaskan secara teliti keunggulan dan ketegasan penyataan Allah dan penebusan di dalam Yesus Kristus.

d. Penulis menunjukkan bahwa penyediaan penebusan di bawah perjanjian yang lama sudah digenapi dan tidak terpakai lagi karena Yesus telah datang dan menetapkan suatu perjanjian yang baru oleh kematian-Nya yang mengerjakan perdamaian antara Manusia dengan TUHAN Allah..

 

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus !

Ada sebuah Nasihat dari Bapak Walikota,yang Nasihatnya begini :”Swab hatimu dengan Alkitab/Firman Tuhan,Vaksin Jiwamu dengan Doa,Cuci TanganMu dengan Memberi/Berdiakonia,dan Jaga Jarak dengan Perbuatan Jahat/Dosa”. Nah--sdr-sdr..

Suatu kali, seorang anak dilarang oleh Ayahnya utk jangan berkerumun. Anak ini kemudian meminta waktu untuk keluar sebentar. Orangtuanya kemudian mengingatkan lagi agar anak itu agar tetap jaga jarak. Entah karena apa, anak ini lupa apa yang diperintahkan orangtuanya. Akibatnya, anak ini dan kedua orang tuanya harus diisolasi. Setelah peristiwa anak itu menangis sekuat-kuatnya di hadapan orangtuanya memohon agar dimaafkan karena sudah menyesali perbuatannya yang tidak menuruti perintah orangtua... Namun sdr-sdr, sepertinya, anak ini kurang memahami apa arti maaf dari orang tuanya.. Satu kali, anak ini mendapat undangan dari teman-temannya. Anak ini meyakinkan orangtuanya bahwa ia akan mematuhi nasihat orang tuanya. Tetapi karena pesta itu meriah anak ini lupa nasihat orang tua,dan ketika pulang ia tidak membersihkan diri, Anak itu segera tersadar kalau Ia telah bersentuhan dengan Ayah dan Ibunya,tidak lama keesokan harinya,Ayah dan Ibunya dinyatakan Positif-tidak tertolong dan kedua orang tuanya meninggal.

Anak ini begitu menyesal bahwa ternya Kedua orang tuanya telah menjadi Korban karena perbuatannya-padahal ia sudah dinasihati dan dimaafkan oleh orang tuanya. Nah !!

 

Sdr-sdr...Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus!

Cerita tadi memberikan pesan moral pada kita bahwa kesempatan selalu ada diberikan pada tiap orang, sampai kesempatan itu habis dengan sendirinya karena tidak dimanfaatkan dengan bijak.

Pertanyaan adalah, bagaimana cara menggunakan kesempatan itu? Inilah firman Tuhan yang akan kita Renungkan saat ini.

1. Apakah kematian Yesus dapat menjadi suatu kesempatan bagi kita?

2. Yesus itu lebih hebat daripada malaikat dan Musa; penggambaran Yesus sebagai imam besar yang pengurbanan tidak dilakukan dengan upacara kurban binatang melainkan dengan darah-Nya sendiri; pengurbanan Yesus membawa penghapusan dosa melayakkan manusia untuk masuk ke tempat yang dijanjikan itu;

3. kitab Ibrani pada dasarnya ingin berbicara bahwa Yesus yang adalah Imam besar sesungguhnya juga sekaligus menjadi kurban persembahan yang berfungsi sebagai pengantara ke dalam perjanjian yang baru.

4. Ketika kita perhatikan ayat 24-25, kalimat di situ ingin menunjukkan bahwa Yesus lebih Besar dari imam besar, seperti Harun  yang sehari-harinya melakukan ritus persembahan pada hari raya penebusan di ruang maha suci buatan manusia. Tetapi, Yesus dikatakan benar-benar masuk ke dalam ruang suci yang disebut sorga itu. Suatu ruang yang bukan diciptakan oleh manusia .Ruang yang sungguh-sungguh tempat Allah hadir.

5. Tentu, ketika Yesus memberikan darah-Nya sebagai persembahan, hal itu menjelaskan bahwa Yesus merelakan nyawa-Nya guna penebusan dosa manusia. Inilah yang harus kita pahami saksama, karena saat mengurbankan diri-Nya, Yesus saat itu seutuhnya manusia biasa seperti kita. Kemanusiaan Yesus membuat-Nya hanya mati satu kali seperti manusia biasa lainnya. Dengan demikian, kematian Yesus tidak terjadi berulang-ulang, tetapi hanya satu kali saja (ay.26-27).

6. Di ayat 28 dikatakan, “Sesudah itu (setelah mencurahkan nyawa-Nya), Ia kan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia”.            Makna dari ayat ini sudah jelas. Ibarat seorang anak dalam cerita sebelumnya sudah dimaafkan melalui pengorbanan orangtuanya, dan tidak ada jaminan bagi anak itu untuk tidak melakukan kesalahan lagi. Demikian pula dengan kita manusia berdosa. Ketika, Yesus menebus dosa kita itu berarti ia telah memberikan kita kesempatan untuk tidak mengulangi keberdosaan kita. Dan, bagi siapa yang dapat memanfaatkan kesempatan itu, berarti mereka adalah orang yang menantikan Yesus, sehingga pada mereka dianugerahkan keselamatan. (ay.29). Dan, jika kita tidak memanfaatkan kesempatan itu, tentu kita akan mengalami seperti apa yang terjadi pada anak kecil yang ada di cerita awal tadi. Inilah yang dimaksud dengan pengurbanan Yesus memberikan kita kesempatan.

Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus! Maka Pesan Firman ini bagi kita adalah :

Pertama, sebagai umat beriman, kita diingatkan untuk benar-benar memahami kesempatan yang Tuhan telah berikan pada kita. Pengurbanan-Nya hanya terjadi satu kali untuk selamanya dan bagi semuanya. Sehingga, kita tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Yang menjadi permasalahan adalah jika kita sebagai umat percaya tidak pernah merasakan pentingnya pengurbanan Yesus di kayu salib sehingga kita kurang memaknainya dalam kehidupan kita.

Terakhir, jika kita dapat merasakan kesempatan yang Tuhan berikan, tentu kita harus benar-benar memanfaatk kesempatan itu dengan baik. Sehingga dalam segala keadaan apapun tidak akan melupakan Tuhan,sekalipun kita berduka cita . Yesus telah mati satu kali untuk keselamatan manusia-Sekali untuk selama-lamanya,karena Dialah Pengantara dalam Perjanjian Baru- Karena itu kita semua diajak untuk memaknai Pengorbanan Darah Kristus dalam kehidupan kita setiap hari,dengan Ungkapan Syukur dan Hormat kepada-Nya-karena Keselamatan sudah dikerjakan didalam Kristus Yesus. Tuhan memberkati Amin.

 

TEMA : KUASAILAH DIRIMU DAN BERITAKANLAH

 

INJIL KRISTUS (ayat 5)

BACAAN :II TIMOTIUS 4 : 1 – 5

1 Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:

2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

5 Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!

 


PENDAHULUAN

Surat 2 Timotius ini adalah salah satu surat pastoral, bersama dengan 1 Timotius dan Titus. Surat kedua Paulus kepada Timotius kemungkinan ditulis pada suatu masa antara Tahun 64 dan 65 M. Ketika Paulus ada di Penjara di Roma,dan sedang menghadapi saat Kematiannya. Jadi Rasul Paulus hendak mendorong Timotius untuk terus memberitakan Injil setelah kematiannya nanti. Dan sejarah mencatat bahwa Paulus dijatuhi hukuman mati dan kemudian dipenggal kepalanya di jalan Ostia, kira-kira 5 km di luar kota. Paulus dan Petrus dibunuh pada saat yang sama. Meskipun Paulus dipenggal kepalanya tapi Petrus (atas permintaannya sendiri) disalibkan dengan kepala di bawah(karena ia merasa tidak layak sisalibkan seperti Yesus).

Dan tantangan yang akan dihadapi Timotius adalah AJARAN GNOSTIK-yang bertentangan dengan Injil. Karena Ajaran Gnostik tidak mengenal Kebangkitan Tubuh. Nah..!! dalam situasi seperti inilah : 1).Paulus akan segera dieksekusi mati. 2). Kaisar Nero yang sedang menghambat Kekristenan,juga ajaran Gnostik,maka Timotius dipersiapkan-dan dia dinasehati dengan Surat 2 Timotius ini.

Jemaat Tuhan yang terkasih.... Hari ini kita hendak merayakan 166 Tahun Pekabaran Injil di Tanah Papua. Maka saya mencatat ada sekitar kurang lebih 54 atau lebih Denominasi Gereja yang hadir sejak setelah Tahun 1855. Dan tentu semua Gereja ini sedang menunaikan Tugas Panggilan Pemberitaan Injil. Dan bagi kita GKI Di Tanah Papua yang lahir dari Pekerjaan Pemberitaan Injil sejak 1855,dan secara khusus kita di Jemaat Pniel Kotaraja;marilah kita mendengarkan Nasihat Paulus kepada Timotius.

Nasihat Paulus kepada Timotius ini kita harus melihatnya bahwa,Nasihat ini ditujukan kepada : GKI sebagai Lembaga Gereja dan kedua Kepada Anggota-Anggotanya. Jadi sdr-sdr.......

Paulus sedang menasihati Timotius untuk memenuhi panggilan pelayanan yang telah Allah percayakan kepadanya (1, 5). Adapun panggilan pelayanan yang ditekankan Paulus: Pertama, panggilan dalam pemberitaan firman Tuhan (2). Paulus menegaskan, kapan pun waktunya dan bagaimanapun keadaannya, Timotius senantiasa perlu siap sedia untuk memberitakan firman, menegor, dan menasihati berdasarkan firman dan kasih (2). Kedua, panggilan dalam pelayanan Kristen. Paulus mengingatkan Timotius agar menguasai diri dan sabar menderita ketika ia melakukan pelayanannya (5). Kedua nasihat itu sangat ditegaskan Paulus (1) dan hal itu terlihat pada penekanan yang sungguh-sungguh, kesaksian yang sepenuh hati, perintah yang ditegaskan dan dorongan yang sangat kuat.

Theologi Naskah.

        Paulus memang sangat mendesak Timotius untuk melakukan kedua panggilan pelayanan itu. Ini bukan tanpa alasan karena memang situasi pada saat itu sungguh kritis. Pertama, karena makin berkembangnya ajaran-ajaran palsu (3-4). Kedua, karena Paulus sadar waktu hidupnya tidak lama lagi. Ia telah menyelesaikan pertandingan dengan baik dan akan menerima mahkota kebenaran dari Allah (6-8). Tidak heran jika Paulus mendesak Timotius agar sungguh-sungguh melaksanakan panggilan pelayanannya dengan segera. Jadi sd-sdr... maka ada 3 Pokok Pikiran yang dapat kita perhatikan dari Ayat 1 s.d Ayat 5. 

1. Mandat Allah (ayat 1-2). 1Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:

2Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

a) Jadi Panggilan Pemberitaan Injil adalah panggilan setiap orang percaya. Memang dalam surat ini secara khusus Paulus memberi mandat kepada Timotius untuk memberitakan firman Tuhan, tetapi perintah atau mandat untuk memberitakan firman Tuhan, bukan berasal dari Paulus, tetapi dari Allah (lihat ayat1-2 band. Mat. 28:18-20; Mrk. 16;15; Kis.1:8). Jadi, bukan semata ditujukan kepada Timotius, tetapi juga ditujukan kepada setiap orang percaya, karena setiap orang percaya adalah imamat yang rajani (band. 1 Ptr. 2:9).

b) Setiap orang percaya berhak dan bertanggung jawab untuk memberitakan firman Tuhan. Tetapi sebagai pemberita ada hal penting yang perlu diketahui agar memiliki pemahaman yang benar dalam memberitakan firman Tuhan. Ayat 1-2 di atas menunjukkan, ada empat hal yang perlu dicermati di balik perintah Allah demi terwujudnya kesadaran dari segenap umat untuk memberitakan firman Tuhan. 

i) Pertama, perintah ini bersifat penting dan mendesak. Paulus berkata, ”aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu” (ayat 1b). Mengingat penting dan mendesaknya pemberitaan firman Tuhan maka Paulus menegaskan agar pelaksanaannya tidak boleh ditawar-tawar, baik dalam situasi dan kondisi apapun – ”siap sedialah baik atau tidak baik waktunya” (band. ayat 2). Dan dua hal yang menjadi alasan mengapa pemberitaan firman Tuhan itu bersifat penting dan mendesak, yaitu: pertama, karena pemberitaan firman Tuhan adalah berbicara tentang TUHAN ALLAH (ayat 1) dan kedua, pemberitaan firman Tuhan membahas masalah kehidupan jemaat Tuhan (ayat 2-4).

ii) Kedua, perintah ini bersifat sakral – ”Di hadapan Allah dan Kristus Yesus...” (ayat 1a). Perintah ini kian menjadi sakral di mana Paulus mengungkapkan pernyataan, ”Demi penyataan-Nya dan demi kerajaan-Nya” (ayat 1c). Gagasannya seperti seseorang yang sedang bersumpah!

iii) Ketiga, perintah untuk memberitakan firman Tuhan bersifat wajib untuk dilaksanakan, bukan bersifat usulan atau sekedar saran. Jadi, perintah memberitakan firman Tuhan perlu untuk ditaati oleh umat Tuhan secara seksama.

iv) Dan yang keempat, perintah ini harus dilakukan dengan penuh semangat. Kata Yunani ”kerrusso” yang diterjemahkan ”beritakanlah..” (ayat 2), sebuah kata kerja yang berarti ”memproklamirkan”. Penggunaannya untuk menunjukkan seorang utusan yang diutus oleh Raja untuk menyampaikan berita yang sangat penting dan mendesak untuk diketahui oleh segenap masyarakat. Seorang pemberita firman Tuhan harus bersemangat dan bersuka cita saat menyampaikan firman Tuhan. Ia juga harus menyadari bahwa dirinya adalah utusan yang harus mewakili dan menyampaikan sesuatu dari sang pengutus, bukan menyampaikan sesuatu dari dirinya.

 

2. Mendatangkan Keselamatan (ayat 3-4).;3Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

4Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

a) Alkitab adalah berita keselamatan dan kebenaran Allah yang memerdekakan (lihat ayat 4 band. Yoh. 8:31-32”"Jikalau kamu tetap dalam firmanKu  ,  kamu benar-benar adalah murid-Ku .dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan  kamu). Jadi Firman itu harus diberitakan kepada setiap orang agar menjadi pedoman bukan sebagai kenang-kenangan, sehingga iman mereka bertambah kian dewasa (Rm. 10:17) dan tidak bercacat cela (1 Tim. 6:14). Dan penghayatan terhadap firman Tuhan akan membuat hidupnya kian bertambah baik (lihat Kis. 17:11). Begitu pula dengan damai sejahtera yang menyelubungi hati adalah hasil yang diperoleh akibat penerimaannya akan firman Tuhan/Injil itu.

b) Kita tahu bahwa Timotius memiliki seorang ayah kafir, tetapi ibunya Eunike dan neneknya Lois adalah orang percaya yang menuntun dia kepada keselamatan (band. 2 Tim. 1:5). Firman Tuhan yang diajarkan kepadanya sejak di usia dini menyebabkan Timotius meresponi keselamatan dari Allah (baca 2 Tim. 3:15b; band. Ef. 1:13; Rm. 10:14-15). Selanjutnya, Paulus kian melengkapi Timotius dengan pengajaran yang benar dan pola hidup yang selaras dengan kebenaran firman Tuhan (band. 2 Tim. 3:10, 14).

 

3. Mentransformasikan Kehidupan (ayat 5); 5Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!

a) Kondisi manusia di saat Paulus menuliskan surat ini, sedang mengalami kemerosotan moral. Ada 19 ciri kemerosotan moral yang sedang terjadi saat itu, yaitu: mencintai diri sendiri, pendusta, sombong dan lainnya (baca selengkapnya dalam 2 Tim. 3:1-9). Paulus menegaskan bahwa kemerosotan moral itu dapat diantisipasi melalui pemberitaan firman Tuhan yang akan mentransformasikan kehidupan bagi siapa saja yang dengan segenap hati mendengarnya (2 Tim. 3:16-17 band. Rm. 10:17). Karena Injil itu mampu mengubah kehidupan manusia.

b) Tetapi Paulus juga menegaskan bahwa upaya transformasi kehidupan itu harus dibarengi dengan cara penyampaian firman Tuhan yang baik dan benar serta keteladan hidup dari sang pengkotbah yang mencerminkan firman Tuhan yang telah dikotbahkannya. Kata ”kuasailah dirimu dalam segala hal” (ayat 5), ini memberi indikasi bahwa pengkotbah/Pemberita Injil bukan semata menguasai teknik berkotbah tetapi juga mampu menguasai kelakuannya. Dalam suratnya yang lain, Paulus mengingatkan Timotius akan konsekuensi penolakan dari jemaat bila hidupnya tidak seperti yang dikotbahkannya (lihat 1 Tim. 4:16 band. 1 Kor. 9:27). Bukankah kotbah yang hidup itu adalah kehidupan dari sang pengkotbah itu sendiri ? Gagasan itulah yang sedang ditekankan oleh rasul Paulus melalui teks ini, sehingga kehidupan umat Tuhan mengalami transformasi oleh pemberitaan firman Tuhan.

 PESAN INJIL

Maka inilah Pesan Pekabaran Injil bagi kita semua di Jemaat GKI Pniel Kotaraja.

Pertama;Sdr-sdr..kalau hari ini kita bisa berkumpul di Gedung Gereja Pniel yang megah ini,maka kita tidak bisa melupakan sejarah Pekabaran Injil. Ketika kita hendak mendengar Sejarah Injil di Tanah tabi,maka kita tidak akan pernah melupakan Zendeling GL.Bink sejak 1892 dalam Perjalanan I,dan Thun 1893 dalam Perjalanan ke II di mana Waro Itaar dan Padai Hamadi dibawa oleh Bink dari kampung Tabati ke Roon- Sejarah ini pun tidak lepas dari Ketika Tuhan Menjamah Tanah Papua,05 Februari 1855. Itulah sebabnya Maka pada Tahun 1910 Pdt.FJF Van Hasselt menempatkan Guru Injil Tanamal ke Metudebi,dan berturut saya mencatat dari buku 100 tahun Injil di Nafri bebrapa nama disebutkan disana adalah :Patihuwean di Nafri tetapi mendapat tantangan dari Adat,dan dalam perkembangan Injil itu maka disebutkan nama-nama guru Yohanes Maitimu,Guru Santo-pekerjaan terhenti,tetapi kasih Tuhan Nyta dimana pekerjaan tetap berjalan dan disebutkan beberapa nama : Laurens Mano,Gerson Bonay,A.Talapessi,F.Palege,Pasalbessy,Aleksander Ohee dan Anthonius Fingkreuw,dan sejak 1956 pdt,Izak Husepuni, dimana GKI Berdiri tahun 1956. Bukankah Pekerjaan Pemberitaan mereka telah mebawa Transformasi dalam Kehidupan Bergereja sampai saat ini. Kemenangan Injil itu membawa Perubahan,dalam Pendidikan,Perilaku,Etika dan cara-cara hidup lama kepada suatu Perubahan karena Iman Percaya.

Kedua; Apakah yang menjadi kebutuhan manusia yang utama ? Nasihat Paulus kepada Timotius memberik pengertin kepada kita,Bahwa Kebutuhan Utama kita adalah keselamatan; Ayat 1 Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Hidup di dunia adalah sementara, setelah kita mati, belum berakhir segalanya. Masih ada dunia kekal yang mana setiap orang akan menuju ke sana. Injil sebagai Kabar Baik Menentukan Perjalan Kita,dan itu bukan nanti tetapi Sekarang. Maka Gereja dan Para Pemberitanya akan terus memberitakan Injil sampai Tuhan Datang..Amin.